Potensi Rakyat Bengkulu

Potensi Rakyat Bengkulu

Provinsi Bengkulu secara geografis terletak pada koordinat 5,4 - 2,0 derajat Lintang Selatan dan 100,4 - 104 Bujur Timur, dengan ibukota provinsi terletak di Kota Bengkulu. Rakyat Bengkulu hayati di tanah seluas 19.789 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 1.788.393 orang atau dengan kata lain kepadatan di rakyat Bengkulu ini hanya 87 orang per kilometer.

Masih terbuka luas huma dan sumber alam nan dapat dieksploitasi bagi kesejahteraan rakyat Bengkulu. Pengelolaan pemerintahan provinsi Bengkulu dipimpin oleh gubernur Bengkulu saat ini yaitu Agusrin Maryono Najamuddin. Awalnya Bengkulu merupakan keresidenan dalam provinsi Sumatera Selatan. Namun sejak tanggal 18 November 1968 berubah statusnya menjadi provinsi ke-26.

Kalau dilihat dari komposisi rakyat Bengkulu saat ini, penguasaan masih dipegang keturunan atau etnis Jawa sebesar 22,31%, kemudian di urutan kedua ialah etnis Rejang sekitar 21,36%, lalu etnis Serawai sebanyak 17,87%. Melayu Bengkulu berada di urutan keempat atau sekitar 7,93%, etnis Lembak 4,95%, Minangkabau 4,28% dan etnis Sunda 3,01. Dari komposisi asal etnis nan menjadi rakyat Bengkulu sekarang ini, tentu saja memengaruhi pada majemuk aktivitas dan tradisi rakyat Bengkulu.

Sementara itu hampir semua agama resmi Indonesia hayati dan berkembang di tanah rakyat Bengkulu, dengan mayoritas Islam, diikuti kemudian Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Majemuk etnis nan tumbuh dan berkembang di provinsi Bengkulu, tak terlalu terasa pengaruhnya terhadap penggunaan bahasa sehari-hari di provinsi Bengkulu.

Untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, rakyat Bengkulu menggunakan bahasa Bengkulu. Namun demikian bahasa daerah Pasemah, Enggano dan Kaur, masih tetap dipergunakan baik dengan sesama penduduk orisinil maupun dengan para pendatang nan sudah terlihat sangat melebur.

Rakyat Bengkulu tersebar luas di 8 Kabupaten dan 1 Kota. Nama-nama kabupaten di provinsi Bengkulu ialah Kabupaten Bengkulu Selatan nan beribukota di Kota Manna, Kabupaten Bengkulu Utara di Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Tengah nan ibukotanya di Karang Tinggi.

Sementara Kabupaten Kaur ibukotanya di Bintuhan, Kabupaten Lebong di Muara Aman, Kabupaten Mukomuko di Mukomuko, Kabupaten Kepahiang beribukota di Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong di Curup dan Kota Bengkulu beribukota di Bengkulu.

Secara tradisional rakyat Bengkulu hayati di dalam rumah nan bernama Pusako Bubung Limo dengan senjata khas rakyat Bengkulu yakni Keris Bengkulu.



Rakyat Bengkulu - Asal Mula Rakyat Bengkulu

Asal usulrakyat Bengkulu bermula di kaki sebuah gunung jaman dahulu kala, hiduplah seorang perempuan tua dengan tiga orang anak. Mereka termasuk keluarga miskin nan hanya mengandalkan hasil kebun buat kehidupan sehari-harinya, dari kebunnya nan tidak seberapa luas.

Hingga suatu hari perempuan tua itu sakit. Seorang pintar menjelaskan tidak ada obat bagi perempuan tua ini selain dedaunan dari hutan nan dimasak. Tapi memasaknya pun tak sembarangan sebab harus menggunakan bara mistik nan diambil dari puncak gunung.

Alangkah sedihnya keluarga tersebut demi mengetahui fenomena itu. Persoalannya ialah bara dari puncak gunung itu syahdan dijaga oleh seekor ular gaib. Menurut cerita penduduk desa itu, ular tersebut akan memangsa siapa saja nan mencoba mendekati puncak gunung itu.

Kesedihan terus berlarut-larut menimpa keluarga miskin ini, sampai suatu hari si bungsu menyanggupi buat mencari dedauan dari hutan dan bara mistik dari puncak gunung. Padahal siapapun tahu, di gunung itu dikuasai oleh Ular n'Daung. Berangkatlah si bungsu mencari dedaunan ke hutan dan bara mistik ke puncak gunung.

Sesampainya di puncak gunung si bungsu mendengar suara gemuruh. Antara bahagia dan takut di hadapinya kejadian itu. Senang sebab pertanda ia telah sampai di puncak gunung, dan takut tentu sebab ia dapat menerka itulah suara gemuruh ular n'Daung. Sebelum ular itu melahapnya, si bungsu memelas memohon bantuan,

" Tolong jangan makan aku, saya sedang mencari obat buat ibuku. Berilah saya sebutir bara gaib, agar saya dapat memasak dedaunan buat obat ibuku" . Lalu terdengar suara mistik " Kau akan diberikan bara gaib, jika mau dijadikan istri ".

Tanpa berpikir panjang lagi si bungsu pun menyanggupinya. Ia menerima sebutir bara gaib, lalu dibawanya pulang. Keesokan harinya ia kembali ke puncak gunung buat memenuhi janjinya. Tapi ketika malam sebelum ia melangsungkan pernikahan, betapa kagetnya sebab ular n'Daung telah berubah wujud menjadi seorang ksatria nan tampan. Inilah salah satu cerita tradisional nan demikian populer di kalangan rakyat Bengkulu.

Asalnama Bengkulu sendiri seperti diyakini oleh rakyat Bengkulu berasal dari kata Benkoelen (bahasa Belanda) atau dalam bahasa Melayunya Bangkahulu , sebuah loka di bagian barat daya Sumatera. Dalam bahasa Melayu ada nan mengatakan Bengkulu berasal dari kata Bang berarti pesisir, dan Kahulu atau Kulon nan berarti barat. Kurang lebih mengartikan bahwa sebuah daerah pesisir nan berada di sebelah barat. Kata-kata inilah nan merujuk kepada asal nama Bengkulu, loka rakyat Bengkulu bernaung.

Di wilayah nan sekarang bernama Bengkulu ini tidak dapat dipisahkan dari sejarah masa silam loka beberapa kerajaan berdiri di kawasan ini, diantaranya Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Selebar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Gedung Agung, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Marau Riang, dan Kerajaan Duayu.

Kerajaan-kerajaan ini memang kerajaan lokal nan dikuasai satu etnis tertentu, sehingga tak berdiri sendiri sebagai sebuah kerajaan besar. Namun pada saat Kesultanan Banten berdiri, kerajaan-kerajaan kecil di kawasan Bengkulu sekarang ini merupakan kerajaan bawahan dari Banten. Barangkali sebab alasan ini pula kenapa sekarang hayati salah satu etnis Sunda di provinsi Bengkulu.



Potensi Rakyat Bengkulu

Sejak paruh kedua abad ke-19 di daerah Rejang Lebong ditemukan sumber deposit emas. Tentu saja sampai dengan abad ke-20, daerah Rejang Lebong ini menjadi loka penambangan emas bagi rakyat Bengkulu. Inilah salah satu potensi besar rakyat Bengkulu hingga deposit emas itu benar-benar habis namun tidak sepenuhnya dipergunakan buat mensejahterakan rakyat Bengkulu.

Pada zaman revolusi, Kota Bengkulu termasuk ke dalam catatan sejarah terutama sebab daerah ini menjadi loka pembuangan sejumlah aktifis. Salah satu aktifis politik Indonesia nan dibuang ke Bengkulu ialah Soekarno. Namun di kota ini pula kemudian proklomator RI ini berjumpa dengan Fatmawati nan akan menjadi salah seorang pendamping dalam kehidupan Soekarno selanjutnya.

Selain memiliki deposit emas, rakyat Bengkulu juga memiliki kerajinan batik nan bernama besurek. Besurek ialah kain batik nan dihiasi dengan huruf Arab gundul atau huruf Arab tanpa menggunakan harokat. Sejumlah tarian tradisional juga merupakan kebanggaan rakyat Bengkulu. Beberapa tarian tradisional rakyat Bengkulu diantaranya ialah Tari Tumbak Kerbau, Kejai, Sekapur Sirih, Pukek, Putri Gading Cempaka dan tari Andung.

Sementara itu rakyat Bengkulu juga memiliki seni musik tradisional nan dikenal dengan Serambeak yakni alunan musik mengiringi lagu nan berisi petuah-petuah orang tua, lalu ada Geritan yakni seni masuk sambil bercerita dan dikenal pula seni musik Andai-andai. Andai-andai ialah alunan musik mengiri tuturan seni sastra nan berisi nasihat.

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, baik turis asing maupun rakyat Bengkulu sendiri tentu saja sangat menikmati estetika Pantai Panjang. Pantai Panjang ini jaraknya sekitar 3 Km dari Kota Bengkulu ke arah selatan. Dikatakan Pantai Panjang sebab pantai ini membentang panjang sekitar 7 kilometer.

Berbeda dengan pantai pada umumnya, Pantai Panjang ini ditumbuhi pohon Cemara sepanjang pinggir pantainya sehingga terasa rindang. Tidak mengherankan bila Pantai Panjang merupakan loka wisata primer bagi rakyat Bengkulu. Dan tidak kalah indahnya ialah Pantai Pasir Putih. Pantai ini jaraknya sekitar 19 Km dari pusat Kota Bengkulu. Sepanjang pantai kita dapat menikmati estetika pasir putih di bawah pohon Cemara nan rindang.

Tempat wisata lain nan juga populer oleh rakyat Bengkulu ialah Pulau Tikus yakni sejumlah pulau kecil nan mengitari sebuah pulau besar, dengan dikelilingi karang-karang indah. Bagi anda nan bahagia menikmati loka wisata laut, Pulau Tikus mungkin dapat dijadikan salah satu pilihan. Jaraknya hanya 1 Km dari Kota Bengkulu.

Tentu saja ketika kita bicara masalah potensi wisata provinsi Bengkulu, tidak akan lepas dari membicarakan Benteng Marlborough nan dibangun di bawah kekuasaan Gubernur Joseph Callet. Bangunan berbentuk kura-kura ini merupakan salah satu benteng pertahanan, berdiri kokoh menghadap ke selatan ke arah laut. Lalu, ada rumah pengasingan Bung Karno nan sayang dilewatkan bila anda berjalan-jalan ke Kota Bengkulu.

Jangan pernah melewatkan kembang khas kebanggaan rakyat Bengkulu nan ditemukan oleh Sir Thomas Raffles, Raflesia Arnoldy atau kembang Bangkai. Bunga ini sampai sekarang masih dapat ditemukan di Taba Penanjung I dan Taba Penanjung II. Kedua kawasan kebanggaan rakyat Bengkulu ini terletak di Bengkulu Tengah.