Sasaran Fisiologi Tanaman

Sasaran Fisiologi Tanaman

Untuk dapat membuat suatu tanaman tumbuh dengan baik, diperlukan berbagai wawasan dan ilmu pengetahuan nan dapat mendukung praktik pemeliharaan tumbuhan tersebut. Salah satu ilmu nan harus dipelajari sebelum mempraktikkan berbagai percobaan media tanam ialah ilmu biologi.

Biologi ialah ilmu nan mempelajari segala hal tentang makhluk hidup, termasuk Fisiologi tanaman sebagai salah satu cabang ilmu tersebut. Menurut definisinya, fisiologi tanaman merupakan bagian cabang ilmu biologi nan mempelajari tentang berbagai proses metabolisme buat membuat tanaman tetap bertahan hidup.

Proses tersebut terjadi di dalam tubuh tanaman. Proses metabolisme tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor nan melingkupi lingkungan mikro tanaman tersebut. Proses metabolisme tumbuhan bisa dijelaskan melalui majemuk prinsip fisika dan kimia.

Oleh sebab itu, seorang pakar fisiologi tanaman patut memahami berbagai konsep dasar ilmu fisika dan kimia. Kedua ilmu ini ialah bekal primer buat memperdalam fisiologi tanaman, selain ilmu biologi tentunya. Mengapa demikian? Karena proses metabolisme dalam tubuh sebagian besar melibatkan proses secara fisik dan kimiawi. Sebagai contohnya ialah enzim.

Reaksi enzimatis dipelajari dalam ilmu kimia, khususnya biokimia. Sedangkan fungsi enzim sebagai katalisator atau pun peningkatan suhu nan berpengaruh dalam kerja enzim, dipelajari dalam ilmu fisika. Selain pengertian enzim sendiri dan sifat-sifatnya nan diperdalam melalui biologi.



Definisi Fisiologi Tanaman

Seperti nan sudah disebutkan di atas, fisiologi tanaman ialah salah satu cabang ilmu biologi nan di dalamnya kita dapat mempelajari berbagai hal mengenai proses metabolisme nan terjadi pada tubuh tanaman atau tumbuhan. Proses metabolisme tersebutlah nan menyebabkan tumbuhan tersebut bisa hidup.

Dengan mempelajari ilmu fisiologi, kita dapat mengetahui bagaimana sinar matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan buat menghasilkan makanan berupa karbohidrat dari bahan standar anorganik nan berupa karbon dioksida dan air. Lantas, kita juga dapat mengetahui mengapa tumbuhan sangat membutuhkan air, serta jenis tumbuhan apa saja nan memerlukan kadar air lebih tinggi atau lebih rendah daripada tumbuhan lainnya.

Dengan kata lain, ilmu fisioligi ini dapat membuat kita memahami berbagai jenis tanaman beserta cara tumbuh kembangnya sehingga kita juga dapat membudidayakan tanaman tersebut dengan cara nan tepat dan sinkron dengan habitat hayati tanaman nan hendak dibudidayakan tersebut.

Berbagai gejala fisik dan kimiawi juga dapat diketahui melalui pemahaman kita mengenai ilmu fisiologi tersebut. Misalnya saja, dalam menjelaskan proses metabolisme pada tumbuhan, diperlukan pengetahuan pula mengenai prinsip dasar fisika dan kimia nan keduanya saling berkaitan satu sama lain dalam hal ini. Artinya, ada keterkaitan nan sangat jelas antara prinsip biologi dalam fisiologi tumbuhan dengan prinsip kimia dan fisika nan juga berpengaruh di dalamnya.



Jenis-Jenis Fisiologi Tanaman

Ternyata fisiologi tanaman selain menjadi cabang dari ilmu biologi, juga menjadi induk dari beberapa disiplin ilmu nan lain. Fisiologi tanaman bisa dibagi menjadi beberapa bagian nan disesuaikan dengan pokok bahasan masing-masing. Jenis-jenis fisiologi tersebut ialah sebagai berikut.

  1. Fisiologi Tanaman Taraf Tinggi, yakni cabang ilmu fisiologi nan secara spesifik mengkaji berbagai proses metabolisme pada tanaman budidaya. Bagian fisiologi nan satu ini memperdalam proses metabolisme pada tanaman budidaya dan tanaman nan tak dibudidayakan oleh manusia. Ilmu ini tak termasuk monera, protista atau pun fungi.
  2. Fisiologi Lepas Panen, yakni cabang ilmu fisiologi nan mengkaji tentang proses fisiologi nan terjadi pada organ hasil panen. Reaksi nan terjadi pada proses fisiologi tersebut biasanya bersifat katabolik atau bersifat menguraikan senyawa bermolekul besar dan kompleks seperti selulosa, pati, asam nukleat, lemak, dan lain-lain menjadi senyawa nan bermolekul kecil atau lebih sederhana. Usaha manipulasi tersebut bertujuan buat memperpanjang kesegaran organ hasil panen sehingga menjadi tujuan primer dari pengkajian fisiologi lepas panen. Bagian fisiologi tanaman nan satu ini lebih menelaah proses fisiologi nan terjadi pada organ tanaman, khususnya organ tanaman nan telah dipanen. Tujuan dari ilmu ini ialah memperpanjang kesegaran organ hasil panen dengan cara memanipulasi reaksi katabolis tersebut, sehingga organ seperti buah hasil panen tak lekas membusuk.
  3. Ekofisiologi, yakni cabang ilmu fisiologi nan merupakan gabungan antara ilmu lingkungan (ekologi) dengan fisiologi tanaman). Ilmu ini membahas pengaruh berbagai faktor lingkungan terhadap berbagai proses metabolisme tumbuhan, baik berupa pengaruh positif maupun pengaruh negatif bagi tumbuhan dan hubungannya dengan kepentingan manusia.
  4. Fisiologi Benih, yakni cabang ilmu fisioligi nan mempelajari berbagai proses perkecambahan benih nan juga melibatkan berbagai tahapan dan proses nan meliputi proses tersebut. Ilmu fisiologi ini mempelajari proses perkecambahan benih. Bagaimana tahapannya, faktor-faktor apa nan memengaruhinya, dan bagaimana memanipulasinya.


Sasaran Fisiologi Tanaman

Organisme nan menjadi fokus pembahasan fisiologi tanaman tidaklah terbatas pada jenis tanaman tertentu. Namun lebih jauh dari itu, fisiologi tanaman membahas seluruh proses metabolisme tanaman. Baik organisme nan terdiri dari beberapa sel, hingga organisme taraf tinggi dengan miliaran sel.

Menurut sistem klasifikasi nan berlaku hingga saat ini, fisiologi tanaman mengkaji tentang metabolisme pada organisme seperti monera, protista (misalnya beberapa jenis ganggang dan lumut), fungi atau jamur, serta plantae atau tumbuhan tinggi.

Meski demikian, sebagian besar ilmu fisiologi tanaman, masih menitikberatkan kepada organisme taraf tinggi khususnya dari kelompok Plantae . Kemungkinan besar sebab morfologinya nan makroskopis dan mudah dalam memberikan perlakuan.

Beberapa kelompok Plantae nan berada di sekup besar fisiologi tanaman ialah ganggang hijau, tanaman berdaun jarum, hingga kelompok monokotil (tumbuhan dengan biji berkeping satu) dan dikotil (tumbuhan dengan biji berkeping dua).



Berbagai Hal Mengenai Fisiologi Tanaman

Beberapa hal krusial nan perlu diketahui dalam ilmu fisiologi tanaman ialah bagaimana kita melakukan pengamatan terhadap proses fisiologis. Analisis tersebut meliputi berbagai pengamatan, perhitungan, serta interaksi nan bervariasi antara proses tumbuh kembangnya tanaman dengan hasilnya. Artinya, dengan proses pertumbuhan nan baik, maka akan didapatkan hasil tanaman nan baik pula sebab didukung oleh berbagai faktor lingkungan nan cocok dengan karakter tumbuhan tersebut.

Elemen lingkungan nan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan suatu tanaman ialah air, udara, dan cahaya. Artinya, fisiologi tanaman juga merupakan ilmu mengenai peristiwa alamiah nan terjadi pada tumbuhan sehingga ia dapat hayati dan memberikan banyak kegunaan terhadap lingkungan hayati sekitarnya. Peristiwa alamiah tersebut meliputi proses, fungsi, dan berbagai respon tumbuhan terhadap lingkungan sekitarnya.

Proses tersebut akan berlangsung secara berkesinambungan sebab menyangkut cara tanaman bertumbuh dan berkembang. Berbagai proses tersebut antara lain ialah proses fotosintesis, respirasi, absorbsi ion, pembuangan, translokasi enzim, dan lain-lain.

Dengan kata lain, ada beberapa faktor nan perlu diketahui dalam hubungannya dengan fisiologi tanaman. Faktor tersebut ialah :

  1. Faktor genetik
  2. Air, cahaya, dan udara.
  3. Hama dan penyakit tanaman.
  4. Kondisi tanah.
  5. Proses fisiologis.

Selain itu, kita juga perlu mengetahui beberapa konduite tumbuhan agar bisa mengklasifikasi proses fisiologi tertentu. Ciri-ciri kelakukan tumbuhan tersebut ialah sebagai berikut.

  1. Tidak bisa bergerak.
  2. Melakukan proses metabolisme karbon.
  3. Memiliki kebutuhan hara mineral nan sinkron dengan kondisi tanah.
  4. Memiliki alat tersendiri buat memproteksi diri dari kekurangan atau kehilangan kadar air.
  5. Memiliki dinding sel sebagai sistem pendukung struktural.
  6. Memiliki alat transportasi air.
  7. Memiliki alat perlindungan terhadap berbagai kondisi alam, seperti angin, kekeringan, dingin, dan sinar matahari nan terlalu berlebihan.
  8. Memiliki struktur dan alat reproduksi spesifik buat proses reproduksi tanaman.