3. Pendekatan Sistem Sosial

3. Pendekatan Sistem Sosial

Bagi sebuah perusahaan, sumber daya manusia merupakan aset nan tidak ternilai. Sumber daya manusia (pegawai) merupakan subjek-subjek nan menjalankan roda sebuah perusahaan. Oleh sebab pentingnya sumber daya manusia tersebut, setiap perusahaan memiliki manajemen SDM dan menerapkan kualifikasi tersendiri terhadap proses rekruitmen pegawai baru.



Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia

Di sektor manapun, tak hanya di perusahaan, sumberdaya manusia memegang peranan krusial akan maju mundurnya sebuah lembaga. Sumber daya manusia nan potensial dan memiliki pandangan hidup kerja nan tinggi biasanya menjadi tumpuan asa perusahaan buat mengembangkan dan membantu mengarahkan perusaaan ke arah dan ke taraf nan lebih tinggi dibanding sebelumnya.

Sumber daya manusia merupakan manusia nan bekerja pada lingkungan sebuah organisasi. Kita mengenalnya dengan istilah pekerja, tenaga kerja, personil atau karyawan. Untuk mengatur sumber daya manusia tersebut diperlukan sebuah manajemen nan memberikan anggaran akan berbagai hal nan berhubungan dengan sumberdaya manusia.

Sebenarnya apa manajemen sumberdaya manusia tersebut? Manajemen sumber daya manusia, selanjutnya disebut manajemen SDM, sebagaimana nan didefinisikan oleh Edwin B. Flippo ialah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan supervisi kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian komponsasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan divestasi sumber daya manusia agar tercipta berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.

Mary Parker Follet memberikan definisi tersendiri. Menurutnya, manajemen SDM ialah suatu seni buat mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain buat melaksanakan berbagai pekerjaan nan diperlukan, atau dengan kata lain tak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Manajemen SDM ialah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap idnvidu anggota organisasi atau kelompok bekerja. Manajemen ini juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, penilaian kerja, kompensasi karyawan, dan interaksi perburuhan nan mulus. Definisi ini dikemukakan oleh Henry Simamora.

Dari beberapa pengertian tersebut jelas bahwa manajemen SDM merupakan serangkaian kegiatan dalam nan disusun sedemikian rupa buat mencapai sebuah tujuan nan telah ditetapkan.



Pendekatan Masalah Sumber daya Manusia

Mengurus pegawai bukan perkara nan mudah. Banyak sedikitnya jumlah pegawai akan berpengaruh pada pengelolaannya. Jumlah pegawai sedikit tentu akan sedikit pula permasalahannya, tetapi semakin banyak jumlah karyawan maka jumlah permasalah akan semakin banyak pula.

Setidaknya, terdapat tiga pendekatan buat mengetahui permasalahan pegawai.



1. Pendekatan Mekanis

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nan pesat sekarang ini dirasakan pula pada sektor industri. Sekarang ini, perusahaan berlomba-lomba menerapkan berbagai mesin elektronis buat memperbesar kapasitas produksi dan membawa kemajuan dalam hal efisiensi kerja.

Akan tetapi, pada perusahaan nan tadinya menerapkan pegawai padat karya, pemakaian alat-alat elektronis mengancam keberlangsungan dirinya sebagai karyawan perusahaan. Selanjutnya, dapat ditebak muncul berbagai permasalahan muncul.

Pendekatan mekanis digunakan dalam manajemen SDM buat menanggulangi munculnya masalah nan diakibatkan oleh alih fungsinya teknologi, yaitu:

- Munculnya pengangguran teknologis nan disebabkan sebab penggunaan teknologi dan mesin-mesin baru nan lebih efisien dan efektif sehingga mengurangi penggunaan manusia dalam menghasilkan produk.

- Kehilangan pekerjaan berarti kehilangan sumber mata pencaharian.

- Konservasi terhadap hak-hak pegawai dari berbagai anggaran nan merugikan pegawai. Biasanya organisasi pegawai atau perkumpulan buruh akan menaungi kepentingan pegawai dari perlakuan manajemen nan menyalahi aturan.

- Pegawai akan demotivation dampak kurang adanya penghargaan dari pihak manajemen perusahaan akan prestasi dan kecerdasan pegawai dalam melakukan kewajibannya.



2. Pendekatan Paternalisme

Konsep pendekatan ini menekankan pada interaksi nan bergerak maju seperti interaksi ayah dalam melindungi karyawan sebagai anaknya.

Pendekatan paternialisme memiliki ciri:

- Penyelenggaraan dan pelaksaan sebuah program nan disusun oleh manajemen terhadap pegawai tak didasarkan pada kegunaan dari diselenggarakannya program tersebut.

- Aplikasi program disusun dan penyelenggaraanya semata-mata berada pada pihak manajemen sebagai penentu kebijakan.



3. Pendekatan Sistem Sosial

Perusahaan merupakan sistem sosial nan kompleks dan beroperasi pada sistem nan kompleks pula dengan segala tata anggaran nan menjadi dasar berjalannya sistem perusahaan. Ketiga bentuk pendekatan tersebut dapat diaplikasikan sinkron dengan keadaan dan kebijakan dari pihak manajemen.

Tentu setiap perusahaan memiliki manajemen SDM berbeda nan didasarkan pada ciri perusahaan dan pegawai nan dimilikinya.



Tantangan Manajemen SDM

Mengatur manusia dalam hal ini mengatur pegawai memang bukan merupakan perkara gampang. Setiap perusahaan memiliki peraturan nan telah disusun agar dapat berjalan sinkron koridornya. Masalahnya, apakah semua pegawai bisa mematuhi anggaran tersebut? Itu baru satu masalah.

Bagaimana dengan munculnya permasalahan dari luar nan sedikit banyak mengganggu pada stabilitas perusahaan? Itu cerita lain, dan keduanya harus memiliki jalan keluar nan sama. Karena permasalahan tersebut akan menjadi sebuah tantangan serius manakala tak dapat diselesaikan dan berlarut-larut.

Tantangan nan harus dihadapi dalam manajemen ini terdiri atas tiga kategori, yaitu tantangan intern, tantangan personal, dan tantangan ekstern.



1. Tantangan Intern

Tantangan ini berasal dari struktur organisasi perusahaan dari mulai pihak manajemen sampai pada pihak pegawai sebagai pelaksana produksi. Untuk mengatasi tantangan intern ini, manajemen SDM nan handal sangat diperlukan. Berbagai langkah nan dapat diambil yaitu:

- Meningkatkan supervisi sebagai upaya pencegahan munculnya permasalahan dan mengusahakan agar setiap persoalan bisa diselesaikan secepatnya dan tak dibiarkan berlarut-larut dan dapat berkembang menjadi persoalan besar.

- Bertindak aktif dan segera mengambil langkah-langkah pengamanan. Hal ini dilakukan agar masalah nan timbul tak melebar ke mana-mana dan lepas kendali.

- Perusahaan memerlukan manajer nan dapat bekerja dalam menghadapi kompetisi dan dapat mengungguli pesaing-pesaing bisnisnya.



2. Tantangan Personal

Tantangan personal lebih menitikberatkan pada segi profesionalitas pegawai dalam bekerja. Perusahaan menuntut agar pekerjanya mampu memberikan prestasi terbaiknya sehingga perusahaan akan mendapatkan kegunaan sebesar-besarnya. Untuk itu, tanggung jawab personal pegawai dituntut sedemikian rupa oleh anggaran perusahaan. Sebaliknya, perusahaan harus bisa memberikan feedback positif sinkron dengan tuntutannya pada pegawai.



3. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal merupakan kekuatan nan berasal dari luar nan memengaruhi kegiatan bisnis atau perusahaan nan berdampak langsung pada manajemen SDM, baik langsung maupun tak langsung. Untuk menghadapi berbagai tantangan eksternal, perusahaan bisa melakukan beberapa hal:

- Melakukan supervisi terus menerus perkembangan bisnis dari sumber-sumber informasi media cetak dan media televisi nan banyak mengungkap dan menyiarkan warta bisnis nan dapat dijadikan sebagai arah pengembangan bisnis perusahaan ke depannya.

- Respon cepat pada setiap informasi bisnis dengan menganalisisnya nan kemudian menghasilkan tanggapan dan hasil nan paling tepat buat mengembangkan, mempertahankan dan/atau menghentikan kegiatan bisnis dan kebijakan manajemen SDM nan sedang berjalan.

Selain dari ketiga tantangan di atas, terdapat tantangan lain nan tidak kalah pentingnya buat keberlangsungan pengelolaan manajemen ini bagi sebuah perusahaan. Misalnya:

- Masih banyak top manajer dan manajer pembantunya nan belum memahami tujuan dan fungsi dari manajemen SDM dalam mengembangkan organisasi perusahaan buat berkembang ke taraf nan lebih baik.

- Masih banyak top manajer nan kurang dapat mengelola, tak memahami dan tak menyadari bahkan tak melaksanakan tanggung jawabnya di loka kerjanya masing-masing. Sebuah pengelolaan manajemen SDM nan baik, tentu akan memiliki pengaruh nan positif bagi terlaksananya fungsi dan tujuan perusahaan.

Sikap profesionalitas harus ditegakkan baik dari pihak top manajer, manajer bawahannya, sampai pegawai buat mencapai target-target bisnis perusahaan. Dengan demikian, manajemen SDM ini bukan hanya teori semata tetapi lebih dapat diaplikasikan dalam struktur organisasi perusahaan.