Komunikasi sebagai Ilmu nan Multidisiplin

Komunikasi sebagai Ilmu nan Multidisiplin

Manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Saling ketergantungan ini bisa dijalin secara baik jika terjadi komunikasi nan baik. Pentingnya komunikasi , dengan media bahasa nan saling dipahami, bisa dirasakan oleh kita ketika kita membutuhkan donasi orang lain. Adapun caranya sudah sangat beragam. Dapat berkomunikasi secara langsung (tatap muka), atau secara tak langsung, seperti melalui telepon.

Menurut KBBI, komunikasi ialah pengiriman dan penerimaan pesan atau warta antara dua orang atau lebih sehingga pesan nan dimaksud bisa diterima. Dengan berkomunikasi, kita bisa saling berhubungan satu sama lain, baik di rumah, sekolah, loka kerja, lingkungan masyarakat, maupun di mana saja kita berada.

Berkomunikasi pun tak hanya dengan sesama manusia, tetapi juga kita dapat berkomunikasi dengan Sang Maha Pencipta beserta seluruh ciptaannya. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita gunakan buat berkomunikasi. Disadari atau tidak, komunikasi menentukan kualitas hayati kita. Sebab, komunikasi bukan hanya sebagai ilmu pengetahuan, melainkan juga merupakan seni bergaul.

Mungkin kita pernah merasa kurang simpati kepada seseorang sebab cara bicaranya nan tak mengenakan hati. Verdeber berpendapat ada 4 strata tujuan orang berkomunikasi.

  1. Pada taraf sosial pertama, orang berkomunikasi buat kesenangan belaka.
  2. Pada taraf sosial kedua, orang berkomunikasi buat menunjukkan keterkaitannya dengan orang lain.
  3. Pada taraf sosial ketiga, orang berkomunikasi buat membangun dan memelihara hubungan.
  4. Pada taraf sosial keempat, mereka berkomunikasi buat menegaskan hubungan-hubungan mereka.

Secara umum, komunikasi pun bukan hanya berbicara secara verbal, melainkan juga secara nonverbal (bahasa tubuh). Terkadang bahasa verbal sejalan dengan bahasa nonverbalnya. Artinya, apa nan diucapkan sinkron dengan telatah tubuh nan diperlihatkan.

Tetapi, ada kalanya bertentangan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan, ”Saya tak bohong.” Kita bisa memastikannya dengan gerak-gerik, aktualisasi diri nan ditampilkannya. Kita bisa mengetahui dari bahasa nonverbalnya bahasa tubuh) apakah dia benar-benar tak berbohong atau sebaliknya.

Membaca bahasa tubuh seseorang secara objektif memang tak mudah. Hal ini memerlukan latihan intensif. Caranya adalah dengan berlatih membaca unsur-unsur bahasa badan. Kemudian kita juga bisa berlatih membaca keserasian antara bahasa lisan dan bahasa badan.

Sebagai contoh, apabila kita sedang duduk berbicang-bincang dengan seseorang, perhatikan posisi badannya. Perhatikan posisi tangannya, kakinya, telatah kepalanya, dan jeda antara dia dan kita. Perhatikan cara dia duduk pada saat pertama kali berbincang dengannya dan perubahan nan terjadi selanjutnya. Perhatikan, apakah dia melindungi (menutup) mulut dengan tangannya sewaktu berbicara?

Beberapa ahli komunikasi berpendapat bahwa seseorang nan berbicara sambil melindungi mulut dengan tangan menunjukkan orang itu tak meyakini apa nan sedang dibicarakannya. Dia mungkin berdusta, memutarbelitkan perkara, ragu, atau tak percaya kepada apa nan dia sendiri katakan.

Begitu pula dengan orang nan selalu menyilangkan tangannya di antara dada dan perut ketika berbicara, dia cenderung defensif dan sukar buat menerima pendapat kita.



Fungsi Komunikasi

Begitu pentingnya komunikasi dalam hayati manusia, maka Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain supaya manusia bisa mengontrol lingkungannya, beradaptasi dengan lingkunagn loka mereka berada, serta melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya.

Selain itu ada beberapa pihak menilai bahwa dengan komunikasi nan baik, interaksi antarmanusia bisa dipelihara kelangsungannya. Sebab, melalui komunikasi dengan sesama manusia kita dapat memperbanyak sahabat, memperbanyak rezeki, memperbanyak dan memelihara pelanggan, dan juga memelihara interaksi nan baik antara bawahan dan atasan dala suatu organisasi. Pendek kata komunikasi berfungsi menjembatani interaksi antarmanusia dalam bermasyarakat.

Fungis lain komunikasi dilihat dari aspek kesehatan, ternyata kalangan dokter jiwa menilai bahwa orang nan kurang berkomunikasi dalam arti terisolasi dari masyarakatnya mudah kena gangguan kejiwaan atau depresi dan kurang percaya diri, serta menderita kanker, sehingga memiliki kesamaan cepat wafat dibanding dengan orang nan bahagia berkomunikasi. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa jika engkau ingin berusia panjang, lakukankalah silaturahmi, dengan kata lain berkomunikasilah.

Fungsi-fungsi komunikasi juga dapat ditelusuri dari tipe komunikasi itu sendiri. Tipe komunikasi itu dibagi menjadi empat macam yakti komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi publik dan komunikasi massa. Komunikasi dengan diri sendiri berfungsi buat mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan.

Melalui komunikasi dengan diri sendiri, orang bisa berpikir dan mengendalikan diri bahwa apa nan ingin dilakukan mungkin saja tak menyenangkan orang lain. Jadi, komunikasi dengan diri sendiri bisa meningkatkan kematangan berpikir seelum bertindak. Ia merupakan proses internal nan bisa membantu dalam menyelesaikan suatu masalah.

Adapun fungsi komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan interaksi insani, menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengutrangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

Komunikasi publik berfungsi buat menumbuhkan semangat kebersamaan atau solidaritas, memengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik, dan menghibur. Bagi orang nan terlibat dalam proses komunikasi publik, dengan mudah ia menggolongkan dirinya dengan kelompok orang banyak. Ia berusaha menjadi bagian dari kelompok sehingga sering kali ia terbawa oleh pengaruh kelompok itu.

Komunikasi massa, berfungsi buat menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hayati seseorang. Akan tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi nan begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar, menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan. Berikut beberapa fungsi komunikasi massa:

  1. Informasi, yakni kegiatan buat mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang dapat mengetahui keadaan nan terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internasional.
  2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sinkron nilai-nilai nan ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.
  3. Motivasi, yakni mendorong orang buat mengikuti kemajuan orang lain melalui apa nan mereka baca, lihat, dengar lewat media massa.
  4. Bahan diskusi, nan menyediakan informasi sebagai bahan diskusi buat mencapai persetujuan dalam hal disparitas pendapat mengenai hal-hal nan menyangkut orang banyak.


Komunikasi sebagai Ilmu nan Multidisiplin

Pentingnya komunikasi dapat dilihat dari pengembangan ilmu komunikasi itu sendiri, di mana sebagai ilmu nan multidisiplin. Sebagai ilmu nan bisa diterapkan dalam hayati bermasyarakat, komunikasi telah lama menarik perhatian para ilmuwan dari luar bidang komunikasi sendiri. Mereka umumnya ialah ahli nan punya nama dalam bidangnya, kemudian tertarik mempelajari aspek-aspek komunikasi.

Hasil studi nan mereka lakukan, selain mendukung bidang kepakarannya, juga telah memberi sumbangan nan tak kecil terhadap kelahiran ilmu komunikasi sebagai kajian ilmiah.

Sebelumnya, komunikasi dalam proses pertumbuhannya merupakan studi retorika dan jurnalistik nan banyak berkaitan dengan pembentukan pendapat umum. Oleh sebab itu, dalam peta ilmu pengetahuan, komunikasi dinilao oleh banyak pihak sebagai ilmu nan monodisiplin nan berinduk pada ilmu politik.

Pengertian monodisiplin di sini melihat kedudukan ilmu itu berdiri sendiri dengan cirinya sendiri, seperti halnya ilmu teknik, ilmu kimia, ilmu sastra, ilmu pertanian. Namun, dengan perkembangan masyarakat nan begitu cepat, terutama kemajuan di bidang genetika dan teknologi komunikasi, maupun di bidang-bidang lainnya telah membawa akibat makin kaburnya batas-batas kewenangan dan fungsi beberapa ilmu pengetahuan, sehingga ilmu nan tadinya monodisiplin cenderung multidisiplin.

Dengan kemajuan seperti ini, ilmu komunikasi nan tadinya hanya dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan ilmu sosialo politik, tumbuh dan diajarkan hampir disemua disiplin ilmu, apakah itu kedokteran, ekonomi, pertanian, hukum, dan ilmu-ilmu sosial itu sendiri.

Dengan realita seperti ini, ilmu komunikasi makin disadari bukan lagi sebagai ilmu nan monodisiplin nan berinduk pada ilmu politik, namun cenderung makin diakui sebagai ilmu nan multidisiplin nan terbuka dan dibina banyak disiplin ilmu. Oleh sebab itu pula, terdapat banyak definisi komunikasi nan dibuat oleh para ahli nan memiliki latar belakang keahlian nan berbeda satu sama lain, namun perbedaan makna ilmu komunikasi itu tetap fokus pada hubunga antarmanusia dalam konteks pertukaran pesan nan memiliki makna.

Untuk memahami komunikasi sebagai ilmu nan multidisiplin, ada baiknya lebih dahulu dilihat bagaimana kedudukan ilmu komunikasi dalam konteks ilmu pengetahuan. Komunikasi memiliki filsafat bahwa kehidupan manusia sesungguhnya ditentukan oleh tiga unsur, yakni unsur biologis,, unsur fisik dan unsur sosial.

Dengan unsur biologis dimaksudkan bahwa manusia buat mempertahankan hidupnya di atas bumi ini memerlukan makanan nan berasal dari tumbuhan dan hewan. Selain unsur biologis, manusia juga memerlukan udara, air dan tanah, serta kolaborasi dengan manusia lainnya buat dan mencapai tujuan hidupnya.