Kanker Kelenjar Getah Bening

Kanker Kelenjar Getah Bening

Secara sederhana, kanker ialah kerusakan atau kelainan nan terjadi pada sel dalam tubuh manusia. Sel nan rusak dan memiliki kelainan siklus dalam tubuh akan menyebabkan gangguan pada sel lain. Ia akan tumbuh dengan cara membelah diri dengan jumlah nan tak terkendali.

Jika sudah demikian, sel nan jumlahnya tak terkendali tersebut dapat menyerang sel-sel jaringan nan masih baik di sekitarnya. Bahkan, ia dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui genre darah atau melalui sistem limfatik. Sistem limfatik memiliki fungsi buat mengalirkan getah bening ke seluruh tubuh. Jika sel kanker tersebut "nyaman dan berdiam" di saluran limfatik, maka hal itu dapat mengakibatkan kanker kelenjar getah bening .



Kanker Kelenjar Getah Bening - Apa itu Kelenjar Getah Bening?

Tubuh manusia memiliki semacam jaringan sel nan berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh. Dalam istilah kedokteran, jaringan sel tersebut dikenal dengan nama kelenjar getah bening. Saat keadaan tubuh manusia dalam kondisi sehat, kelenjar getah bening bahkan dapat dirasakan dengan hanya diraba.

Dalam tubuh manusia, terdapat setidaknya 600 kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening terdapat di daerah sekitar lipatan ketiak, tangan, paha, dan daerah submandibular.

Kelenjar getah bening terbungkus kapsul fibrosa nan berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan loka penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening nan melewatinya. Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke kelenjar getah bening sehingga dari lokasi kelenjar getah bening akan diketahui genre pembuluh limfe nan melewatinya.

Kelenjar getah bening ialah bagian tubuh manusia nan bertugas buat memproduksi sel-sel darah putih. Ia memiliki dua jenis limfosit, T-limfosit dan B-limfosit.

Kedua limfosit tersebut "dididik" mengenai bagaimana cara melawan bakteri, virus, kuman, dan jamur serta bagaimana cara membentuk sistem ketahanan pada tubuh. Karena nantinya, dua limfosit dari kelenjar getah bening itulah nan secara langsung akan mengatasi berbagai pengaruh jelek nan masuk dalam tubuh manusia.

Oleh sebab dilewati oleh genre pembuluh getah bening nan bisa membawa antigen berupa mikroba, zat asing dan memiliki sel pertahanan tubuh, maka apabila ada antigen nan menginfeksi maka kelenjar getah bening bisa menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh nan lebih banyak buat mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar.

Pembesaran kelenjar getah bening bisa berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh nan berasal dari kelenjar getah bening itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit, atau sebab datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) buat mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), penyusupan (masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolit makrofaga (gaucher disease).

Sel darah merah dan sel darah putih nan normal akan berkembang menjadi "dewasa" di sumsum tulang belakang manusia. Jika sel darah putih tersebut tak berkembang dengan baik, maka ia akan mengendap di kelenjar getah bening dan mengakibatkan benjolan. Benjolan inilah nan patut diwaspadai sebagi gejala awal kanker kelenjar getah bening.



Kanker Kelenjar Getah Bening

Gejala nan paling dapat dirasakan secara dini pada tubuh manusia saat terkena penyakit kanker kelenjar getah bening ialah timbulnya benjolan pada beberapa bagian tubuh manusia. Di antaranya, lipatan paha, lengan, bahkan ada nan berada di belakang telinga.

Ketika benjolan tersebut mulai membesar, biasanya akan diikuti oleh hilangnya nafsu makan sehingga mengakibatkan berat badan penderita juga menjadi turun, demam tinggi hingga mencapai 38 derajat celsius, produksi keringat meningkat di malam hari, serta merasa cepat lelah. Jika sudah demikian, ada baiknya Anda periksakan kondisi kesehatan Anda pada dokter.

Berdasarkan penelitian nan dilakukan oleh WHO, penderitan kanker kelenjar getah bening di seluruh global mencapai 1,5 juta jiwa. Kanker kelenjar getah bening ialah kanker dengan peringkat ketiga sebagai kanker nan memiliki pertumbuhan tercepat, setelah kanker kulit dan kanker paru-paru.

Pembengkakan kelenjar getah bening bisa dimulai dengan gejala penurunan berat badan secara gratis, rasa lelah nan terus menerus, batuk-batuk dan sesak napas, gatal-gatal, demam tanpa karena dan berkeringat malam hari. Seringkali penderita tak menunjukkan gejala khas hanya memiliki semacam benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening pada leher. Karena tak ada keluhan khas banyak pasien baru berobat saat masuk stadium lanjut sehingga sel kanker sudah menyebar dan sulit diangkat dengan operasi.

Ketika Tuhan menciptakan penyakit, Ia juga niscaya telah menciptakan penawarnya, begitu pun dengan kanker kelenjar getah bening. Berbagai cara pengobatan dapat Anda pilih. Pengobatan secara klinis dengan donasi dokter atau pengobatan secara tradisional.

Hal terpenting dari itu semua ialah bagaimana caranya agar kita bisa terhindar dari penyakit tersebut. Lagi-lagi jawaban nan dirasa pas ialah menjaga pola hayati kita tetap sehat. Mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga, serta berpikiran positif.

Ahli kejiwaan bahkan berpendapat bahwa pikiran nan rancu atau stres, rasa marah nan sering meledak-ledak, kesedihan nan mendalam, dengki dan iri hati serta sifat-sifat jelek lainnya, percaya atau tak bisa menimbulkan berbagai penyakit dalam tubuh. Salah satunya ialah kanker. Emosi nan dihasilkan tubuh secara tak langsung bisa memicu hadirnya kanker.



Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening

Hingga kini penyebab kanker kelenjar getah bening belum diketahui secara pasti. Ada empat kemungkinan penyebabnya yaitu faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteri dan toksin lingkungan berupa herbisida, pengawet, pewarna kimia.

Pengobatan pada kanker kelenjar getah bening bisa dilakukan melalui beberapa cara, sinkron dengan penaksiran dari beberapa faktor seperti apakah pernah kambuh, stadium berapa, umur, kondisi badan, kebutuhan dan keinginan pasien. Secara garis besar penyembuhan terjadi sekitar 93%, membuat penyakit ini sebagai salah satu kanker nan paling bisa disembuhkan.

Berikut ini cara-cara pengobatan kanker kelenjar getah bening, yaitu kemoterapi, terapi antibodi monoklonal, terapi radiasi, transplantasi, pembedahan, terapi eksperimental, atau penatalaksanaan gejala. Obat-obat kemoterapi bertujuan buat merusak dan membunuh semua sel limfoma di seluruh tubuh. Sasarannya ialah semua sel nan membelah dengan cepat. Salah satu obat kemoterapi nan paling sering diberikan ialah chlorambucil, dalam bentuk tablet nan diberikan per oral.

Radioterapi

Digunakan jika penyakitnya hanya pada satu atau dua daerah tubuh. Kemoterapi takaran tinggi merupakan pilihan pengobatan selanjutnya nan berguna pada sebagian pasien.

Antibodi monoklonal

Paling generik dipakai dalam pengobatan kanker ini ialah rituximab. Rituximab efektif dalam pengobatan beberapa tipe kanker nan paling umum. Rituximab umumnya diberikan dalam kombinasi dengan kemoterapi, meskipun pada beberapa keadaan diberikan tunggal. Tujuan pengobatan ini ialah buat menghancurkan sel-sel kanker secara spesifik dan tak mengganggu jenis-jenis sel lainnya.

Pengobatan dengan radiasi

Membunuh sel-sel di tubuh dengan merusak DNA, sehingga sel tak bisa memperbaiki kerusakan nan terjadi. Karena radiasi bisa membunuh sel normal bersama sel nan sakit, krusial bahwa pemakaian radiasi sebagai terapi diarahkan setepat mungkin pada sel nan menimbulkan penyakit sebagai upaya mengurangi imbas samping. Umumnya diberikan pada pasien nan hanya memiliki satu atau dua kelenjar getah bening nan terserang. Di sini, berkas radiasi dipusatkan pada daerah nan terkena buat membunuh sel-sel nan sakit.

Transplantasi

Transplantasi berguna buat menghancurkan sumsum tulang. Selanjutnya digantikan dengan sel-sel induk nan ditransplantasikan. Biasanya melibatkan pemakaian kemoterapi takaran tinggi atau dengan radioterapi. Transplantasi dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:

  1. Alogenik (berbeda secara genetik), sel induk berasal dari orang lain donor. Donor bisa berupa keluarga, idealnya saudara kembar.
  2. Otologus (dari tubuh pasien sendiri), sel induk berasal dari pasien sendiri, dikumpulkan sebelum kemoterapi takaran tinggi, kemudian akan ditransplantasikan kembali pada mereka.

Pembedahan

Pembedahan bisa dilakukan dengan cara splenektomi. Jika kelenjar sudah terkena kanker, pengangkatan ini dikenal sebagai splenektomi. Ini dilakukan dengan anestesi umum. Orang nan telah menjalani splenektomi lebih mungkin terkena infeksi bakteri, dan seharusnya mendapat vaksinasi buat mencegahnya.

Terapi Eksperimental

Pengobatan ini ditujukan pada pasien nan menderita kanker kelenjar getah bening nan selalu kambuh setelah pengobatan atau tak memberikan respon sama sekali terhadap pengobatan normal. Ini disebabkan sebab pengobatan eksperimental bisa menimbulkan lebih banyak imbas samping daripada pengobatan nan sudah standar. Hanya pada kasus-kasus eksklusif pakar akan menganjurkan penggunaan pengobatan nan baru atau eksperimental tanpa mencoba lebih dulu pengobatan nan sudah teruji.