Tenggelam Dampak Banjir

Tenggelam Dampak Banjir

Apakah Atlantis nyata? Kita mungkin tak akan pernah dapat membuktikan seperti tanah nan kaya dan kuat nan tiba-tiba malah tenggelam ke dalam perut di Samudera Atlantik pernah ada.

Kisah Atlantis biasanya disebut sebagai sebuah perumpamaan dan dengan demikian tak dimaksudkan buat dipahami secara harfiah, tetapi tak ada dalam cerita nan membuktikan itu dibuat. Bahkan pakar geologi nan serius tak dapat sepenuhnya menghilangkan berpretensi itu.

Kisah negara Atlantis datang kepada kita dari era Timaeus, obrolan Sokrates, ditulis pada sekitar 360 SM oleh Plato. Ada empat orang dalam rendezvous ini nan telah berjumpa hari sebelumnya mendengar Socrates menggambarkan keadaan nan ideal.

Socrates ingin Timaeus dari Locri, Hermocrates, Critias dan menceritakan kisah-kisah tentang Athena berinteraksi dengan negara-negara lain. Yang pertama ialah Critias, nan berbicara tentang rendezvous kakeknya dengan Solon, salah satu dari 7 orang bijak, seorang penyair Athena dan pemberi hukum nan terkenal.

Solon telah ke Mesir membadingkan ajaran dan agama para imam dibandingkan antara Mesir dan Athena dan berbicara tentang dewa-dewa dan legenda dari kedua tanah. Salah satu cerita Mesir tersebut ialah tentang Atlantis.

Sebelum mengutip hal itu, perlu di tekankan bahwa ini ialah bagian dari obrolan Sokrates, bukan sebuah selebaran sejarah. Kisah ini diawali dengan klarifikasi tentang Phaethon putra dewa matahari memasang kuda pada kereta ayahnya dan kemudian mengemudi nya melalui langit dan bumi. Jadi, dari sinilah kita dapat kenali obrolan Plato itu sebagai fiksi bercampur dengan fakta.

Dan sekarang buat catatan Plato mengenai Atlantis seperti nan diterjemahkan oleh Benjamin Jowett.

“Banyak perbuatan nan besar dan hebat nan dicatat oleh negara nan ada dalam sejarah kami. Tapi salah satu dari cerita melebihi semua sisanya dalam bentuk kebesaran dan keberanian. Untuk sejarah ini kita dapat menceritakan kekuatan perkasa nan tidak terkalahkan membuat sebuah ekspedisi melawan seluruh Eropa dan Asia, dan membuat kota di mana Anda tinggal berakhir.

Kekuatan ini datang keluar dari Samudra Atlantik, sebab dalam masa itu Atlantik dapat dinavigasi, dan ada sebuah pulau nan terletak di depan selat nan disebut oleh Anda Pilar Heracles, pulau itu lebih besar dari Libya dan Asia digabung jadi satu, dan sama buat pulau-pulau lain nan tampak kecil.

Dan dari sini Anda mungkin perlu melewati ke seluruh benua nan saling antagonis buat mencapainya,

karena ini bahari nan dalam di mana Selat Heracles hanya satu satunya pelabuhan, memiliki pintu masuk nan sempit, tetapi lain ialah bahari nyata, dan tanah sekitarnya mungkin paling benar-benar disebut benua tanpa batas.

Sekarang di pulau Atlantis ada sebuah kerajaan nan besar dan latif nan memiliki kekuasaan atas seluruh pulau dan beberapa orang lain, dan lebih dari bagian dari benua, dan, lebih jauh lagi, orang-orang Atlantis merupakan bagian dari bangsa Libya nan membentang dari Heracles sejauh Mesir, dan dari Eropa sampai Tirenia.

Ini kekuatan besar, berkumpul menjadi satu, berusaha buat menaklukkan sekali pukulan pada negara kita dan negaramu dan seluruh wilayah nan ada di selat kita.

Dan kemudian, Solon, negara Anda tampak bersinar, dalam keunggulan kebajikan dan kekuatan, di antara seluruh umat manusia . Dia unggul dalam keberanian dan keterampilan militer, dan pemimpin Hellenes.

Dan ketika sisanya jatuh darinya, dipaksa buat berdiri sendiri, setelah menjalani ekstremitas nan sangat bahaya, ia kalah dan menang atas penjajah, dan diawetkan dari perbudakan mereka nan belum tunduk, dan murah hati membebaskan semua residu kita nan tinggal di dalam pilar.

Tapi kemudian ada terjadi gempa bumi dan banjir, dan dalam satu hari pada malam penuh kemalangan semua pria perkasa nan suka berperang itu tenggelam ke dalam bumi, dan pulau Atlantis dengan cara seperti menghilang di kedalaman laut.

Itulah sebabnya bahari di bagian-bagian nan tenggelam itu tak dapat dilewati dan ditembus, sebab ada halangan lumpur di jalan, dan ini disebabkan oleh penurunan dari pulau.” Ucap si Plato.. Anda percaya?



Di Indonesia?

Benarkah negara Atlantis terletak di Indonesia? Seorang peneliti, Stephen Oppenheimer, dalam buku Eden The East (1999) berpendapat bahwa Gambaran Sunda ialah Taman Eden, loka nenek moyang manusia, Adam dan Hawa.

Peneliti lain, Profesor Arysio Nunes Dos Santos, dengan bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato’s Lost Civilization (2005), menyatakan bahwa Indonesia ialah Atlantis nan “hilang”. Tentu saja ucapan Oppenheimer dan Santos membuat kita bangga. Dapat jadi nenek moyang kita tak hanya pelaut (mengutip sebuah lagu anak-anak), tetapi juga orang-orang perkasa.

Negara kita ialah pusat peradaban pertama dunia. Kata Atlantis memang terkesan hebat. Akan tetapi, kita perlu menelaah lebih jauh, Atlantis tak seindah nan dibayangkan.



Atlantis nan Buruk

Negara Atlantis dikenal sebagai negara tangguh. Negara ini memiliki kekuatan perang nan mumpuni. Bahkan, Atlantis dianggap memiliki pengetahuan nan lebih canggih daripada pengetahuan modern. Pesawat tempur orang Atlantis, Vailixi, kabarnya pernah bertempur dengan pesawat tempur India Antik nan namanya Wimana.

Akan tetapi, sedikit nan menyadari bahwa Plato sebenarnya mencitrakan keburukan Atlantis dalam bukunya, Timaeus dan Critias. Atlantis ialah negara nan suka berperang, berbeda dengan Athena Antik nan dibangga-banggakan Plato.

Tujuan Plato mendeskripsikan negara Atlantis tidak lebih buat menunjukkan keunggulan Athena Kuno. Dengan bencana tentara andal nan menaklukkan banyak bangsa, ternyata Atlantis kalah melawan Yunani Kuno. Yang lebih mengenaskan, Atlantis tenggelam hanya dalam semalam sebab banjir.



Tenggelam Dampak Banjir

Jika percaya pada anggapan Profesor Santos tentang Indonesia ialah Atlantis, kita mungkin akan menyamakan beberapa hal. Misalnya, Atlantis nan tenggelam sebab banjir menandakan bahwa pulau tersebut dekat dengan samudera.

Indonesia nan diapit Samudera Hindia dan Pasifik kebetulan cocok dengan penafsiran tersebut. Lagipula, seperti nan kita ketahui, pada mulanya, tak ada bahari nan memisahkan Jawa, Sumatera, Kalimantan, Singapura, dan Malaysia. Pulau-pulau ini terhubung ke daratan Asia. Dengan demikian, kita dapat saja berkata Indonesia. Toh, sama-sama pernah tenggelam.

Meskipun berada di luar konteks ucapan Plato -yang menyebutkan keberadaan Atlantis-, Atlantis dewasa ini dikenal sebagai negara super maju. Misalnya, Atlantis dikaitkan dengan segitiga bermuda dan suku Maya; dua hal misterius nan belum dapat terpecahkan di global ini.

Citraan tersebut mungkin bisa disebut sebagai “khayalan manusia bahwa sebelum kita terlahir, sudah ada peradaban nan lebih maju daripada kita”. Bukti-bukti memang mengarah pada fenomena bahwa manusia purba nan hanya berpakaian kulit binatang itu tak ada; nan ada semua manusia sudah tercetak sebagai manusia modern.

Akan tetapi, bila memakai kacamata orang shaleh, menyebutkan Indonesia sebagai negara Atlantis mungkin terlalu berlebihan, menyakitkan, atau malah mungkin benar. Seperti Atlantis, Indonesia ialah negara nan orang-orangnya sudah kehilangan kepercayaan kepada Tuhan, bertindak seenaknya terhadap alam, lalu kelak dihancurkan Tuhan dalam semalam.

Namun yanpa mengaitkannya dengan religi, inilah resiko tinggal di wilayah Ring of Fire.. pulau hancur tenggelam seperti krakatau, pulau berlubang seperti Toba, bahari menghantam gunung seperti Padalarang, pulau hilang pulau muncul, manusia lenyap dalam jumlah massif.. hanya di Indonesia. Hanya di Indonesia.