Motif Pembunuhan Wanita

Motif Pembunuhan Wanita

Mungkin, kita kerap mendengar pembunuhan wanita nan ditayangkan dalam warta televisi. Selain televisi, media cetak pun kerap memberitakan pembunuhan terhadap wanita nan dikupas secara mendetail dengan hasil pemeriksaan tertentu. Pembunuhan terhadap seorang wanita memang bukanlah kenyataan nan aneh di kalangan masyarakat Indonesia dan dunia. Padahal seharusnya kaum wanita ini harus dihargai dan dihormati. Binatang nan akan dikurbankan saja tak boleh nan betina sebab betinalah nan akan melahirkan. Kejam dan sangat kejam. Satu jiwa nan diambil paksa itu akan mengguncangkan Arsy. Allah Swt murka sekali dengan orang nan membunuh jiwa umat-Nya.



Semua Wanita Dapat Menjadi Korban

Wanita nan menjadi korban pembunuhan pun berasal dari berbagai usia dan kalangan. Para pembunuh tidaklah pandang bulu. Mereka dapat saja membunuh anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Pembunuhan tersebut dilakukan dengan berbagai motif dan alasan tertentu. Misalnya, kecemburuan, dendam, dan murni perampokan. Bahkan hanya sebab wanita itu berada pada waktu dan loka nan salah, ia menjadi korban pembunuhan. Ia tidak mengerti apa-apa. Ia bahkan tak mengenali korban nan telah dibunuh terlebih dahulu. Para pembunuh itu sepertinya memang bertangan dingin dan berhati batu.

Segala hal buat melindungi wanita telah banyak dilakukan. Bahkan para wanita pun telah berusaha melindungi dirinya dengan ilmu bela diri dan menjaga diri agar tak menjadi korban pembunuhan. Wanita nan baik dan menjaga diri dan kehormatannya tak akan pergi meninggalkan rumah loka ia dilindungi bila tak bersama dengan muhrim nan akan menjaganya. Ke mana pun ia pergi, ia akan selalu ada teman. Muhrim nan bertanggung jawab terhadap wanita itu juga akan berusaha sekuat tenaga menjaga wanita nan berada dalam lindungannya itu.

Zaman memang telah berubah. Banyak wanita nan tak rela kalau pergi ke mana-mana harus dikawal atau harus ditemani oleh seorang muhrim. Padahal itulah nan memang harus dilakukan oleh seorang muhrim. Walaupun sang wanita dapat menjaga dirinya sebab ia menguasa ilmu bela diri atau sebab ia bersama dengan teman-temannya, sebaiknya memang sang wanita tetap harus berada dalam konservasi seorang muhrim nan dapat ayahnya, saudara laki-lakinya, pamannya, dan seterusnya. Sekarang mungkin saja para laki-laki nan seharusnya menjadi seorang muhrim nan baik itu sudah tak tahu mana nan menjadi tanggung jawabnya. Pendidikan agama dan pendidikan formal lainnya mungkin tak mempersiapkan anak laki-laki menjadi seorang penjaga kehormatan wanita.



Tiada Penghormatan Lagi

Para laki-laki sudah tak menghormati wanita dan tak tergerak hatinya buat melindungi wanita nan ada dalam tanggung jawabnya sebab mungkin ia tak tahu dan tak mengerti atau sebab memang ia tak peduli. Pergeseran pemikiran dan cara mendidik anak ini akhirnya membuat kedudukan wanita semakin direndahkan. Sering terlihat seorang wanita tua nan berdiri di bis sedangkan di dekatnya ada seorang laki-laki mudah yang gagah nan duduk sambil merokok. Tidak tergeraknya hati buat memperlakukan seorang nenek itu merupakan satu pemandangan nan menyedihkan. Apalagi lantas kalau laki-laki muda itu malah dengan teganya merampas dompet sang nenek.

Di satu loka seperti diberitakan oleh konten warta digital malah ada seorang penambang pasir nan tega memperkosa seorang nenek berusia 64 tahun. Pemerkosaan itu sendiri dilakukannya di pinggir kali. Sang pelaku malah mengatakan bahwa perbuatan itu dilakukan atas suka sama suka. Bagaimana seorang wanita 64 tahun nan tinggal di desa masih dapat berbuat seperti itu kalau bukan jiwanya terancam? Orang sekarang semakin tak mudun dan tak memikirkan kematian. Mereka hanya ingin melampiaskan nafsu binatangnya sepuas mungkin selagi masih hidup.

Wanita nan tidak beretika malah dengan rela difoto telanjang atau setengah telanjang dan dengan santainya mengatakan kalau foto itu dibuat sebagai satu kenang-kenangan. Ia berpikir bahwa masa mudanya tak lama dan ia ingin ketika ia tua, ia akan mengenang betapa cantik dan moleknya tubuhnya. Ia tak berpikir bahwa belum tentu ia akan menjadi tua kalau umurnya tidak sampai tua. Ia juga tak berpikir bahwa apa nan dipamerkannya itu dapat menyebabkan banyak wanita lain nan menjadi korban pelecehan seksual hingga pemerkosaan dan bahkan pembunuhan.

Pemikiran nan sangat picik itu didasarkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan mencerna keilmuan tentang kehidupan setelah mati. Hanya Tuhan nan akan menentukan dan menginsyafkan wanita-wanita populer nan bahagia pamer tubuh mereka nan akan disentuh oelh barah neraka kalau mereka tak segera bertaubat. Hal seperti ini sering terjadi sebab pengaruh modernitas dan pesona kehidupan hedonis nan semakin merajalela. Tanggung jawab orangtua memang sangat besar dan semakin sulit melakukannya sebab pengaruh global luar begitu besar. Hanya doa nan dipanjatkan agar semua wanita selamat global akhirat.

Wanita merasa ia benar-benar hebat dan dapat menjaga dirinya ketika ia mempunyai uang dan pendidikan nan tinggi. Dengan santainya ia keluar malam dan melakukan apapun nan ia sukai di luar rumah. Walaupun sebenarnya ketika di dalam rumah pun wanita tak kondusif dan bahkan banyak pembunuhan terjadi di dalam rumah, tetap saja kepergian wanita keluar ruamh pada jam-jam nan rawan bisa mengundang kejahatan. Kehidupan ini memang semakin tak karuan. Laki-laki nan harusnya bertanggung jawab mencari nafkah malah kadang tak peduli dan tak memberikan tanggung jawabnya sehingga wanita harus berusaha sendiri demi menghidupi dirinya.



Motif Pembunuhan Wanita

Ketika pembunuh menghabisi korbannya, tak akan lepas dari motif tertentu. Seseorang tak mungkin tega menghilangkan nyawa orang lain, apalagi wanita, tanpa alasan jelas. Meskipun demikian, tidak sporadis orang nan memang melakukan pembunuhan di luar kesadarannya dampak gangguan kondisi kejiwaan. Berikut ini merupakan beberapa motif pembunuhan wanita .

Cemburu

Kecemburuan merupakan satu hal nan bisa membuat seseorang melakukan hal nekat. Sikap cemburu biasanya muncul dampak cinta hiperbola dari salah satu pasangan, dalam hal ini pria. Pria nan merasa “terlalu besar cintanya” itu akan menunjukkan sikap over protektif atau pengekangan berlebih. Semua kegiatan istri maupun pacarnya seolah sudah ditentukan. Sikap nan demikian mengekang itu akan ditunjukkan ketika perempuan nan dicintainya dekat dengan pria lain. Baik sebagai teman biasa maupun selingkuhan. Intinya, si pria hanya ingin wanita itu jadi miliknya. Jika perempuan tersebut dinilai stigma sebab telah akrab, bahkan hanya bertegur sapa, dengan pria lain, si pria tidak akan segan menghabisinya.

Bagi pria seperti ini, daripada ia tak memiliki wanita pujaan hatinya, lebih baik sang wanita wafat saja. Hal ini tentu saja telah menjadi penyakit jiwa. Boleh saja sang laki-laki atau pria itu menunjukkan rasa cintanya, tetapi tidak harus hingga menghabisi nyawa sang wanita.

Dendam

Dendam merupakan sebuah perasaan ingin membalas atas perasaan atau sakit hati nan telah dilakukan seseorang. Perasaan ingin membalas itu akan menghadirkan kenekatan pada diri seseorang. Tentu saja, hal nekat nan berhubungan dengan kejahatan. Mungkin inilah sebabnya agama melarang manusia memiliki sikap dendam. Dendam seorang pria pada wanita biasanya berakar pada penolakan cinta. Misalnya, seorang pria menyatakan cinta pada wanita pujaannya. Namun, wanita tersebut menolak cintanya secara tak baik-baik. Sikap perempuan itu akan membuat si pria sakit hati dan merasa dendam sehingga berniat menghabisinya.

Perampokan

Biasanya, wanita selalu tampil dengan perhiasan serta barang-barang serba mewah. Maklum, wanita. Hal ini ternyata bisa memicu terjadinya pembunuhan. Seorang nan mungkin telah mengintai wanita tersebut akan dengan tega melenyapkan nyawanya. Motifnya jelas. Si pembunuh itu ingin menjadi pemilik tunggal barang-barang maupun uang si wanita.



Memperkosa Mayat dan Sebelum Mayat

Entah apa sebabnya, mungkin sebab wanita selalu dipandang sebagai tingkatan kedua, hampir setiap pembunuhan nan menimpa seorang wanita selalu diawali maupun diakhiri dengan pemerkosaan. Dengan kata lain, si korban merugi dua kali. Hilang nyawa, hilang pula harga diri. Mungkin si pelaku tak ingin menyia-nyiakan “santapan” lezat di depan matanya.

Boleh dikatakan sedikit wajar jika pelaku memperkosa korban sebelum dibunuh, meskipun sebenarnya kurang ajar. Namun, katakanlah wajar sebab pelaku masih memiliki taraf pencerahan meski sedikit. Yang mengherankan ialah adanya beberapa pembunuh nan justru memperkosa korban ketika sudah menjadi mayat. Hal inilah nan sering dikaitkan dengan gangguan psikologis seseorang. Pembunuhan wanita seperti ini tentu saja sangat disayangkan.