Penggunaan Tanda Baca

Penggunaan Tanda Baca

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tanda baca menjadi salah satu materi nan diajarkan. Penggunaan elemen ini penting, terutama jika dikaitkan dengan bahasa tulisan. Sayangnya, elemen ini kerap kali disepelekan. Pada akhirnya kesalahpahaman dalam memaknai bahasa tulisan seringkali terjadi.

Pelajaran Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak bangku sekolah dasar. Pelajaran tentang bagaimana menempatkan tanda baca sudah dibahas berkali-kali. Sosialisasi titik, koma, tanda tanya, dan tanda seru sebagai tanda buat membaca dasar sudah dilakukan sejak SD, tapi faktanya, hal itu seperti belum begitu dimengerti.

Hal ini terlihat dari berkali-kali penempatan tanda-tanda tersebut nan salah posisi, bahkan tak semestinya oleh para pengguna bahasa. Ini ialah dampak dari menyepelekan aturan-aturan dalam berbahasa nan baik dan benar. Penggunaan tanda-tanda seperti titik dan koma memang terkesan mudah, tetapi siapa nan menyangka jika hal tersebut dapat berakibat fatal jika salah menempatkan.



Tanda Baca sebagai Materi dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

Sudah seperti misteri umum, jika pelajaran Bahasa Indonesia ialah pelajaran nan gampang-gampang susah. Terlihatnya gampang, tapi begitu dihadapkan pada rentetan soal Bahasa Indonesia, cukup banyak nan terjebak. Hasilnya, nilai Bahasa Indonesia nan jelas-jelas bahasa nasional, tak begitu baik.

Hal ini ironis sebab berbanding terbalik dengan pelajaran Bahasa Inggris. Beberapa data menyebutkan bahwa nilai pelajaran Bahasa Indonesia lebih rendah dibanding dengan Bahasa Inggris. Dapat jadi ini menunjukkan gejala punahnya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Jika bahasa Indonesia musnah, negara ini mau menggunakan bahasa apa? Bahasa 4L4y?

Minat pelajar buat melanjutkan pendidikan di bidang Bahasa Indonesia juga tidak sporadis mendapat sambutan nan kurang baik. “Mau jadi apa nanti?” Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terdengar lebih seperti kalimat larangan. Pada akhirnya, siswa lebih memilih jurusan nan dinilai lebih menjanjikan, seperti Ekonomi atau Hukum.

Pengetahuan tentang ilmu-ilmu bahasa seperti tanda buat membaca pada akhirnya berakhir sebatas taraf menengah atas. Itupun bukan agunan bahwa mereka benar-benar mengerti. Hasilnya, ya seperti nan banyak dilihat. Dominasi pelajar Indonesia terhadap bahasa Indonesia itu sendiri cukup rendah.

Pelajaran Bahasa Indonesia tak sebatas memelajari bahasa nan baik dan benar, tetapi juga penempatan tanda buat membaca nan tepat. Penempatan tanda-tanda nan tepat bertujuan buat menyempurnakan rangkaian kata nan dipilih dalam ragam bahasa tulisan.

Ragam bahasa sendiri dibedakan menjadi dua, ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan. Ragam bahasa lisan tak mementingkan tampilan tanda buat membaca secara fisik, nan paling krusial ialah intonasi. Pada ragam bahasa tulisan lah, tanda buat membaca memegang peranan nan cukup penting.

Peranannya pada ragam tulisan tak berbeda jauh dengan intonasi dan jarak pada ragam bahasa lisan. Jika salah menempatkan, makna nan terkandung dalam ragam bahasa tulisan dapat saja salah tersampaikan. Ini tentu saja cukup vital. Karena Anda tentu tak ingin bukan, pada keadaan eksklusif terjadi salah paham sebab salah penempatan koma dan titik.



Pengertian Tanda Baca

Pengertian dari tanda baca itu yaitu tanda nan digunakan ketika membaca. Dalam artian, tanda nan digunakan buat menulis sebuah bacaan agar maksud dari tulisan tersebut tersampaikan dengan baik.

Tanda buat membaca berbentuk seperti simbol. Simbol ini sama sekali tak ada interaksi dengan huruf, pilihan kata, frasa atau kalimat. Maksudnya, simbol ini tak berfungsi sebagai huruf. Simbol ini bertujuan buat pengatur intonasi dan jarak pada sebuah tulisan. Di zaman sekarang ini, emosi sepertinya juga dapat diwakilkan oleh tanda baca .

Sesuai dengan sifat bahasa itu sendiri, yaitu bergerak maju dan konvensional, tanda buat membaca memiliki anggaran nan berbeda berdasarkan bahasa, lokasi, dan waktu. Simbol ini dapat dikembangkan sinkron kebutuhan para pengguna bahasa. Tapi rasanya, perubahan ini memerlukan proses dan waktu nan cukup lama. Perlu juga alasan nan kuat dan logis.



Penggunaan Tanda Baca

Penggunaan tanda buat membaca tentu berbeda buat setiap simbolnya. Berikut ini ialah sosialisasi terhadap simbol serta panduan penggunaannya berdasarkan anggaran standar nan dimiliki oleh bahasa Indonesia. Tanda buat membaca ini ialah tanda nan biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.



1. Titik

Tanda ini merupakan tanda nan paling populer di kalangan masyarakat. Bentuknya ya titik (.), tanda baca ini memiliki fungsi sebagai penuntas sebuah kalimat. Biasanya diletakkan di akhir kalimat jika kalimat tersebut memang sudah selesai diucapkan.

Contoh:

  1. Artikel ini jelek.
  2. Artikel ini bagus.
  3. Kamu cantik dan memesona.

Selain digunakan sebagai epilog sebuah kalimat, baik kalimat minor maupun mayor, titik juga dapat digunakan ketika menuliskan nama singkatan seseorang. Seperti, W.R Supratman, George W. Bush, Theo L. Sambuaga. Titik juga dapat digunakan ketika menuliskan gelar, pangkat, atau panggilan sapaan. Misalnya:

  1. Dr.
  2. S.S
  3. Kol.
  4. Jend.
  5. Bpk.

Selain itu, titik juga digunakan ketika menuliskan singkatan nan terdiri dari tiga huruf dan singkatan tersebut memang sudah biasa digunakan, seperti dll., dsb., hlm., dan tgl . Fungsi lain dari titik ialah sebagai penunjuk waktu. Dalam hal ini pemisah antara jam, menit, dan detik. Juga digunakan buat memisahkan bilangan, antara jutaan, ratusan ribu, ribuan, dan hingga ratusan.



2. Koma

Tanda nan satu ini juga cukup familiar bagi masyarakat Indonesia. Penggunaan koma memiliki beberapa peranan, yaitu sebagai berikut.

  1. Berperan buat merincikan sebuah kalimat nan di dalamnya terkandung pembilangan. Misalnya, “Ibu pergi ke pasar membeli tempe, tahu dan oncom.”

  2. Berperan sebagai pemisah antara kalimat setara. Misalnya, “Dia bukan seorang dokter, melainkan seorang perawat.”

  3. Berperan sebagai pemisah anak kalimat dan induk kalimat. Misalnya, “Saya akan pergi, asalkan kamu juga pergi.”

  4. Digunakan pada ungkapan penghubung antara kalimat nan terletak pada awal kalimat. Misalnya, “Meskipun begitu, dia tetap anak nan baik hati.”

  5. Koma dipakai buat memisahkan kalimat tak langsung dan langsung. Misalnya, bapak berkata, “ambilkan asbak di ruang tamu!”

  6. Koma dipakai buat menuliskan alamat. Mulai dari kecamatan, kabupaten, kota, dan negara. Misalnya, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.

  7. Koma digunakan dalam penulisan catatan kaki.

  8. Koma digunakan ketika menuliskan nama nan disertai gelar. Misalnya, Ridwan Maulana, S.E.

  9. Koma digunakan buat menghindari salah baca. Biasanya diletakkan di belakang keterangan nan ada di awal kalimat. Misalnya, “Dalam melaksanakan kegiatan ini, layaknya kita bersungguh-sungguh.


3. Tanda Seru

Tanda seru digunakan buat menegaskan emosi nan ada pada ragam bahasa tulis. Biasanya berupa kalimat seruan, kalimat perintah, dan emosi. Agar emosi nan dirasakan bisa sampai ke pembaca, gunakan tanda seru dalam kalimat. Misalnya: “Ayo pergi dari sini!” atau “Kamu sungguh keterlaluan!”



4. Tanda Tanya

Satu lagi nan generik digunakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu tanda tanya. Tanda tanya digunakan dalam kalimat tanya. Misalnya: “Apakah kamu akan pergi?”. Intinya, tanda tanya selalu mengikuti kata bagaimana, apa, kapan, di mana, kenapa, dan siapa.

Selain keempat tanda baca nan generik digunakan tersebut, bahasa Indonesia masih memiliki banyak sekali tanda baca, yaitu tanda kurung ((..)), tanda titik dua (: ), tanda hubung (-), tanda titik koma (;), tanda kurung siku ([…]), tanda petik (“…”), garis miring (/), tanda petik satu (‘…’), dan tanda apostrof (‘). Masing-masing tanda tersebut tentulah memiliki fungsi nan berbeda. Belajar mengenai ini sungguh menyenangkan. Pengetahuan Anda tentang anggaran berbahasa juga menjadi bertambah.