Permainan Matematika di Ruang Keluarga

Permainan Matematika di Ruang Keluarga

Memperkenalkan permainan matematika kepada anak-anak cukup mudah dan sederhana. Ayah dan ibu dapat menggunakan peralatan makan sebagai salah satu cara memperkenalkan pemainan matematika kepada anak-anak.

Ketika akan akan makan bersama, ibu atau ayah dapat bertanya kepada anaknya berapa jumlah sendok, garpu, piring, mangkuk, dan gelas nan dibutuhkan mereka pada saat itu. Tentunya ketika makan nasi bungkus dengan makan nasi protesis rumah, jumlah peralatan makan berbeda. Disparitas tersebut dapat digunakan sebagai bahan dialog tentang permainan matematika.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran nan menakutkan buat sebagian orang. Dominasi terhadap konsep dan berbagai rumus matematika, nan menjadi salah satu penyebabnya. Ada sebagian nan menyukai pelajaran berhitung ini. Namun bagi nan kurang dan tak menyukai matematika, bagaimana menyikapinya?

Salah satu bentuk sosialisasi matematika nan praktis melalui permainan matematika. Bila ingin anak Anda menyukai pelajaran matematika, Anda dapat mengenalkannya lewat permainan matematika. Bermain sambil belajar merupakan metode nan dapat Anda terapkan.

Dengan mengenalkan matematika melalui permainan, diharapkan anak-anak dapat memahami matematika. Sehingga, sugesti nan menyatakan bahwa matematika itu sulit akan hilang dengan sendirinya. Permainan matematika, dalam rangka mengenalkan konsep matematika dasar. Konsep dasar nan terkesan susah, dapat dipahami dengan mudah melalui permainan matematika ini.



Metode Belajar Matematika dengan Permainan

Sebenarnya apa itu permainan matematika? Apakah sama dengan permainan-permainan nan lainnya? Namanya juga permainan, konsep matematika dikemas sedemikian rupa, sehingga tak seperti mengerjakan soal nan rumit. Permainan matematika, dikemas dengan bahasa nan sederhana dan mudah dipahami. Permainan matematika pun menggunakan media nan tak asing, seperti bola-bola kayu, penggaris, jari tangan dan sebagainya.

Permainan matematika diterapkan dalam rangka mewujudkan belajar matematika nan menyenangkan. Salah satu metode nan bisa digunakan terkait dengan permainan matematika ini, yaitu PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Sehingga dengan adanya metode ini, proses belajar matematika bisa berlangsung secara menyenangkan.

Dasar pemikiran penerapan metode permainan matematika melalui metode PAIKEM ini, supaya ketakutan atau persepsi negatif terhadap matematika ini hilang dari asumsi anak-anak. Permainan matematika terkait dengan belajar matematika nan dikemas dengan orientasi lingkungan sekitar. Pendekatan nan dilakukan terkait dengan permainan matematika ini, yaitu RME ( Realistic Mathematic Education ).

Pengenalan matematika melalui permainan matematika, merupakan variasi taktik pembelajaran nan berhubungan dengan kehidupan dan lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar merupakan wahana nan dapat dijadikan alat buat mengenalkan matematika secara menyenangkan buat anak-anak.

Anda dapat memainkan permainan ini di manapun. Seperti di bawah ini:



Permainan Matematika di Meja Makan

Ibu dan ayah dapat bergantian membawakan permainan matematika di meja makan ini. Sebelum memulai, jangan lupa mengulangi permainan matematika sebelumnya. Adanya mengulangi sedikit permainan matematika nan dilakukan sebelumnya akan memberikan link ke permainan matematika selanjutnya. Misalnya, ‘Tadi pagi ada berapa piring?’ atau ‘Semalam ada 4 piring, 3 mangkok. Kalau dijumlahkan, semuanya ada berapa?’

Setelah mengulangi sedikit permainan matematika sebelumnya, lalu lanjutkan dengan permainan matematika dengan memberikan soal nan sedikit lebih sulit. Kalau misalnya anak sudah mampu menjawab soal-soal penjumlahan dengan angka kecil, lalu dapat dilanjutkan dengan angka-angka besar.

Setelah itu, dapat dilanjutkan dengan perkalian dan pembagian. Contohnya, kalau ada ada 20 orang nan akan padahal kita hanya menyediakan 4 piring, ada berapa piring nan kurang? Atau masing-masing ayah dan ibu membutuhkan 2 buah garpu. Kalau ada 4 orang nan membutuhkan masing-masing 2 garpu, maka berapa jumlah garpu nan dibutuhkan?

Pertanyaan-pertanyaan dalam permainan matematika seperti di atas disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Kalau memiliki anak lebih dari satu, permaianan matematika di meja makan ini dapat lebih menantang sebab mereka dapat rebutan menjawab soal. Tapi harus dipertimbangkan kondisi psikologis masing-masing anak. Jangan sampai ada anak nan kalah atau menang terus.

Satu lagi nan harus dipertimbangkan ialah bahwa soal nan dibuat tak boleh terlalu sulit. Kalau kira-kira anak tak dapat menjawab, gantilah dengan pertanyaan nan lebih mudah. Jika pertanyaan terlalu sulit, takutnya selera makan anak jadi berkurang. Tentunya keadaan tersebut tak boleh terjadi.

Permainan matematika di meja makan ini dapat berlanjut hingga ketika sama-sama membereskan meja makan. Buatlah permainan matematika tersebut semeriah dan seunik mungkin. Anak nan ceria tentunya terlihat lebih menyenangkan. Interaksi antar anggota keluarga juga dapat semakin dekat dan erat. Bila memungkinkan berilah hadiah kecil kepada anak nan dapat menjawab soal. Hadiah tersebut dapat dinegosiasikan asalkan tak memberatkan kondisi keuangan orangtua.



Permainan Matematika di Ruang Keluarga

Ketika libur dan hari hujan, paling menyenangkan berada di rumah bersama dengan orang nan dicintai. Agar tak bosan, untuk saja permainan matematika nan menarik. Jika di ruang keluarga ada rak buku, ajaklah anak menghitung jumlah buku tersebut dengan menggunakan bahasa Inggris, bahasa Cina, bahasa Jawa, bahasa Melayu atau bahasa apa saja. Lalu buatlah soal nan berkaitan dengan jumlah buku tersebut.

Misalnya, ‘Di rak bagian bawah ada 20 buah buku. Kalau ayah ambil lima buah buku, sekarang ada berapa jumlah bukunya? Kalau ibu mengurangkan jumlah buku di rak bagian atas dengan buku-buku di rak bagian bawah, berapa jumlah buku-bukunya?’

Kalau memungkinkan, anak dapat juga diberi kesempatan membuat soal dan nan menjawab anak nan lain atau ayah dan ibunya. Jika kemampuan anak luar biasa, ayah dan ibu dapat mengambil beberapa buku dan memperlihatkan jumlah halaman di masing-masing buku.

Lalu permainan matematika dilanjutkan dengan menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi jumlah halaman buku. Pertanyaannya dapat saja seperti berikut ini.

  1. Jumlah halaman buku 1 ditambah jumlah halaman buku 2 dikali jumlah halaman buku 3 ialah ....
  1. Jumlah halaman buku 4 dikali jumlah halaman buku 5 dikurangi jumlah halaman buku 6 ialah ....
  1. Jumlah halaman buku 1 dikalikan jumlah halaman buku 7 dibagi dengan setengah halaman buku 2 ialah ....

Pertanyaan-pertanyaan dalam permainan matematika ini sangat disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Jangan sampai soal nan terlalu sulit mempengaruhi kondisi emosi anak.



Permainan Matematika di Dapur

Acara memasak bersama dapat menjadi ajang permainan matematika juga. Ajaklah anak menghitung jumlah belanjaan keseluruhan. Setelah itu, ajaklah menghitung biaya nan dikeluarkan buat masing-masing menu. Misalnya, buat memasak sup dibutuhkan satu buah ayam kampung, bumbu-bumbu, dan ditambah dengan biaya tenaga nan diluarkan. Dengan memberikan citra harga satu buah menu, anak akan terbiasa menghitung harga makan nan dikeluarkannya ketika makan di warung makan atau di restoran.

Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu ketika dari permainan matematika tersebut, anak tertarik membuka restoran. Perkiraan harga nan sudah biasa dilakukannya melalui permainan matematika ketika kecil itu akan sangat berpengaruh di hati dan pikirannya. Jadi dapat dikatakan bahwa pembicaraan orangtua di dapur itu tak hanya sebagai sosialisasi kepada angka-angka melalui permainan matematika sederhana, tetapi juga ajang mempersiapkan masa depan anak nan cerah.



Permainan Matematika Ketika Terjebak Macet

Walaupun stagnasi ialah menu sehari-hari, pada saat suasana hati sedang tak bagus, emosi dapat saja cepat tersulut. Ditambah tingkah laku anak nan kurang menyenangkan, perjalanan akan terasa membosankan dan mengesalkan.

Cara ampuh mencegahnya ialah mempersiapkan permainan matematika sederhana. Caranya ialah ajaklah anak menghitung jumlah mobil dengan rona tertentu. Suruhlah anak buat mengingat jumlah tersebut. Ketika dirasa angka nan didapatkan cukup, maka ayah dan ibu mulai membuat soal. Misalnya, berapa jumlah mobil rona merah dan rona hijau? Berapa jumlah mobil rona putih, rona biru, dan rona kuning?

Kalau permainan matematika nan berkaitan dengan rona mobil sudah selesai, permainan matematika selanjutnya ialah dengan menghitung jumlah angka nan ada di nomor polisi kendaraan. Misalnya, jumlahkan angka di nomor polisi dua mobil di depan. Kalau penjumlahan dirasa kurang menantang, gantilah pertanyaannya dengan perkalian, pembagian, dan pengurangan.

Sesekali boleh juga mengizinkan anak menggunakan kalkulator nan ada di telepon pintar. Bagaimanapun fasilitas kalkulator ini tak dapat dihindarkan. Keterampilan menggunakan kalkulator ialah salah satu keterampilan nan harus dikuasai oleh anak.

Dengan bersikap sedikit longgar dan fleksibel, anak juga belajar bahwa kalau dibutuhkan, penggunaan beberapa fasilitas dapat dipakai. Permainan matematika ini dapat juga digunakan buat belajar berempati.

Misalnya, ketika satu anak sering menang dan tentunya sering mendapatkan hadiah. Suatu ketika ayah atau ibu dapat bertanya seperti ini. ‘ Nak, apakah kamu mau membagi hadiahmu dengan adikmu ?’ kalau jawaban anak menunjukkan penolakan, jangan dipaksakan. Biarkan dahulu anak bersikap seperti itu. Tapi jangan putus asa. Hari berikutnya kalau anak tersebut menang lagi, ayah atau ibu dapat bertanya dengan pertanyaan nan sama.

Lambat laun anak akan sadar bahwa kalau dia mau berbagi kepada saudaranya, saudaranya tersebut akan lebih sayang kepadanya. Pelajaran tentang afeksi ini akan sangat bermanfaat bagi diri anak dimasa depan. Dengan demikian, permainan matematika tak hanya melatih kecerdasan otak tapi juga kecerdasan emosional dan menumbuhkan kecerdasan spiritual dengan inti semakin banyak berbagi, semakin banyak diberi.



Permainan Matematika Unik buat Anak

Anak Anda masih merasa sulit buat menguasai lambang bilangan? Anda tidak perlu khawatir. Lambang sapta dan konsep sapta dapat distimulasi sejak dini melalui permainan matematika. Anda dapat mengenalkan konsep lambang sapta pada anak Anda. Anda dapat memberikan permainan matematika, dengan syarat permainan matematika itu menggunakan bahasa nan sederhana, menarik, tak membosankan dan menggembiarakan.

Penciptakan permainan matematika buat anak tidaklah rumit. Tak perlu Anda mencari di buku-buku soal matematika, sebab akan sia-sia. Berikut beberapa permainan matematika unik, nan dapat Anda terapkan pada anak Anda di rumah:



1. Konsep Besar dan Kecil

Siapkan salah satu kotak sepatu besar dan satu kotak buah agak kecil. Lalu, sediakan benda-benda nan ukurannya berbeda, misalnya kelereng, boneka besar-kecil, batu-batuan besar dan kecil. Kemudian letakkan semua benda di atas baki. Mintalah anak Anda buat mengambil satu benda nan besar atau kecil, dan memasukkan benda nan besar ke kotak sepatu dan nan kecil ke kotak buah. Terakhir hitung jumlah benda besar dan kecil nan ada dalam kotak.



2. Mencari Pasangan

Untuk dapat memaikan permainan matematika ini, Anda sediakan kaos kaki, sepasang jepit jemuran, sepasang sarung tangan, sepasang sendok makan atau sendok teh, sepasang garpu makan dan garpu kue, sepasang cangkir plastik dan seterusnya (berpasangan). Lalu masukkan semua benda tersebut dalam kotak nan besar, dan suruhlah anak Anda mencari pasangannya, kemudian hitung ada berapa pasang.



3. Menebak Telapak Tangan

Anda sediakan pensil dan kertas atau kertas karton putih. Letakkan telapak tangan anak menghadap ke bawah degan jari-jari terbuka, kemudian jiplak dengan pensil. Suruh anak Anda menggunting jiplakan tangan tadi. Lakukan hal nan sama buat telapak kakinya atau telapak tangan dan kaki ayah dan ibu, kakak atau adik. Kemudian suruh anak Anda menunjukkan mana nan paling besar dan mana nan paling kecil, lalu minta anak menyusun jiplakan telapak tangan tersebut sinkron urutan besar kecilnya, dan terkahir menghitungnya.



4. Bola-Bola Kayu

Anak-anak tak akan bosan bermain bola kayu warna-warni. Pilihlah bola-bola kayu nan berlobang di tengahnya, nan disusun secara vertikal pada lima tonggak nan tingginya berbeda-beda. Sambil memasukkan bola ke tonggak, anak akan menghitung, ”satu...dua..tiga..dan seterusnya”. Permainan matematika dengan menggunakan alat peraga ini, dapat meningkatkan rentang konsentrasi anak dan mempertajam daya ingat, sehingga anak Anda nanti menjadi pandai menghitung benda apa saja dari satu sampai sepuluh.



5. Bentuk-bentuk Gambar

Permainan matematika ini dapat didapat dari gambar-gambar di buku atau buku mewarnai. Permainan matematika ini menggunakan sebuah gambar nan mempunyai bentuk-bentuk nan jelas di dalamnya, misalnya balon buat lingkaran, pintu buat segi empat, gelas buat tabung, dan sebagainya. Lalu lihatlah siapa nan dapat menemukan bentuk tersembunyi nan paling banyak dalam gambar.



6. Menggunakan Papan ( Board Game )

Permainan matematika menggunakan papan ini memberikan banyak pilihan kreatifitas dan cara-cara menarik buat mengajari konsep-konsep matematika buat anak-anak. Ada banyak permainan matematika dalam bentuk permainan papan, antara lain Yahtzee dan Rummikub . Ada juga permainan matematika papan buat anak-anak nan dapat diubah menjadi wahana melatih kemampuan matematika. Salah satu contohnya bermain Scrabble dengan memberi tiga kali lipat point buat setiap istilah matematika nan sahih diucapkan.



7. Tebak-Tebakan dalam Permainan Matematika

Ada permainan matematika tebak-tebakan? Ya, tak hanya tebak-tebakkan gambar nan dapat kita mainkan. Matematika pun juga dapat kita gunakan buat menebak sesuatu. Permainan matematika ini, dapat diperuntukkan bagi orang dewasa. Salah satunya ialah permainan matematika tebak tanggal lahir.

Permainan tebak tanggal lahir ini, menggunakan hitungan perkalian, penjumlahan dan pengurangan. Cara sederhananya sebagai berikut, kalikan tanggal lahir dengan 5, hasilnya lalu tambahkan dengan 6, kemudian hasilnya dikalikan lagi dengan 4, hasilnya lalu ditambah dengan 9, kemudian dikalikan dengan 5 dan hasilnya tambahkan dengan bulan kelahiran, selanjutnya tinggal mengurangi hasilnya dengan 165.

Masih bingung? Berikut contoh langkah-langkah buat menebak tanggal lahir:

Misalnya tanggal lahir Anda 15 Juni.

  1. Mengalikan tanggal lahir Anda dengan 5: 15 x 5 = 75
  2. Hasil perhitungan pada langkah 1 ditambah dengan 6 : 75 + 6 = 81
  3. Hasil perhitungan pada langkah 2 dikalikan dengan 4 : 81 x 4 = 324
  4. Hasil perhitungan pada langkah 3 ditambah dengan 9 : 324 + 9 = 333
  5. Hasil perhitungan pada langkah 4 dikalikan dengan 5 : 333 x 5 = 1665
  6. Hasil perhitungan pada langkah 5 ditambah dengan bulan kelahiran (Januari=1, Februari=2, dan seterusnya), berarti : 1665 + 6 = 1671
  7. Terakhir, kurangkan hasil perhitungan pada langkah 6 dengan 165, jadi : 1671 – 165 = 1506.

Angka terakhir 1506, menunjukkan : 15 sebagai tanggal lahir, dan 06 sebagai bulan Juni.

Permainan matematika ini dapat Anda ciptakan sendiri, sinkron dengan kreativitas dan berpedoman pada konsep dasar matematika. Sehingga matematika nan dianggap menyeramkan, menjadi menyenangkan. Selamat mencoba!