Karakter Logo Perusahaan nan Harus Dipenuhi

Karakter Logo Perusahaan nan Harus Dipenuhi

Apabila berbicara mengenai logo perusahaan maka nan ada dalam ingatan ialah suatu produk. Logo membuat konsumen tahu akan keberadaan dari produk tersebut, seperti logo Nestle nan identik dengan produk susu.

Bahkan hanya dengan melihat logo nan disajikan dengan simbol atau logo saja maka konsumen akan mengetahui produk tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa logo perusahaan sudah lama diposisikan dalam pikiran atau benak konsumen.



Logo Perusahaan sebagai Cerminan Awal Perusahaan

Desain kemasan nan biasanya terkumpul semacam bukti diri berbeda-beda, seperti tinjauan produk, izin usaha, bar code , kehalalan, melibatkan pula keputusan nan berkenaan dengan tanda-tanda identifikasi, terutama logo dagang dan logo perusahaan.

Bila kita memerhatikan konduite konsumen di pasar, sering terjadi seseorang membeli logo, terutama barang-barang nan dipandang bisa menaikan gengsi atau statusnya di lingkungan sekitarnya. Contoh jelas, membeli BlackBerry sebab logonya atau mereknya sudah terlanjur beken.

American Marketing Association, menyatakan bahwa, logo perusahaan merupakan nama, sekaligus istilah, juga tanda dan simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal nan dimaksud si pemilik buat mengidentifikasi barang atau jasa nan dimilikinya buat membedakannya dari produk pesaing. (Kotler, 2000). Dilihat dari pengertian nan seperti itu, logo perusahaan dapat juga diartikan sebagai bukti diri khas dari sebuah perusahaan.

Sementara itu, Primo Angeli, seorang packaging designer ternama di Amerika berpendapat bahwa logo perusahaan merupakan cerminan primer sebuah perusahaan dalam menghadapi konsumennya, pesaing, atau lebih luas lagi dunia.

Karena syahdan setiap pembaharuan nan berkaitan dengan logo harus sertamerta ditangani hati-hati, agar tetap bisa tersampaikan suatu pesan nan benar, jelas dengan fidelitas tinggi kepada konsumen nan telah menjadi pelanggan loyal, maupun nan baru, atau bahkan nan tak menyukainya.

Pesan itu harus bisa menyampaikan image tentang suatu produk atau perusahaan (company standars, style philosophy, dan attitude). Apabila pada penciptaan sebuah logo perusahaan terjadi suatu titik sedikit kesalahan, sebab nila setitik, rusak susu sebelangan, sebuah powerful brand bisa menjadi kabar jelek dan menghancurkan dapat dipercaya nan telah suatu perusahaan tersebut.

Dalam packaging design , desain pengemasan campuran antara warna, garis geometris, atau logo perusahaan nan berkaitan dengan bentuk visual atau grafis merupakan kombinasi penting. Logo haruslah dikombinasikan dengan model dan ukuran huruf (typography), kemungkinan modifikasi tampilan grafis dan harmonisasi warna, agar bisa menjadi sebuah visual symbol nan unik, mempunyai karakter, mudah diingat dan distinctive visual qualities .

Contoh dari logo perusahaan nan telah menjadi visual symbol ialah Coca Cola, McDonald’s, Microsoft, dan IBM. Logo-logo tersebut bagi sebagian besar masyarakat, walaupun hanya terlihat selintaspun (tidak perlu dibaca lagi) orang sudah tahu dan begitu familiar bahwa simbol itu ialah milik logo nan bersangkutan. Contoh lainnya, paras Col. Sanders, kakek tua nan menjadi logo dari KFC, nan begitu lengkap sebagai visual symbol.

Dapat dikatakan bahwa logo perusahaan ialah sebuah rancangan atau desain nan pembuatannya benar-benar dilakukan secara apik oleh pihak perusahaan, baik itu tampilan gambar atau logo juga nama. Logo tersebut dibuat dengan maksud agar logo bisa dikenal luas dan bisa dipasarkan dengan unggul atau berbeda di kalangan masyarakat.

Logo mempermudah konsumen mengidentifikasikan produk atau jasa. Logo dapat membuat pembeli konfiden akan memperoleh kualitas barang nan sama”. (Stanton, 1996).



Keunggulan Memiliki Logo Perusahaan

Seperti nan dikemukakan oleh Simamora, bahwa logo perusahaan mempunyai citra lain bagi penjual, yaitu sebagai berikut.

  1. Bagi penjual, logo perusahaan nan dimiliki merupakan sesuatu nan dapat diiklankan dan akan dikenali konsumen bila sedang diperagakan di etalase toko.
  1. Logo perusahaan juga menolong penjual mengendalikan pasar logo sebab pembeli tak mau dibingungkan oleh produk atau jasa nan satu dengan produk atau jasa lainnya.
  1. Logo mengurangi perbandingan harga sebab konsumen akan sukar membandingkan harga dari dua macam harga barang atau jasa dengan logo nan berbeda. Akhirnya bagi para penjual, logo perusahaan bisa menambah ukuran prestise buat dibedakan dari lainnya.


Karakter Logo Perusahaan nan Harus Dipenuhi

Dalam Simamora (2003), agar logo perusahaan menjadi sesuatu nan berbeda dan unggul dari perusahaan maka dalam memberikan logo harus ditunjang dengan karakter logo nan baik buat dapat digunakan. Adapun sifat-sifat logo nan harus dipenuhi, sebagai berikut.

  1. Mencerminkan kegunaan dan kualitas.
  2. Singkat dan sederhana.
  3. Mudah diucapkan, didengar, dibaca dan diingat.
  4. Memiliki kesan berbeda dari logo-logo nan sudah ada.
  5. Mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan tak mengandung konotasi negatif dalam bahasa asing.
  6. Dapat didaftarkan dan mendapat konservasi hukum sebagai hak paten.

Dalam fenomena di pasar, begitu banyak logo nan ada. Semua logo dari setiap perusahaan sudah tentu ingin menampilkan sesuatu nan nantinya selalu dapat dikenal dan diingat oleh setiap orang. “Ada ratusan ribu logo dan tak semua logo itu dikenali konsumen. Logo perusahaan yang kuat memiliki loka di benak konsumen.”

Logo perusahaan nan mengandalkan promosi nan bersifat individual, seperti personal selling dan beberapa teknik direct marketing , sulit membangun logo nan kuat. Hal ini terjadi sebab setiap orang tak mendapat stimuli atau rangsangan nan sama, mengingat promosi dilaksanakan secara individual. Apa nan disampaikan seorang distributor, berbeda dengan nan disampaikan distributor lain.

Menurut Kotler, ada empat pilihan sponsor logo perusahaan, sebagai berikut.

  1. Logo perusahaan dapat diluncurkan sebagai logo produsen, seperti IBM, Indomie, Sosro, dan lain-lain
  2. Logo perusahaan dapat menggunakan nama perantara, ini disebut logo privat (private brand) atau logo toko (store brand) atau logo distributor (distributor brand). Misalnya, Gula Hero dan Beras Hero (keduanya dari Supermarket Hero), roti Aro (dari Makro), dan lain-lain
  3. Menggunakan lisensi, yaitu menggunakan logo perusahaan orang lain dengan membayar sejumlah uang, misalnya kemeja Arrow (dilisensi PT. Great River Industry). Atau PT. Danone, nan menyuntikan logonya pada kemasan Aqua mineral.
  4. Logo perusahaan bersama (Co-branding), yaitu dengan menggabungkan logo nan sudah mapan dari dua perusahaan nan berbeda. Misalnya, Hero, Simpati Air, Bank Bali, Gramedia, manunggal buat menciptakan KualiVa, yaitu keanggotaan berbelanja di perusahaan-perusahaan anggotanya. Atau nan lebih dapat dikenali lagi, ialah ATM bersama, nan merupakan logo gabungan banyak bank.

Maka dari itu, pilihan-pilihan sponsor logo perusahaan di atas, produsen dapat mendistribusikan logonya kepada konsumen sinkron dengan logo produk nan akan diluncurkannya ke pasaran, nan sebelumnya dilakukan analisis pasar nan disesuaikan dengan kebutuhannya.



Mistisme Logo Perusahaan

Membicarakan mistisme logo perusahaan berkaitan dengan sosialisasi orang akan alam hayati dirinya (realm) dengan apa nan dia hasilkan. Sebenarnya studi kesamaan simbologi dalam sebentuk logo sudah diupayakan para sarjana pakar filsafat strukturalis. Dengan ilmu baru bernama Semiologi atau semiotika/simbologi.

Para sarjana tersebut menemukan keterkaitan psikologis antara founder suatu organisasi atau perusahaan dengan logo nan mereka buat. Sebagai contoh jelas ialah rumah produksi dari Michael Jackson (MJ) alm., nan disimbolkan dengan logo grafis berbentuk kaki nan tengah terangkat tumitnya. Menandakan bahwa dirinya sedang melakukan tarian khas Moonwalker. Logo perusahaan tersebut memiliki daya magis nan kuat.

Apa nan disimbolkan oleh MJ dan logo perusahaannya sendiri merupakan bentuk dari mistisisme dirinya, mencoba mengaitkan pengalaman pribadinya, lantas menuangkannya dalam sebentuk logo. Logo kaki nan mengingatkan pada MJ itulah nan dinamakan dengan konotasi. Kaki melayang berkonotasikan MJ.

Mitos dalam logo perusahaan juga dikaitkan dengan hal rumit lainnya, selain sekadar identifikasi keakraban antara pembuat logo, dengan suatu logo nan tercipta. Hal lainnya nan dapat diterapkan adalah, penggunaan elemen lain semacam hitung-hitungan fengshui dalam membuat logo. Sehingga suatu logo perusahaan dikenal memiliki semacam kekuatan magis nan menarik sisi laba atau hoki.

Apakah perkara hoki ini bisa dibenarkan dalam klarifikasi modern dari para pakar di atas? Anda bahkan dapat meng- googling majemuk situs para ‘ahli’ nan mengaitkan antara logo perusahaan dengan fengshui. Tentang keyakinannya apakah sahih atau tidak, sepenuhnya dikembalikan pada mereka nan percaya dan serius.