2. Penulisan Kata Turunan Sinkron Ejaan nan Disempurnakana

2. Penulisan Kata Turunan Sinkron Ejaan nan Disempurnakana

Apa nan terpikirkan di benak Anda ketika mendengar istilah Ejaan nan Disempurnakan ? Bahasa Indonesiakah? Jika benak Anda menyebut bahasa Indonesia, maka pikiran Anda sudah benar. Ya, istilah Ejaan nan Disempurnakan memang sebuah bahasan nan senantiasa berkaitan dengan bahasa Indonesia. Bahkan, bukan hanya berkaitan saja, tapi Ejaan nan Disempurnakan ini ibarat rambu-rambu dalam kaidah ketatabahasaan.

Mengapa Ejaan nan Disempurnakan diibaratkan dengan rambu-rambu? Apakan jika berbahasa, khusunya bahasa tulis tanpa berpatokan pada Ejaan nan Disempurnakan itu salah? Apakah aktivitas berbahasa tulisan harus selalu mengacu pada Ejaan nan Disempurnakan? Jawaban buat pertanyaan pertama tentu saja tak salah, hanya kurang tepat.

Sementara, buat pertanyaan kedua, memang tak ada kewajiban bagi seseorang buat selalu menggunakan Ejaan nan Disempurnakan saat melakukan aktivitas berbahasa tulis. Namun, alangkah lebih baik jika penggunaan Ejaan nan Disempurnakan mulai diterapkan dalam aktivitas berbahasa tulisan Anda guna memberikan rasa nyaman dan kemudahan kepada pembaca nan mungkin tertarik atau sedang menikmati tulisan Anda.

Ibarat sedang mengendarai kendaraan, Ejaan nan Disempurnakan ialah rambu-rambu nan harus senantiasa dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika semua pengemudi mematuhi rambu-rambu tersebut, tentunya akan tercipta lalu lintas nan tertib, aman, nyaman, teratur, dan tak njelimet . Kondisi demikian akan jadi berbeda dengan kondisi lalu lintas nan tercipta sebab adanya pengemudi nan tak mengindahkan rambu-rambu.

Demikian halnya dengan Ejaan nan Disempurnakan dalam kegiatan berbahasa tulisan. Jika seorang penulis sudah menggunakan Ejaan nan Disempurnakan dalam setiap tulisan atau karyanya, tentu pembaca sekalian akan dengan mudah menyerap seluruh isi tulisan tersebut. Berbeda dengan penulis nan tak mengindahkan keberadaan Ejaan nan Disempurnakan. Pembaca atau penikmat karyanya tentu akan dibuat berkerut kening, terutama saat ingin memahami isi karya tersebut.

Memang, Pusat Bahasa Indonesia tidaklah cukup besar buat mengurusi atau mengawasi penggunaan Ejaan nan Disempurnakan oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Namun, ketika pencerahan buat mempelajari dan mengaplikasikan ilmu tentang Ejaan nan Disempurnakan nan pernah dipelajari semasa sekolah sudah mengakar, maka bukan sesuatu nan mustahil buat menciptakan kondisi kebahasaan nan baik dan benar.

Ada banyak hal nan disoroti oleh Ejaan nan Disempurnakan dalam bahasa Indonesia. Namun, sebelum mengulasnya secara detail, alangkah baiknya jika kita semua mengetahui terlebih dulu ruang lingkup dari Ejaan nan Disempurnakan. Anda penasaran buat mengetahui ruang lingkup Ejaan nan Disempurnakan beserta pembahasannya, bukan? Tenang, berikut ini klarifikasi dari kedua hal nan sebelumnya membuat Anda penasaran.



Ruang Lingkup Ejaan nan Disempurnakan

Ruang lingkup Ejaan nan Disempurnakan dalam Bahasa Indonesia sangatlah luas. Setidaknya terdapat lima aspek primer nan menjadi sorotan Ejaan nan Disempurnakan, yakni pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsure serapan, dan pemakaian tanda baca. Agar lebih jelas lagi, berikut penulis uraikan 5 aspek primer nan menjadi sorotan Ejaan nan Disempurnakan.

  1. Pemakaian huruf: Dalam aspek ini, Ejaan nan Disempurnakan membicarakan tentang bagian-bagian dasar dari suatu bahasa, yakni abjad, vokal, konsonan, pemenggalan, dan nama diri.
  2. Penulisan huruf: Dalam aspek ini, Ejaan nan Disempurnakan membicarakan tentang beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya. Yang dibicarakan oleh aspek ini, meliputi huruf modal dan huruf miring.
  3. Penulisan kata: Dalam aspek ini, Ejaan nan Disempurnakan membicarakan tentang bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya, nan meliputi kata dasar, kata turunan, kata ulang, kata gabungan, kata ganti, kata depan, kata sandang, partikel, singkatan dan akronim, serta angka dan lambang bilangan.
  4. Penulisan unsur serapan: Dalam aspek ini, ejaan nan Disempurnakan akan membicarakan tentang kaidah atau cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata nan berasal dari bahasa asing.
  5. Pemakaian tanda baca: Dalam aspek ini, Ejaan nan Disempurnakan akan membicarkan tentang teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing. Adapun kelima belas tanda baca tersebut, meliputi tanda titik, koma, titik koma, tanda hubung, tanda pisah, tanda elipsisi, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung dan kurung siku, tanda petik handa dan petik tunggal, tanda garis miring, serta tanda penyingkat.

Nah, itulah kelima aspek krusial nan menjadi sorotan Ejaan nan Disempurnakan, Jika diuraikan seluruhnya, maka bahasannya akan menjadi sangat panjang dan rasanya tak akan cukup ruang jika hanya dibuat dalam bentuk artikel. Untuk itu, dalam bahasan kita kali ini, penulis hanya akan mengulas Ejaan nan Disempurnakan nan menyoroti aspek penulisan kata. Agar lebih jelas lagi, perhatikan ulasan berikut.



Penulisan Kata Sinkron dengan Ejaan nan Disempurnakan

Seperti nan sudah disebutkan di atas, salah satu aspek nan disoroti Ejaan nan Disempurnakan ialah perihal penulisan kata. Setidaknya, ada 10 bagian nan menjadi kajian primer penulisan kata sinkron dengan Ejaan nan Disempurnakan ini. Namun, artikel ini hanya akan membahas delapan di antaranya. Berikut ini kedelapan kajian tersebut.



1. Penulisan Kata Dasar Sinkron Ejaan nan Disempurnakan

Setiap kata dasar atau bentuk dasar dalam bahasa Indonesia harus ditulis sebagai satu kesatuan. Perhatikan contoh berikut.

  1. Kantor pos itu sangat ramai.
  1. Wanita itu ialah seorang penulis.


2. Penulisan Kata Turunan Sinkron Ejaan nan Disempurnakana

a. Setiap imbuhan berupa awalan, sisipan, dan akhiran nan inheren pada kata dasar harus ditulis serangkai. Perhatikan contoh berikut.

  1. Membeli.
  1. Gelembung.
  1. Makanan.

b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata nan langsung mendahului atau mengikutinya. Misalnya:

  1. Bertanda tangan
  1. Diberi tahu
  1. Beri tahukan

c. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, maka penulisannya harus serangkai. Misal:

  1. Memberitahukan
  1. Menandatangani

d. Jika salah satu untur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, penulisannya harus serangkai. Misalnya:

  1. antarkota, adibusana, biokimia
  1. dasawarsa, inkonvensional
  1. multilateral, purnawirawan

e. jika bentuk terikat diikuti oleh kata nan hurup awalnya kapital, maka di antara kedua unsur kata itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya:

  1. non-Asia
  1. neo-Nazi


3. Penulisan Bentuk Ulang Sinkron Ejaan nan Disempurnakan

Penulisan bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya, anak-anak, berjalan-jalan, mobilitas gerik, lauk-pauk, mondar-mandir, dsb.



4. Penulisan Gabungan Kata Sinkron Ejaan nan Disempurnakan

a. Gabungan kata nan lazim disebut kata beragam (dua kata nan memiliki satu arti), penulisan unsur-unsurnya harus terpisah. Misalnya duta besar, meja tulis, kereta api, orang tua (untuk menyebut orang nan sudah tua penulisannya dipisah, sedangkan buat menyebut orangtua/ibu dan bapak kita, penulisannya diserangkaikan), dsb.

b. Gabungan nan hubungannya sangat padu sehingga tak lagi dirasakan sebagai dua kata, penulisannya harus diserangkaikan. Misalnya, acapkali, barangkali, beasiswa, belasungkawa, kacamata, dsb.



5. Penulisan Kata Ganti (ku, kau, mu, dan nya) Sinkron Ejaan nan Disempurnakan

Penulisan kata ganti sebagai bentuk singkat saya dan engkau ditulis serangkai dengan kata nan mengikutinya. Perhatikan contoh berikut.

  1. Aku ambil > kuambil
  1. Engkau bawa > kaubawa


6. Penulisan Kata Depan (di, ke, dari) Sinkron Ejaan nan Disempurnakan

Penulisan preposisi di, ke, dari harus terpisah dari kata nan mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata nan sudah dianggap sebagai satu kata, seperti kepada, daripada, dan kemari. Perhatikan contoh berikut.

  1. Di mana rumahmu?
  1. Ibu belanja ke pasar.
  1. Ayah baru pulang dari kantor.
  1. Kinerja Lena lebih baik daripada Leni.
  1. Kami percaya kepada Anda.
  1. Beliau sudah sporadis datang kemari.


7. Penulisan Kata Pakaian (si dan sang) Sinkron Ejaan nan Disempurnakan

Penulisan kata pakaian ini harus ditulis terpisah dari kata nan mengikutinya dan ditulis dengan huruf kecil, kecuali pada awal kalimat. Perhatikan contoh berikut.

  1. Si bocah itu pun pergi meninggalkan rumahnya.
  1. Presiden Amerika dikenal sebagai sang diktator.


8. Penulisan Partikel (-lah, -kah, dan pun) Sinkron Ejaan nan Disempurnakan

Penulisan partikel -lah dan -kah ditulis serangkai dengan kata nan mengikutinya, misalnya bacalah dan siapakah. Sedangkan partikel -pun ditulis terpisah, kecuali pada kelompok kata nan sudah dianggap padu. Perhatikan contoh berikut.

  1. Apa pun nan dia makan, niscaya terlihat enak.
  1. Adapun penyebab kecelakaan itu belum diketahui sampai sekarang

Nah, itulah kedelapan aspek penulisan kata nan disoroti Ejaan nan Disempurnakan dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya, masih ada bahasan tentang penulisan singkatan dan akronim, serta penulisan lambang dan sapta dalam aspek penulisan kata ini. Namun, keduanya akan disajikan di lain kesempatan. Semoga bermanfaat.