Pengolahan Kopi

Pengolahan Kopi

Anda penggemar kopi? Ya, aroma kopi memang menggairahkan, terutama bila diseruput pelan-pelan di pagi hari. Kunci kelezatan kopi berasal dari budidaya kopi . Kopi nan ditanam di perkebunan dengan kondisi berbeda, memiliki aroma dan rasa nan berbeda pula.

Tanaman kopi ( Coffea sp . ) sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan penerapan teknologi budidaya nan masih terbatas. Bila penerapan teknologi budidaya di perkebunan kopi rakyat tersebut diperbaiki, produksinya dapat ditingkatkan.

Teknologi nan dianjurkan buat diterapkan ialah teknologi budidaya kopi poliklonal. Ada empat faktor nan menentukan keberhasilan budidaya kopi, yaitu:

  1. Teknik penyediaan wahana produksi.
  2. Proses produksi atau budidaya.
  3. Teknik penanganan pasca panen dan pengolahan (agroindustri).
  4. Sistem pemasarannya. Keempat-empatnya merupakan kegiatan nan berkesinambungan nan harus diterapkan dengan baik dan benar.

Dalam era perdagangan bebas, komoditas kopi sebagai bahan standar primer industri kopi bubuk, mutu menjadi penentu daya saing di pasar ekspor maupun dalam negeri. Dengan teknik budidaya nan baik dan sinkron maka dapat dihasilkan mutu produk (biji kopi) nan baik dan sinkron dengan kehendak konsumen. Hal tersebut perlu diperhatikan para pekebun kopi agar usaha taninya bisa sukses baik, produksi kopinya tinggi dan pendapatan petani juga tinggi.

Kondisi lingkungan tumbuh tanaman kopi nan paling berpengaruh terhadap produktivitas tanaman kopi ialah tinggi loka dan tipe curah hujan. Sebab itu, jenis tanaman kopi nan ditanam harus disesuaikan dengan kondisi tinggi loka dan curah hujan di daerah setempat.

Selama ini, jenis kopi nan biasa ditanam di perkebunan rakyat seperti di Lampung ialah kopi Arabika dan Robusta. Padahal kedua jenis tanaman kopi tersebut menghendaki persyaratan tumbuh nan berbeda. Kopi Arabika menghendaki ketinggian huma nan lebih tinggi dari kopi Robusta agar bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik.

Penanaman kopi Arabika pada huma dataran rendah produktivitasnya akan menurun dan lebih rentan terhadap penyakit zat oksidasi daun, sedangkan penanaman kopi robusta di daerah Lampung cocok ditanam pada ketinggian antara 300-600 m di atas permukaan laut.



Penghasil Kopi

Kopi banyak dibudidayakan di berbagai belahan dunia. Ada sekitar 70 negara di global nan membudidayakan kopi. Banyak di antara mereka ialah negara beriklim tropis. Indonesia dan Brasil merupakan dua penghasil kopi terbesar di dunia. Negara penghasil kopi di urutan selanjutnya ialah Colombia, Vietnam, Meksiko, Ethiopia, India, Guatemala, Pantai Gading, dan Uganda.

Walau kopi dibudidayakan di banyak negara, namun pembudidayaan dan proses pengolahannya nisbi sama. Ada dua jenis kopi, yaitu Arabica dan Robusta. Pembudidayaan kopi biasanya terdapat di perkebunan. Kopi tumbuh baik pada suhu 15-24°C. Oleh sebab itu kopi banyak dibudidayakan di negara sekitar ekuator.



Budidaya Kopi

Budidaya kopi memerlukan tanah dengan pengairan dan aerasi nan baik dengan ketersediaan oksigen nan tinggi buat mendukung sistem perakaran. Kopi membutuhkan curah hujan 1500 mm hingga 2000 mm per tahun buat menghasilkan biji berkualitas. Jika curah hujan lebih rendah, maka tanaman kopi membutuhkan kelembapan tambahan dengan cara irigasi.

Kopi nan berkualitas tinggi dibudidayakan di dataran tinggi dengan kelembapan nan berlimpah. Semakin tinggi loka pembudidayaan kopi, semakin sedikit oksigen nan tersedia. Oleh sebab itu, tanaman kopi memerlukan waktu lama buat matang sehingga rasa biji kopi nan dihasilkan lebih enak.

Tanaman kopi memerlukan perhatian rutin. Misalnya sinar matahari dalam jumlah tertentu, pengairan nan teratur, dan pemberian pupuk. Tanaman kopi juga harus dijaga dari gangguan hama dan gulma buat menghasilkan biji kopi nan baik. Bunga kopi mengembang dalam waktu enam hingga delapan minggu, lalu bisa dipanen sekitar 9 bulan kemudian, tergantung dari faktor lingkungan dan cuaca.

Setelah pohon menghasilkan buah, maka buah kopi memerlukan waktu enam hingga delapan bulan buat matang. Sebaiknya kopi dipanen secara teratur sebab bisa menjadi terlalu matang setelah sepuluh hingga empat belas hari.



Pengolahan Kopi

Biasanya buah kopi dipetik secara manual. Biji kopi terdapat di dalam buah kopi, nan juga diambil secara manual. Pemetik kopi kemudian memisahkan biji nan bagus dan membuang biji nan jelek.

Selanjutnya, biji kopi dikeringkan lalu dibakar. Biji kopi kemudian dikemas dalam bentuk bubuk atau berupa biji. Selain mengemas kopi murni hasil panen, ada juga produsen nan mencampur kopi dari berbagai global buat menghasilkan rasa terbaik bagi konsumen.



Teknologi Budidaya Kopi

Cara perbanyakan kopi Robusta dan kopi Arabika berbeda, sehingga penggunaan bahan tanam kopi Robusta pun berbeda dengan kopi arabika. Kopi Robusta diperbanyak secara vegetatif, sehingga bahan tanaman nan digunakan berupa klon. Sedangkan kopi Arabika biasanya diperbanyak dengan benih sehingga bahan tanam anjurannya berupa varietas.

Bahan tanam kopi arabika nan telah dilepas Menteri Pertanian ada lima varitas, yaitu: AB 3, USDA 762, S 795, Kartika 1, dan Kartika 2. Petani di Lampung kebanyakan menanam kopi robusta. Kopi robusta memiliki sifat menyerbuk silang, maka buat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitasnya bisa dicapai dengan menggunakan (3-4) klon unggul (poliklonal) nan berkomposisi secara tepat dan sinkron dengan kondisi lingkungan tertentu.



Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama primer kopi nan bisa menurunkan produksi dan mutu kopi adalah: penggerek buah kopi oleh Hypothenemus hampei Ferr. Gejala serangannya bisa terjadi pada buah kopi nan muda maupun tua (masak), buah gugur mencapai 7-14% atau perkembangan buah menjadi tak normal dan busuk. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan cara:

  1. Petik semua buah nan masak awal (baik pada buah nan terserang maupun tidak), biasanya dilakukan pada 15-30 hari menjelang panen raya. Untuk mencegah terbangnya hama, pada saat menampung buah digunakan kantong nan tertutup, kemudian buah direndam dalam air panas selama sekitar 5 menit.
  1. Lakukan lelesan, yaitu dengan mengumpulkan semua buah nan jatuh di tanah buat menghilangkan sumber makanan bagi hama.
  1. Dilakukan racutan atau rampasan, yaitu memetik semua buah nan telah berukuran 5mm nan masih ada di pohon sampai akhir panen (hal ini buat memutus daur hayati hama).
  1. Lakukan pemangkasan terhadap tanaman pelindung agar kondisi lingkungan tak terlalu gelap.
  1. Bisa juga dilakukan penyemprotan dengan agensia hayati, yaitu dengan pemanfaatan jamur Beauvaria bassiana dengan takaran 2,5 kg bahan padat per ha setiap kali aplikasi. Dalam satu periode panen kopi bisa dilakukan 3 kali aplikasi.

Penyakit pada tanaman kopi terutama disebabkan oleh nematoda parasit Pratylencus coffeae yang bisa menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, kurus, batang mengecil, daun tampak tua menguning dan gugur sehingga daun nan tertinggal ialah nan diujung-ujung cabang.

Pada agresi berat, pucuk akan mati, kembang dan buah prematur. Jika agresi sudah terjadi dari dalam tanah, tanaman akan mudah dicabut sebab akar-akar serabutnya membusuk berwarna coklat sampai hitam. Teknik pengendalian penyakit ini sebagai berikut:

  1. Dilakukan dengan menyemprot tanaman menggunakan nematisida (Oksamail, Etoprofos dan Karbofuran) terhadap tanaman nan terserang dalam kategori ringan.
  1. Pemusnahan tanaman terserang pada pusat-pusat serangan, dilakukan jika agresi nan menyebabkan penyakit nan berat.


Panen

Pemanenan buah kopi dilakukan dengan cara memetik buah nan telah masak. Penentuan kematangan buah ditandai oleh perubahan rona kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui ( over ripe ). Tanaman kopi tak berbunga serentak dalam setahun, sebab itu ada beberapa cara pemetikan:

  1. Pemetikan pilih atau selektif (petik merah) dilakukan terhadap buah masak.
  1. Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.
  1. Pemetikan lelesan dilakukan terhadap buah kopi nan gugur sebab terlambat pemetikan.
  1. Pemetikan racutan atau rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi nan masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.


Pengolahan Biji Kopi

Pengolahan biji merah dilakukan dengan metoda pengolahan basah atau semi-basah, agar diperoleh biji kopi kering dengan tampilan nan bagus, sedangkan buah campuran hijau, kuning, merah diolah dengan cara pengolahan kering.

Hal nan harus dihindari ialah menyimpan buah kopi di dalam karung plastik atau sak selama lebih dari 12 jam, sebab akan menyebabkan pra-fermentasi sehingga aroma dan citarasa biji kopi menjadi kurang baik dan berbau busuk ( fermented ). Biji kopi bisa diolah dengan beberapa cara yaitu: pengolahan cara kering, pengolahan basah, dan pengolahan semi basah.