Berbagai Kriteria Karya Sastra dalam Media

Berbagai Kriteria Karya Sastra dalam Media

Sekarang orang lebih mudah lagi buat mempubilasikan karyanya. Jika dulu berbicara soal jurnal sastra , berarti kita membahas majalah Horizon.Majalah sastra Indonesia sekarang berbicara jurnal sastra lebih luas lagi sebab dalam mempublikasikan sebuah karya tak perlu menunggu kebijakan redaktur media cetak agar karya kita dimuat.

Sekarang, kita dapat membuat blog sendiri dan sebarkan melaui facebook atau twiter.Dengan demikian, karya kita akan banyak dibaca masyarakat. Bahkan, bukan hanya masyarakat Indonesia, melainkan masyarakat dunia.

Salah satu web nan menampung berbagai macam karya sastra ialah www.jurnal-sastra.blogspot.com. Dalam web tersebut, termuat berbagai macam karya sastra. Bahkan, dari para sastrawan Indonesia. Mulai drama, cerpen, puisi, esai, artikel, dan makalah nan berkaitan dengan sastra Indonesia. Di sana juga selalu termuat banyak informasi mengenai perkembangan sastra Indonesia.

Artikel-artikel nan berkaitan dengan karya sastra nan dimuat di media cetak. Anda dapat mencarinya di media massa nan terbit hari Minggu sebab biasanya artikel tentang budaya, seni sastra, terbit hari itu.

Kompas dapat Anda jadikan sebagai barometer perkembangan cerpen Indonesia sebab cerpen-cerpen nan dimuat di Kompas ialah cerpen-cerpen nan berkualitas baik sinkron dengan kaidah sastra serius.
Selanjutnya ialah Media Indonesia, Pikiran Rakyat, dan Koran Tempojuga selalu mengadirkan karya-karya sastra dari seorang penulis nan baik.

Biasanya, setiap hari Minggu di kolom budaya tak hanya cerpen dan puisi nan dibuat, tetapi juga menghadirkan kritis sastra dari para sastrawan nan dapat Anda jadikan surat keterangan buat kepentingan akademis.
Jadi, sekarang Anda tak perlu repot buat mencari jurnal sastra, cukup membaca koran Minggu atau Anda dapat melihat di media online tentang perkembangan sastra Indonesia.



Cerpen Sastra dalam Jurnal

Perkembangan global media massa memberikan peluang nan sangat besar kepada global sastra buat lebih terjun lagi mendekatkan masyarakat ke dalam global sastra.

Berbagai cerpen koran biasanya memiliki persyaratan eksklusif buat dapat menjadi salah satu cerita pendek nan memenuhi kriteria sebuah media massa. Misalnya saja, sebuah koran atau media massa berbasis sastra akan lebih memilih karya sastra nan bersifat serius daripada karya sastra nan bersifat popular.

Hal tersebut disebabkan oleh animo masyarakat nan telah menilai karya sastra sebagai bentuk dan bagian dari media massa saat ini. Bahkan di dalam koran, bentuk karya sastra cerpen lebih ditekankan pada tema-tema nan religius, spiritual, dan lebih menekankan makna kehidupan dibandingkan hanya sekadar bercerita tentang estetika atau kesenangan semata.

Beberapa karya juga biasanya dipilih sebab mampu melihat kehidupan dari sudut pandang nan berbeda. Sebagai contoh, belanja dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu hal nan lumrah dan wajar. Namun, dalam sebuah karya sastra, belanja dapat dikaitkan dengan emosi seseorang atau bahkan khayalan seseorang mengenai hal tersebut.

Imajinasi nan dihadirkan dalam karya sastra serius pun biasanya jauh lebih dalam dan liar dibandingkan dengan khayalan nan biasa dikeluarkan di dalam karya sastra popular. Itu sebabnya, orang atau pembaca harus teliti dalam memahami karya nan dibacanya.

Beberapa koran atau majalah sastra juga biasanya membatasi jumlah karakter dalam pembuatan cerpen. Kebanyakan dari mereka menetapkan jumlah karakter minimal 1000 buat setiap cerpen nan masuk. Sementara itu, buat mengisi kolom puisi, majalah atau koran sastra biasanya membatasi satu sampai empat puisi dalam setiap kolomnya.



Berbagai Kriteria Karya Sastra dalam Media

Seperti nan sudah dijelaskan di atas, karakter dan kriteria tiap media massa tak menentukan baik atau buruknya sebuah karya. Hal tersebut bergantung pada selera dari redaksi media massa tersebut sehingga karya nan memiliki cerita nan baik namun memiliki tema nan tak masuk dalam kriteria suatu media tak akan dimuat di media massa tersebut.

Beberapa karya biasanya lebih memilih tema nan sederhana namun dengan pengemasan nan menarik dan sastrawi. Namun, ada juga media nan memilih karya dengan tema nan serius tapi disajikan dengan kalimat atau kata-kata nan lugas dan mudah dipahami oleh pembaca.

Beberapa jurnal sastra juga ada nan berbasis religius sehingga karya nan dipilih ialah karya nan memiliki kecenderungan buat menyatukan pembaca dalam karya sastra memahami makna religiusitas nan terhidang di dalam karya tersebut.

Tidak menutup kemungkinan jika karya nan diterima oleh media tersebut ialah karya nan bersifat dakwah dan menanamkan nilai-nilai agama di dalamnya sehingga pembaca menangkap maksud penulis dalam memberikan informasi mengenai nilai-nilai agama tersebut.

Sebuah koran atau majalah nan berbasis politik juga biasanya lebih memilih karya nan memiliki tema politik sehingga pembaca dapat memahami berbagai informasi di global politik secara tak langsung dengan membaca karya sastra tersebut.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa setiap koran, majalah, atau media massa apapun memiliki karakter dan kriteria masing-masing buat memilih karya sastra nan hendak dimuat. Oleh karena itu, penulis nan hendak mengirimkan karya ke media massa sebaiknya mengetahui terlebih dahulu tema dan basis dari media massa tersebut agar karya nan dikirimkan dapat sinkron dengan kehendak redaksi media.