Walter Chirstaller

Walter Chirstaller

Ilmu geografi memiliki banyak cabang. Di antara beberapa cabang dari ilmu geografi tersebut adalah: geografi agraria, geografi sosial, geografi manusia, geografi bumi, dan geografi ekonomi . Yang terakhir ialah berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu lainnya, yakni ilmu sosial dan ilmu ekonomi.



Geografi Ekonomi

Sebelum bicara lebih jauh tentang geografi ekonomi, ada baiknya Anda memahami apa itu pengertian dari geografi ekonomi itu sendiri. Geografi ekonomi ialah suatu kajian lokasi, pengertian dan mempelajari suatu susunan ruang aktivitas ekonomi nan ada di seluruh dunia.

Adapun hal nan diteliti oleh ilmu ini sangat dipengaruhi oleh pendekatan teori si peneliti itu sendiri. Sebagi contoh, ialah Alfred Weber, beliau ialah seorang pakar teori lokasi neoklasik nan cenderung mengadakan penelitian pada lokasi perindustrian dan memakai pendekatan kaidah kuantitatif, misalnya.

Selanjutnya apa nan dilakukan oleh Alfred Weber, kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh beberapa penerusnya, hingga menelurkan beberapa teori baru, yakni:

  1. Ekonomi politik Marxisme, nan merupakan pecahan dari karya David Harvey.
  2. Geografi ekonomi baru, nan mengambil wilayah-wilayah penelitian dari faktor sosial, budaya, institusi dan wilayah ekonomi ruang.

Lebih lanjut lagi bahwa geografi ekonomi itu sendiri ialah bagian dari sub-bidang disiplin ilmu geografi murni.

Selanjutnya geografi ekonomi terus berkembang dan memiliki definisi-definisi nan berbeda tergantung kepada para pakar nan mendefinisikannya. Antara lain sebagai berikut:

  1. Menurut Nursid (tahun 1988:54), definisi dari geografi ekonomi ialah cabang dari geografi manusia nan cakupan bidang studinya ialah struktur aktivitas keruangan ekonomi. Dan titik primer studinya ialah aspek keruangan struktur ekonomi manusia, dalam bidang pertanian, industri, komunikasi, perdagangan dan trasnportasi, serta lain sebagainya.
  2. Menurut H.Robinson (tahun 1979), memberi arti bahwa geografi ekonomi ialah ilmu mengenai tata cara manusia dalam menyelenggarakan kelangsuangan hidup, nan berkaitan dengan aspek keruangan. Dalam hal ini berhubungan dengan eksplorasi produksi dari komoditi, sumber daya alam alam dari bumi oleh manusia, dan usaha-usaha lain seperti konsumsi, distribusi dan transportasi.


Teori Sarang Lebah

Di dalam geografi ekonomi selalu ada pengembangan-pengembangan ilmu atau teori nan terjadi. Hal ini dapat dikatakan lumrah. Karena manusia berkembang akan selalu mencari terobosan, dan tak mau berhenti secara statis. Termasuk juga dalam hal perkonomian.

Pada geografi nan sifatnya menitikberatkan pada pembahasan ekonomi, banyak sekali memuat berbagai teori-teori. Dan semua teori tersebut pada akhirnya dijadikan sebagai dasar dan acuan dalam menerapkan sistem perekonomian suatu daerah, atau suatu institusi dan badan organisasi.

Dalam geografi, Teori sarang lebah ( Central Place Theory ) merupakan sebuah unsur dari teori lokasi nan menitikberatkan pada ukuran dan distribusi loka sentral (pemukiman) di dalam sebuah sistem. Teori sarang lebah juga menetapkan besaran pengaruh atas loka sentral tersebut terhadap daerah-daerah di sekitarnya. Teori ini berhubungan dengan geografi ekonomi.

Teori loka sentral berusaha buat menggambarkan cara menempatkan pemukiman dalam hubungannya dengan kondisi dan situasi nan lain. Seperti jumlah wilayah pasar nan dapat dikontrol oleh loka sentral, dan mengapa beberapa loka sentral berfungsi sebagai dusun, desa, atau kota.

Yang menjadi sentral di dalam teori ini, tak selalu berupa loka atau daerah nan bersifat pemerintahan, namun bisa saja hanya berupa distrik atau wilayah bentukan. Intinya ialah bahwa loka nan dijadikan sebagai sentral ekonomi tersebut, ialah suatu loka nan bisa dijadikan sebgai pusat kegiatan ekonomi. Dan juga mampu melayani permintaan ( demand ) dari daerah atau wilayah di sekitarnya.



Walter Chirstaller

Seorang pakar geografi berkebangsaan Jerman, Walter Christaller, mengenalkan teori loka sentral dalam bukunya, Central Places in Southhern Germany (1933). Menurut teori pusat sentral, tujuan primer dari kota pemukiman atau pasar ialah menyediakan barang dan jasa buat daerah pasar di sekitarnya. Beberapa kota tersebut terletak di pusat dan dapat disebut loka sentral.

Sehingga dapat Anda bedakan, bahwa nan menjadi sentral primer tidaklah selalu harus sebuah pasar atau pusat perdagangan, tapi dapat juga berupa sistem pemerintahan. Singkatnya ialah seberapa besar pasar primer mampu menyediakan barang atau jasa bagi pasar di sekitaranya, dan seberapa mampu suatu kota mampu melayani kota atau daerah lain. Dan demikian seterusnya.



Sistem Central Place Theory

Christaller pada dasarnya mengembangkan Central Place Theory ialah buat menjelaskan ukuran dan jeda dari kota nan mengkhususkan menjual barang dan jasa. Teori ini terdiri dari dua konsep dasar, yakni:

  1. Ambang pasar minimum nan diperlukan buat membawa sebuah perusahaan atau kota penjualan barang dan Jasa menjadi ada dan tetap eksis dalam bisnis.
  2. Rentang jeda maksimum rata-rata orang nan akan mengalami perjalanan guna buat pembelian barang dan Jasa.

Pemukiman nan menyediakan lebih banyak barang dan jasa daripada loka lain disebut dengan loka sentral berorder lebih tinggi. Loka sentral berorder lebih rendah memiliki wilayah pasar kecil dan menyediakan barang dan jasa nan dibeli lebih sering dibandingkan barang nan lebih tinggi permintaan dan jasanya. Loka nan memiliki permintaan lebih tinggi lebih luas cakupan wilayahnya dan lebih sedikit jumlahnya dibandingkan loka nan memiliki permintaan lebih rendah.

Teori Christaller mengasumsikan bahwa tempat-tempat sentral didistribusikan melalui keseragaman kepadatan penduduk dan daya beli nan konstan. Konvoi nan seragam ini mudah dijangkau dari arah mana pun, biaya transportasi bervariasi secara linera, dan konsumen bertindak rasional buat meminimalkan biaya transportasi dengan mengunjungi lokasi terdekat nan menawarkan pelayanan nan baik atau nan diinginkan.

Faktor nan menentukan dalam lokasi loka sentral ialah ambang batas nan terdiri atas daerah pasar terkecil nan dibutuhkan buat barang dan jasa secara ekonomi. Setelah ambang ditetapkan, loka pusat akan berusaha buat memperluas daerah pemasaran sampai jangkauannya. Konsumen akan melakukan perjalanan jeda maksimum buat membeli barang dan jasa.

Karena ambang batas dan jangkauan menentukan daerah pasar sebuah loka sentral, wilayah pasar bagi sebuah kelompok loka sentral menawarkan barang dan jasa nan akan memperpanjang jeda nan sama di semua arah dalam mode melingkar.



Perkembangan Central Place Theory

Adalah seorang ekonom berkebangsaan Jerman, August Lösch memperluas karya Walter Christaller dalam bukunya The Spatial Organization of the Economy (1940). Tidak seperti Christaller, nan menjelaskan sistem loka sentral dimulai dengan urutan tertinggi, Lösch memulainya dengan sebuah sistem pertanian permintaan rendah (swasembada) nan didistribusikan secara teratur dalam pola segitiga heksagonal.

Dari skala aktivitas ekonomi kecil ini, perhitungan matematis Lösch diturunkan menjadi beberapa sistem loka sentral, termasuk tiga sistem loka sentral dari Christaller. Sistem loka sentral Lösch memasukkan tempat-tempat khusus. Dia juga menggambarkan bagaimana beberapa loka sentral berkembang menjadi wilayah nan lebih kaya dibandingkan wilayah lainnya.

Edward Ullman memperkenalkan teori pusat sentral kepada sarjana-sarjana Amerika pada 1941. Sejak itu, para pakar geografi berusaha buat menguji validitas teorinya. Iowa dan Wisconsin merupakan dua wilayah nan dijadikan sebagai penelitian empirik buat mendekati anggapan teori loka sentral dari Christaller.