Bermacam Sistem Endokrin

Bermacam Sistem Endokrin

Dalam tubuh manusia terdapat sistem saraf nan bekerja di bawah kendali sebuah sistem nan bertugas mengontrol dan memadukannya dengan fungsi tubuh lainnya. Sistem itu ialah sistem endokrin. Sistem ini bekerja melalui hormon. Anatomi dan fisiologi sistem endokrin berhubungan dengan neurotransmitter nan dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.



Apa itu Sistem endokrin?

Meskipun kita sporadis berpikir tentang sistem endokrin, hal itu mempengaruhi hampir setiap sel, organ, dan fungsi tubuh kita. Sistem endokrin merupakan instrumen dalam mengatur suasana hati, pertumbuhan dan perkembangan, fungsi jaringan, metabolisme, dan fungsi seksual dan proses reproduksi.

Secara umum, sistem ini bertanggung jawab atas proses tubuh nan terjadi secara perlahan, seperti pertumbuhan sel. Proses lebih cepat seperti pernapasan dan gerakan tubuh dikendalikan oleh sistem saraf. Tapi meskipun sistem saraf dan sistem endokrin ialah sistem nan terpisah, mereka sering bekerja sama buat membantu tubuh berfungsi dengan benar.

Fondasi dari sistem endokrin ialah hormon dan kelenjar. Seperti tubuh utusan zat kimia, melalui informasi hormon di transfer dan instruksi dari satu set sel. Hormon nan berbeda bergerak melalui genre darah, tetapi masing-masing jenis hormon dirancang hanya mempengaruhi sel-sel tertentu.

Kelenjar ialah sekelompok sel nan memproduksi dan mengeluarkan, atau mengeluarkan, bahan kimia. Sebuah kelenjar memilih dan menghilangkan suatu elemen eksklusif dari dalam darah, memproses elemen itu, ataupun mengeluarkan produk kimia jadi buat digunakan di suatu loka dalam tubuh.

Sistem endokrin mempunyai 5 fungsi umum, yaitu:

  1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduksi pada janin nan sedang berkembang.
  2. Menstimulasi urutan perkembangan tersebut.
  3. Mengkoordinasi sistem reproduksi.
  4. Memelihara lingkungan internal secara optimal.
  5. Melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.


Kelenjar Endokrin

Kelenjar endokrin terdapat pada pankreas, kelenjar lakrimalis buat air mata dan payudara, pulau langerhans pada pankreas, gonad pada ovarium dan testis, kelenjar adrenal, hipofisa, tiroid, dan paratiroid. Hasil divestasi kimiawi kelenjar ini langsung ke darah.

Dua kelenjar endokrin nan primer ialah hipotalamus dan hipofisa. Hipotalamus menghubungkan sistem endokrin dengan sistem persarafan. Seperti merespon input dari loka lain dalam otak serta dari hormon dan dari hormon dalam darah. Sel saraf dalam hipotalamus mensekresi hormon-hormon nan bekerja pada sel-sel khusus dalam kelenjar pituitary nan mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofisa. Kedua kelenjar ini dihubungkan oleh infundibulum.

Hipotalamus sebagai pusat paling tinggi sistem kelenjar endokrin menjalankan fungsinya melalui hormonal dan saraf. Hormon hipotalamus dikenal dengan faktor R dan I nan mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofisa.

Hipofisa terletak di sela tursika. Berbentuk bulat telur dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas 2 lobus. Lobus anterior (adhenohipofisa) ialah bagian terbesar dari hipofisa sekitar 2/3 dari bagian hipofisa. Lobus posterior sekitar 1/3 bagiannya dan terdiri dari jaringan saraf nan disebut neurohipofisa. Jaringan saraf nan menghubungkan antara hipotalamus dan lobus posterior hipofisa disebut hipofisa stalk.



Bermacam Sistem Endokrin

Kelenjar penghasil hormon nan terdapat pada sistem ini, di antaranya kelenjar eksokrin. Istilah sederhana buat kelenjar eksokrin ialah kelenjar ludah. Kelenjar ludah memiliki saluran spesifik dari sistem itu sendiri. Selain kelenjar ludah, atau eksokrin, kelenjar lain nan juga menjadi bagian dari sistem endokrin di antaranya:

  1. Kelenjar hipofise atau pituari atau dalam istilah kedokteran disebut hypophysis or pituitary glan. Kelenjar ini terletak pada bagian dalam rongga kepala dengan posisi nan cukup dekat pada dasar otak.
  2. Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok nan dalam istilah kedokteran dikenal dengan thyroid gland. Kelenjar ini pada leher bagian depan. Jika terjadi masalah dengan kelenjar ini, leher bagian depan akan terlihat sedikit membesar, atau nan dikenal dengan istilah penyakit gondok.
  3. Kelenjar paratiroid (parathyroid gland). Kelenjar ini terletak berdekatan dengan kelenjar tiroid. Masih berada di sekitaran leher bagian depan.
  4. Kelenjar suprarenal atau suprarenal gland. Kelenjar ini letaknya berada lebih dalam. Ia berada di atas ginjal kiri dan kanan.
  5. Pulau langerhans atau islets of langerhans. Kelenjar ini terdapat pada jaringan kelenjar pankreas.
  6. Kelenjar kelamin atau gonad. Pada tubuh pria, kelenjar ini terdapat pada testis sedangkan pada wanita, kelenjar ini terletak pada sel indung telur.
  7. Placenta. Placenta juga dapat dikategorikan sebagai salah satu kelenjar endokrin, sebab placenta juga bisa menghasilkan hormon.

Mereka berasal dari kelenjar dan organ (seperti lambung, pankreas, ginjal, dll) nan menghasilkan kelenjar ini. Sedangkan bahan kimia nan organ membuatnya digunakan dekat dengan rumah kelenjar endokrin di seluruh tubuh nan secara otomatis membuat bahan kimia nan disebut hormon nan berjalan lebih jauh lagi. Kelenjar endokrin memuntahkan hormon mereka langsung ke dalam genre darah Anda!



Endokrin pada pubertas Manusia

Waktu ketika tubuh Anda memulai perjalanan terakhir nya buat menjadi manusia dewasa juga dijalankan oleh hormon. Nah Inilah nan disebut sebagtai pubertas dan melibatkan segala macam perubahan besar dan kecil buat tubuh - dan otak Anda!

Selama pubertas, bentuk tubuh Anda mulai berubah - gadis mengembangkan payudara dan pinggul; anak laki-laki, tubuh lebih tinggi dan lebih luas dan lebih banyak otot. Rambut mulai berkembang dalam berbagai derajat pada anak laki-laki dan perempuan: diantaranya rambut kemaluan, rambut ketiak, rambut kaki, dan, pada anak laki-laki, paras dan rambut tubuh.

Pada saat manusia selesai pubertas, mereka akan mencapai ukuran dewasa. Mereka juga mungkin menemukan diri nya lebih tertarik pada versus jenis, dan mengalami perasaan dan emosi nan cukup baru sebagai manusia dewasa. Mereka akan memperoleh kemampuan buat menjadi ayah dari bayi, dan jika perempuan, maka akan mengembangkan kemampuan buat memiliki bayi.



Gangguan pada Sistem Endokrin

Patofisiologi sering terjadi pada majemuk kelainan kelenjar endokrin. Fungsi sistem endokrin nan begitu rumit dan kompleks termasuk prosedur kerja hormonal niscaya akan berpengaruh terhadap kondisi penyakit. Seperti halnya kelainan pada pada organ tubuh, kelainan pada kelenjar endokrin membuat gangguan fungsi saraf nan terjadi dampak adanya peradangan atau infeksi, tumor ganas, degenerasi, dan idiopatik.

Kasus seperti ini sering terjadi pada di global kedokteran di mana kondisi patologis tersebut bisa berdampak pada kelenjar endokrin seperti:

  1. Perubahan bentuk kelenjar nan tak disertai perubahan sekresi hormonal. Sekresi hormonal semakin meningkat sehingga mengakibarkan hiperfungsi kelenjar.
  2. Dapat pula terjadi penurunan fungsi sekresi hormonal nan disebut hipofungsi kelenjar.

Hipofisa sebagai master of gland melakukan interaksi timbal balik dengan kelenjar targetnya sehingga kasus penyakit kelenjar ini dapat lebih dari satu. Maka dari itu, perlu diketahui penyebabnya, apakah dari kelenjar penghasil hormon itu sendiri, ataukah dari kelenjar di atasnya dan atau penggunaan obat-obatan eksklusif nan bisa berpengaruh pada fungsi kelenjar.

Inilah kajian sederhana tentang anatomi fisiologi sistem endokrin. Tentu saja, artikel ini masih perlu pengembangan lebih lanjut lagi. Pasalnya, pembahasan nan dikupas masih seputar hal-hal nan sederhana. Namun sudah dapat menjembatani pembaca buat mengkajinya lebih mendalam lagi. Semoga bermanfaat bagi sobat Ahira.