Dongeng Rakyat dari Jepang : Kakek Pemekar Bunga

Dongeng Rakyat dari Jepang : Kakek Pemekar Bunga

Kumpulan dongeng rakyat mana saja nan Anda ketahui? Dongeng menurut kesusasteraan sebenarnya merupakan cerita nan disampaikan secara lisan. Dongeng memang sudah berkembang sejak lama. Sejak banyak orang masih belum dapat membaca dan menulis.

Jadi sebuah cerita hanya disampaikan secara lisan. Dongeng tersebut masih dapat diketahui isinya sebab biasanya orang nan mendengar cerita tersebut akan menceritakan lagi ke orang lain sehingga tersebar dari mulut ke mulut. Namun seiring perkembangan jaman dongeng mulai ditulis di atas kertas.

Dongeng ada beberapa macam, kita akan melihat beberapa kumpulan cerita dongeng rakyat dibawah ini. Dongeng tersebut biasanya memberikan hikmah atau nasehat dari setiap kisahnya. Jika kita mampu membaca dengan sepenuh hati kita dapat mengamalkan nasehat tersebut sehingga bacaan nan kita baca benar-benar bermanfaat bagi kehidupan kita.



Dongeng Rakyat dari Indonesia : Bawang Merah dan Bawang Putih

Siapa nan mengenal cerita tentang bawang merah dan juga bawang putih. Cerita ini bahkan sering dijadikan sinetron, kartun, maupun film. Ceritanya tentang dua saudara tiri nan bertolak belakang sifatnya. Berikut ini kisahnya :

Di sebuah desa pada jaman nan terdahulu hiduplah seorang anak perempuan nan diberi nama Bawang Putih. Mula-mula dia tinggal senang bersama kedua orang tuanya. Kehidupannya juga berkecukupan meskipun ayahnya seorang pedagang biasa.

Kekayaan memang tidak harus dilihat dari jumlah harta namun dari hati nan juga cukup. Saat waktu terus berjalan tiba-tiba kehidupan senang itu harus mendapatkan sebuah ujian. Ibu dari gadis bernama Bawang Putih itu meninggal dunia. Orang-orang nan ditinggalkanpun merasa bersedih hati.

Di tengah kesedihan hati ditinggalkan oleh orang nan disayangi tersebut muncullah sosok ibu-ibu nan lain. Dialah seorang janda nan tinggal tidak jauh dari rumah mereka. Janda tersebut memiliki seorang anak nan bernama Bawang Merah.

Dia bersikap baik pada tetangga nan baru mendapatkan ujian tersebut. Sering kali ia membantu Bawang Putih mengerjakan pekerjaan rumah dan menemaninya di saat sendirian.

Melihat kebaikan ibu dari Bawang Merah tersebut sang ayah kemudian berpikir bagaimana kalau dia menikah saja dengan janda tersebut. Keinginannya tersebut juga demi kebahagiaan putrinya.

Akhirnya ayahnya menikahi janda itu juga. Di awal pernikahan sikap ibu Bawang Merah beserta Bawang Merah sangat baik. Namun itu hanya awalnya saja, lama-kelamaan sifat orisinil mereka muncul. Mereka sering bersikap kasar terhadap Bawang Putih. Kekasaran tersebut dilakukan saat ayah Bawang Putih pergi berdagang.

Suatu ketika ayah dari Bawang Putih jatuh sakit dan meninggal dunia. Kekejaman ibu tiri dan saudara tiri Bawang Putih tersebut semakin menjadi-jadi. Mereka menyuruh Bawang Putih mengerjakan pekerjaan rumah selayaknya pembantu. Ujian nan berat tersebut dihadapi dengan sabar oleh Bawang Putih.

Suatu hari Bawang Putih mencuci baju di sungai. Tanpa sadar sebuah pakaian hanyut oleh air sungai. Sampai di rumah, ia langsung dimarahi dan harus mencari baju tersebut sampai ketemu.

Bawang putih itu mencari sampai larut malam namun tak ketemu. Ia lalu mampir ke sebuah gubuk nan dihuni oleh seorang nenek. Ternyata nenek tersebut nan menemukan pakaian nan hanyut tersebut.

Nenek tersebut baru akan mengembalikan jika bawang putih mau tinggal bersamanya selama seminggu. Bawang putihpun menyanggupi. Setelah seminggu ternyata nenek itu tak hanya mengembalikan pakaian namun juga memberikannya labu kuning. Bawang putih memilih labu kuning nan berukuran kecil.

Sampai di rumah ternyata labu kuning tersebut berisi emas pertama. Ibu tiri dan saudara tirinya pun ingin memiliki emas permata tersebut. Mereka lalu pergi ke rumah sang nenek dan menginap di sana selayaknya nan Bawang Putih lakukan.

Namun sikap mereka berbeda dengan Bawang Putih nan rajin, di sana mereka hanya bermalas-malasan. Setelah seminggu, merekapun ingin mendapatkan labu juga.

Mereka memilih labu nan besar. Setelah di buka ternyata isinya bukanlah emas permata, namun hewan-hewan berbisa dan mematikan. Hewan-hewan itupun mengakibatakan ibu tiri dan Bawang Merah tewas.

Cerita dongeng ini memang hanya cerita imajinasi namun dapat juga terjadi di global nan konkret dalam bentuk nan berbeda. Kita memang wajib bersikap baik dan rajin, sebab setiap perbuatan akan mendapat balasannya.

Selain dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih ada banyak kumpulan cerita dongeng rakyat lainnya nan berasal dari Indonesia diantaranya Timun Mas, Lutung Kasarung, Bandung Bondowoso, Joko Seger dan Roro Anteng, dan lain-lain.



Dongeng Rakyat dari Jepang : Kakek Pemekar Bunga

Kumpulan dongeng rakyat dari Jepang antara lain Momotaro, Kintaro, Periuk Bunbuku, dan Kakek Pemekar Bunga. Berikut ini salah satu dongeng dari Jepang nan berjudul Kakek Pemekar Bunga:

Suatu waktu ada sepasang suami isteri nan sudah lanjut usia memungut seekor anjing nan terlantar. Kedua kakek dan nenek tersebut merawat anjing itu dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.

Pada suatu hari anjing tersebut menggali tanah nan ada di pekarangan. Sepasang kakek dan nenek itupun penasaran apa nan sedang dilakukan oleh si anjing.

Anjing tersebut lalu berkata pada kakek buat menggali di tanah tersebut. Si kakek tentu saja terkejut. Namun ia menuruti dan menggali tanah tersebut menggunakan cangkul.

Tak diduga ternyata di dalam tanah tersebut terdapat uang keping. Kedua orang lanjut usia itupun sangat senang. Mereka tidak lupa membagi-bagikan uang nan ditemukannya kepada tetangga mereka.

Salah seorang tetangga mereka merasa iri. Dia lalu memaksa anjing itu buat menunjukkan loka lagi buat digali. Setelah menunjukkan sebuah loka dan digali ternyata isinya hanyalah barang rongsokan, pecahan tembikar, dan hantu.

Tetangga mereka itupun marah dan memukul anjing tersebut sehingga anjing tersebut mati. Kakek dan nenek pemilik anjing itupun bersedih. Mereka mengubur anjing tersebut di halaman rumah dan ditanami sebuah pohon.

Pohon di dekat makam anjing tersebut ternyata tumbuh dengan fertile dan menjadi sangat besar. Suatu hari kakek dan nenek tersebut bermimpi. Di dalam mimpinya anjing mereka meminta agar pohon tersebut di tebang dan dibuat menjadi sebuah lesung.

Kakek dan nenek itupun menuruti keinginan arwah anjing mereka di dalam mimpi itu. Lesung nan sudah jadi mereka pakai buat membuat mochi. Ternyata mochi tersebut menjadi keping-kepingan emas.

Tetangga merekapun iri hati lagi melihatnya. Lesung tersebut mereka pinjam dan mereka pakai. Namun ternyata lesung tersebut malah menghasilkan kotoran. Tetangga itupun marah besar dan merusak lesung tersebut sampai menjadi kayu bakar.

Kakek dan nenek lalu mengambil abu dari hasil kayu bakar tersebut buat diupacarai. Di dalam mimpi anjing tersebut muncul lagi. Kali ini dia meminta agar abu tersebut disebar di pohon sakura nan telah mati. Setelah ditebari abu tersebut pohon sakurapun berbunga.

Seorang daimyo melihat kembang sakura itu dan memuji kakek dan nenek. Dia mengajak buat memekarkan kembang sakura nan sudah kering. Tetangga nan tamak lagi-lagi ingin juga dipuji. Mereka ikut menaburkan abu di atas pohon. Namun ternyata, abu tersebut mengenai mata daimyo. Tetangga nan tamak itupun mendapatkan hukuman.

Dongeng rakyat dari Jepang memang mengangkat budaya Jepang sendiri. Hikmah nan bisa diambil dari kisah ini ialah agar tak selalu memiliki sifat iri dan dengki. Sikap iri nan diwujudkan dengan perbuatan buruk hasilnya akan buruk pula.