Beberapa Ketentuan Soal Ujian

Beberapa Ketentuan Soal Ujian

Salah satu baku pendidikan nan harus dilakukan oleh guru ialah baku penilaian. Evaluasi ini krusial karena terkait upaya mengetahui taraf ketercapaian program pendidikan dan pembelajaran. Selanjutnya, dari hasil proses evaluasi ini, maka kita bisa menindaklanjuti program nan ada.

Untuk melakukan proses evaluasi ini, maka kita harus membuat soal ujian. Agar soal ujian bisa disusun dengan baik, maka guru harus mengikuti kaidah penulisan soal . Dengan mengikuti kaidah atau anggaran dalam penulisan soal ini, maka soal nan disusun guru benar-benar sinkron dengan ketentuan nan berlaku.

Aturan dalam penulisan soal ialah tata anggaran nan harus diikuti oleh guru pada saat menyusun atau menulis soal. Kaidah ini ditentukan berdasarkan baku evaluasi dalam global pendidikan. Tujuannya ialah agar tak terjadi defleksi soal nan ditulis dengan program dan tujuan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Setiap guru harus memahami anggaran dalam penulisan soal. Hal ini sebab taraf keberhasilan proses sangat tergantung dan ditentukan oleh strata soal nan kita berikan kepada peserta didik. Semakin tepat soal nan kita ujikan pada peserta didik, maka semakin tepat pencapaian tujuan pendidikan.

Jangan sampai malah gurulah nan menjaid penyebab kegagalan dari anak didiknya. Karena si guru membuat soal ujian tidak sinkron dengan apa nan diajarkan atau tidak sinkron dengan kaidah nan ada.

Malah seharusnya, soal nan dibuat harus selalu mengacu pada anggaran dalam penulisan soal ujian. Hal ini akan memberikan banyak kegunaan bagi anak didik dan juga bagi guru itu sendiri.

Bagi anak didik, mengerjakan soal nan sinkron dengan anggaran dalam penulisan soal akan memudahkan mereka buat mengerjakan soal itu. Karena semua soal nan dibuat tentunya sudah disesuaikan dengan semua materi mata pelajaran nan telah disampaikan, maka sinkron dengan logika, paling tak anak didik tidak akan menemui kesulitan nan bearti dalam mengerjakan soal ujian ini.

Di pihak guru, jika si anak didiknya bisa mengerjakan soal ujian nan sinkron dengan anggaran dalam penulisan soal ujian maka guru bisa mengukur kemampuan anak didiknya dalam menyerap segala materi pelajaran nan telah diberikan di dalam kelas. Serta jika anak didik sukses buat menyelesaikan soal ujian dengan baik maka akan memberikan penghargaan dan kebanggaaan tersendiri bagi si guru.

Untuk itu, memang dalam penulisan soal ujian tak bisa dibuat dengan sembarangan. Penulisan soal ujian ini harus disesuaikan dengan anggaran nan telah dibuat dalam penyusunan atau penulisan soal ujian. Dan anggaran ini memang telah dibuat buat memberikan banyak kegunaan baik di pihak si anak didik maupun di pihak pengajar itu sendiri.



Soal Harus Sinkron Kaidah

Jika kita diperintah buat membuat soal ujian, tentunya hal tersebut merupakan tugas nan ringan. Bukankah soal ujian itu ialah pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi pelajaran nan telah diberikan pada proses pembelajaran?

Ternyata buat membuat soal ujian tidaklah sesederhana itu. Ada beberapa anggaran dalam penulisan soal nan harus kita patuhi agar soal nan kita untuk layak dikerjakan. Kaidah ini harus kita ikuti karena ini merupakan baku penulisan soal nan diberlakukan secara nasional.



Beberapa Ketentuan Soal Ujian

Agar soal nan kita untuk sinkron dengan baku evaluasi pendidikan, maka sudah seharusnya soal-soal tersebut mengikuti ketentuan atau anggaran dalam penulisan soal. Dengan cara seperti ini, maka soal-soal nan dikerjakan peserta didik benar-benar sesuai.

Ketentuan-ketentuan soal nan harus dibuat guru, misalnya:

1. Kalimat pertanyaan harus jelas

Pertanyaan atau soal dalam proses evaluasi bukanlah buat menjebak peserta didik. Oleh sebab itu, kalimat nan digunakan buat penyusunan pertanyaan atau soal haruslah jelas. Dalam konteks ini, guru harus bisa memberikan pertanyaan nan mudah dimengerti oleh peserta didik.

Guru tak boleh, sebaiknya menghindari kalimat-kalimat nan melebar, apalagi ambiguitas dalam kalimat soalnya. Hal ini bisa membingungkan peserta didik. Jika peserta didik bingung, maka proses evaluasi tak mencapai tujuan.

Dengan memberikan pertanyaan menggunakan kalimat nan jelas maka tak akan sampai buat membuat anak didik mengalami kebingungan buat menentukan jawaban buat soal tersebut. Justru diharapkan dengan kalimat nan jelas ini, maka bisa membuat anak didik merasa mudah buat memahami inti dari pertanyaan nan diberikan terlebih lagi bisa buat menentukan jawaban dari pertanyaan dengan mudah.

2. Pertanyaan haruslah valid

Bahwa setiap pertanyaan membutuhkan jawaban. Oleh sebab itu, maka setiap pertanyaan soal harus valid. Dengan kevalidan ini, maka taraf keterjawaban soal oleh peserta didik sangat tinggi.

Dan, soal memang harus bisa dijawab. Jika soal tak berjawab, itu artinya sama dengan pembodohan peserta didik. Apalah artinya sebuah pertanyaan jika ternyata peserta didik tak bisa menjawab, hanya sebab pertanyaan tersebut memang tak ada jawabannya atau tak bisa dijawab. Pada saat membuat soal, maka guru harus benar-benar teliti sehingga pertanyaan nan dibuatnya benar-benar pertanyaan nan valid.

Guru tak boleh membuat soal nan menyebabkan ambigu bagi anak didik. Hal inilah nan disebut dengan tak adanya kevalidan di dalam soal nan telah dibuat. Soal nan seperti ini hanya akan memberikan rasa bingung dalam diri si anak buat menentukan jawaban atau hanya dalam memahami inti dari pertanyaan nan diberikan.

Untuk itu, guru harus bisa meneliti dengan jeli semua pertanyaan nan telah dibuat dalam ujian sekolah. Soal nan ada harus dalam sebuah pertanyaan nan valid dan tidak memberikan rasa bingung di dalam diri anak didik nantinya.

3. Soal harus sinkron dan mengacu pada baku kompetensi lulus

Soal ini dipakai buat mengetahui taraf dominasi peserta didik atas beberapa kompetensi. Anak dikategorikan sukses jika hasil proses evaluasi bisa mencapai taraf kompetensinya.

Pada setiap mata pelajaran, guru menentukan baku kompetensi lulus (SKL). SKL ini ditentukan buat mengetahui taraf ketuntasan peserta didik saat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Untuk penentuan SKL ini guru mendasarkan kepada kuantitas materi pembelajaran nan harus diikuti oleh peserta didik.

Jika soal sinkron dan mengacu pada baku kompetensi lulus (SKL), maka hasil nan diperoleh peserta didik benar-benar menggambarkan kemampuan atau kompetensi peserta didik pada mata pelajaran tersebut.

Hal inilah nan harus dipatuhi oleh setiap guru nan memiliki tugas dan kewajiban buat membuat soal ujian. Baku Kompetensi Lulus ini dibuat buat menjadi arahan nan akan mengarahkan guru agar terus mengacu pada SKL ini.

SKL dibuat dengan beberapa poin di mana setiap poin bisa buat dikembangkan menjadi soal. Dan dengan ini maka nan harus dipahami oleh anak didik ialah inti poin dari nan ada di setiap SKL ini. dengan memahami hal ini maka akan memudahkan anak didik buat mampu menjawab soal nan ada.

Setiap poin di dalam SKL memang bisa buat dikembangkan menjaid beraneka jenis soal nan ada. Hanya saja semua soal nan dibuat dengan mengacu pada SKL ini akan bermuara pada sebuah inti nan sama. Di sini, anak didik hanya dibutuhkan buat memahami inti materi ini sehingga bisa buat menjawab pertanyaan atau soal ujian dengan mudah.

Terlebih saat ini SKL bukanlah sebuah hal nan dianggap rahasia. Justru SKl disebarkan kepada anak didik dengan mudah. Dengan tujuan agar anak didik pun mengetahui masalah SKl ini dan kemudian bisa buat memperlajarinya dan juga memahami dari setiap inti materi nan ada di dalam SKL. Sekali tujuannya akan bermuara pada kemampuan dan kemudahan si anak didik buat menjawab seluruh soal nan ada di dalam ujian.

Aturan dalam penulisan soal dalam global pendidikan memang sangat krusial buat diketahui dan dipahami oleh guru. Hal ini agar proses pendidikan dan pembelajaran nan diselenggarakan di sekolah bisa dievaluasi atau dinilai secara proporsional dan obyektif. Hanya dengan cara seperti ini, maka program peningkatan kualitas proses dan hasil proses benar-benar bisa kita capai sinkron harapan.

Saat ini ujian seakan dianggap sebagai sebuah momok tersendiri bagi anak didik sekolah. Karena terkadang begitu sulit buat dipecahkan. Namun kemudian dibuatlah anggaran atau kaidah penulisan soal. Dengan mengarah pada anggaran ini maka diharapkan bentuk soal tidak akan lagi menyulitkan anak didik sehingga mereka bisa menjawab semua pertanyaan dengan mudah dan tepat.