Bob Sadino Biografi - Haus Tantangan

Bob Sadino Biografi - Haus Tantangan

Ketika ada nan mau meniru gayanya, Bob Sadino mengatakan bahwa jangan meniru dirinya. Orang masih akan menerima dirinya nan mengenakan celana pendek dan kemeja lengan pendek bahkan ketika ia menjumpa dengan orang-orang nan berpengaruh. Tetapi tak dengan orang lain. Dirinya bukan orang sembarangan dan orang tak memandang rendah lagi kepadanya. Kalau ada nan menirunya tetapi tak sehebat dirinya, tak akan diterima orang. Itulah sekilas tentang Bob Sadino biografi dengan filosofi celana pendeknya.



Bob Sadino Biografi - Haus Tantangan

Laki-laki nan terlahir pada tanggal 9 Maret 1933 ini sangat sering mendengar orang lain mengatakan kalau dirinya ‘gila’. Bagaimana tidak, diusia nan cukup belia, 19 tahu, ia menggunakan semua harta warisan orangtuanya nan lumayan banyak itu buat menimbah ilmu dan pengalaman ke luar negeri. Tidak tanggung-tanggung, ia melalangbuana selama 9 tahun. Tentu bukan waktu nan sebentar buat mendapatkan banyak pengalaman di Belanda dan negara-negara lainnya.

Itulah Bob Sadino. Kegagalan mungkin menjadi teman sejatinya sehingga ia tak pernah merasa takut lagi buat melakukan apa nan ingin ia lakukan. Ia dengan segenap kemampuannya tak pernah merasa mempunyai rasa malu kalau menyangkut berjuang buat meraih kemajuan. Matanya cukup jeli membidik apa nan dapat memberinya uang.

Ia nan senantiasa memberikan perhatian kepada para pelanggannya, terus berusaha memberikan nan terbaik. Ketika orang belum menggunakan apa nan diistilahkan dengan bahan makanan ‘organik’, Bob Sadino telah mencobanya. Ia tahu bahwa barang nan organik ini harganya mahal. Oleh sebab itulah ia berusaha menjualnya pada pasar nan sesuai.

Bidikannya tepat, para ekspatriat nan mempunyai uang nan cukup banyak ternyata memang telah merindukan makanan dengan menggunakan bahan nan berkualitas. Mulai dari berjualan telur ayam dengan kualitas baik dari pintu ke pintu hingga mempunyai supermarket cukup terkenal. Hingga kini pun Bob Sadino nan tetap setia dengan celana pendek dan kemeja tangan pendeknya ini, tetap aktif memberikan wejangan dan pelajaran kepada para anak muda nan baru akan mencoba berbisnis.

Om Bob, sapaan tenarnya, sering mengatakan bahwa anak muda tak boleh meniru dia. Mereka harus lebih berhasil dari dirinya. Kalau ia nan hanya bercelana pendek saja mampu melakukan banyak hal, apalagi orang-orang nan mengenakan baju nan lebih mewah dan lebih tertutup. Ini perkara kemauan dan seberapa dalam keinginan buat sukses. Tidak ada nan tak mungkin ketika semuanya mau dicoba.

Takut gagal malah hanya membuat orang terdiam dan tak mampu berdiri atau malah tak mau melakukan apa-apa. Apalagi kalau mempunyai urat malu nan kencang dan tidak mau putus. Ejekan dari banyak orang niscaya telah menghentikannya. Berbeda dengan apa nan dilakukan oleh seorang Bob Sadino dan istrinya, Soelami Soejoed.

Saat langkah kaki telah maju, maka apa pun nan ada di depan, bukan sesuatu nan harus ditakuti atau malah membuat mundur. Yang paling krusial ialah memberikan nan terbaik dengan pelayanan nan prima. Mereka nan lama tinggal di luar negeri tentu sangat fasih berbahasa Inggris. Bahasa inilah nan membuat komunikasi berjalan dengan lancar sehingga lebih mudah bagi mereka buat menjajakan dagangannya.

Telur-telur ayam nan menjadi salah satu tulang punggung bisnis awal Bob Sadino telah menjadi inspirasinya menamakan pasar swalayannya, Kem Chicks. Dengan puluhan kilogram telur nan dapat dijual, mereka terus berkembang. Kepribadian Om Bob nan ceria dan mudah berteman itu membuatnya dapat masuk ke berbagai kalangan. Bahkan kalangan seniman pun bahagia berteman dengannya.

Pergaulan inilah nan membuatnya beberapa kali tampil di layar lebar dan di layar kaca. Om Bob nan bahagia berkuda ini memang tak dapat diam. Ia tak mau menjadi statis. Rambut peraknya saja nan tak mau berubah menjadi hitam serta selera berpakaiannya nan tak mau diubahnya. Kalau soal bisnis, Om Bob ini ialah orang nan sangat akrab dengan perubahan. Ia bahkan menjadi agen perubahan itu sendiri.



Merasa Tak Pandai

Ibarat kata Kiwil, seorang pelawak, nan ketika ditanya apa misteri mendapatkan wanita cantik, jawabnya percaya diri. Orang dengan tampang nan bagai tertutup topeng buruk itu merasa bahwa kalau ia tak mempunyai percaya diri, bagaimana ia mau hayati dan mendapatkan apa nan ia inginkan.

Hal serupa ternyata malah telah diterapkan oleh Om Bob. Ia merasa bahwa dirinya bukan siapa-siapa dan tak mempunyai ilmu apa-apa. Kalau ia berpikir mencari ilmu dahulu baru akan berusaha, kapan ia akan maju dan kapan ia dapat makan enak. Oleh sebab itulah, bergerak dahulu, ilmu pun akan didapatkan selama terus berusaha mencari nan terbaik. Tidak mungkin orang nan ingin maju itu tak terus belajar.

Belajar ialah suatu kebutuhan nan harus dilakukan. Belajar itu akan menjadi satu budaya sebab memang ada kehausan nan begitu dalam buat mendapatkan ilmu nan lain dan nan lebih hebat lagi. Steve Jobs pun mengatakan hal nan sama. Setiap orang itu hendaknya merasa lapar terus dalam hal mendapatkan ilmu. Dengan merasa lapar ini, maka penemuan itu tak akan pernah terpendam. Ada dorongan buat selalu melakukan hal baru nan belum dilakukan oleh orang lain.

‘Thinking out of teh box’ menjadi jargon keren nan membuat orang terus mencari hal-hal baru nan mungkin akan lebih bermanfaat buat orang lain. Kalau suatu bisnis dipandang tak memberikan kegunaan kepada orang lain, maka bisnis itu hanya akan menunggu kematiannya.

Bob Sadino memang bukan anak muda lagi. Semangatnya tetap membara. Ia menjadi magnet nan luar biasa bagi banyak orang. Ke mana pu ia pergi orang akan tahu siapa dirinya. Ia mempunyai penampilan nan unik nan tak ada orang seperti dirinya.

Kemampuannya berbicara dan kecerdasan otaknya serta kerendahan hatinya telah membuat laki-laki nan bahagia berteman ini menjadi surat keterangan nan tidak terbatas. Ia dapat diajak berbicara tentang apa saja. Pengalaman dan pengetahuannya cukup banyak sehingga ia menjadi bagai sumur nan tak pernah kering. Ia pun terus menimbah ilmu dari banyak orang.



Yang Patut Dicontoh

Bob Sadino bukan sosok nan pelit berbagi. Ia dengan entengnya mengajak pelanggannya berbicara dan memberikan tips bagaimana mengelola bahan makanan nan dibeli di swalayannya. Ia tak merasa bahwa sine qua non jeda antara dirinya dan orang lain.

Hidupnya nan mulai dari bawah membawanya hatinay tetap pada posisi nan merendah tanpa harus membanggakan apa nan telah dicapainya. Oarng-orang seperti ini memang sudah sepatutnya menjadi contoh nan baik. Mungkin satu hal nan tidak harus dicontoh ialah gayanya berpakaian. Bagi seorang muslim, tentu tak boleh mengenakan celana pendek seperti itu. Aurat laki-laki itu dari pusar hingga ke bawah dengkul. Jadi, contoh nan baik, tinggalkan nan tak baik.

Itulah ulasan seputar Bob Sadino biografi . Semoga bermanfaat!