Sudut Pandang dalam Cerita

Sudut Pandang dalam Cerita

Kata ganti disebut promina, ialah homogen kata nan paling banyak digunakan sebagai pengganti subjek ataupun objek eksklusif di dalam satu kalimat. Kata ini juga bisa dipakai dalam menandakan kepemilikan terhadap suatu subjek tertentu.

Pada pemaknaan, kata jenis ini akan diberikan dua sifat, yaitu sifat jamak dan sifat tunggal. Dalam penulisan sebuah cerita, kata ganti disebut sebagai sudut pandang dalam cerita.



Poin of View

Keberadaan dari sudut pandang ini ialah sebagai salah satu unsur nan terdapat di dalam sebuah cerita. Baik itu cerita pendek ataupun cerita panjang seperti novel .

Selain unsur nan lain, seperti tema, alur, penokohan ataupun setting. Maka penentuan unsur sudut pandang ini juga harus diperhatikan dengan sahih dan saksama.

Karena sudut pandang inilah nan nanti akan menentukan bagaimana kedekatan dari si penulis dengan pembaca cerita nan sudah ia tulis. Sudut pandang juga banyak dikenal dengan sebutan poin of view.

Lalu apakah sebenarnya poin of view atau sudut pandang ini? Sudut pandang ialah cara nan dipakai dan ditentukan oleh penulis dalam menempatkan dirinya di dalam kisah atau cerita nan ia tulis.

Pemilihan sudut pandang menjadi suatu hal nan sangat krusial buat dilakukan oleh si penulis. Karena dengan pemilihan sudut pandang nan tepat, akan membuat si penulis memiliki kemampuan buat bisa bercerita dengan baik melalui sudut pandang nan telah ia pilih.

Kemudian, ia akan mampu buat membuat semua pembaca ceritanya memiliki kemampuan juga buat seakan-akan menjadi tokoh primer dari cerita nan ada. Atau seakan apa nan diceritakan oleh si penulis di dalam cerita ialah apa nan dirasakan oleh semua pembaca.

Di sisi lain, pembaca juga akan merasa begitu mengenal sosok tokoh primer nan digambarkan di dalam cerita. Hal ini ialah semata sebab kepiawaian si penulis buat bisa meramu sudut pandang sehingga mampu melibatkan semua pembaca ke dalam cerita nan ia tulis.

Ini ialah hal nan sangat krusial bagi setiap penulis. Karena memang hasil karya tulisan nan ia untuk akan dipersembahkan kepada semua pembacanya.

Sehingga kemampuan pembaca buat mampu memahami apa nan ia tulis ialah suatu pencapaian tersendiri di dalam penyelesaian hasil karya tulis nan ia buat.



Sudut Pandang dalam Cerita

Hanya saja, nan perlu selalu dicamkan oleh seorang penulis ketika ia sudah memilih satu jenis dari sudut pandang nan akan dipakai. Maka nan sangat diperlukan ialah sebuah kesungguhan atau konsistensi buat hanya memakai sudut pandang itu saja.

Jika tidak memiliki konsistensi ini. Maka dapat jadi seorang penulis bisa membingungkan setiap dari pembacanya.

Karena di satu bagian ia memakai sudut pandang dengan kata ‘aku’. Namun, di bagian nan lain akan ditemukan pemakaian sudut pandang nan berbeda, misalnya ialah ‘dia’ atau nama orang seperti ‘Reza’.

Sejatinya, terdapat tiga sudut pandang nan bisa dipilih di dalam penulisan sebuah hasil karya tulisan atau cerita. Namun, hanya dua dari tiga ini nan banyak dipilih.

Kebanyakan penulis akan meninggalkan satu dari tiga sudut pandang nan ada. Berikut ini contohnya:



Sudut Pandang Orang Pertama

Pada sudut pandang orang pertama ini, kata nan banyak dipakai ialah kata "aku", "saya", "beta" dan dapat juga "gue". Ini ialah buat sudut pandang dengan orang pertama tunggal.

Dengan kata “aku” ini si penulis menyatakan segala hal nan terjadi atau alur cerita dengan keakuan nan ada di dalam dirinya, termasuk di dalam hal bagaimana si penulis menggambarkan sifat, kelakuan, atau bahkan kata hati dari tokoh utama.

Berikut ini ialah penggunaan kata “aku” di dalam penggambaran tokoh primer dalam satu cerita tertentu.

Aku datang di saat semua sudah lenggang dan sepi. Tak ku temukan seorang pun di sana. Lalu, pikiran pun melayang ke peristiwa nan dapat saja terjadi pada anakku itu, dapat jadi ia diculik atau dibawa oleh orang nan tidak kukenal. Seketika juga, segala kepanikan dan rasa bingung menghantui perasaanku. Tak dapat lagi saya berpikir dengan jernih saat itu, semuanya begitu membuatku khawatir.

Contoh nan lainnya:

Saya tidak pernah berjumpa dengan orang seperti dia sebelumnya. Menurut saya, dia begitu kaku dalam menjalin interaksi pertemanan dengan satu teman nan baru dikenalnya. Walaupun aku juga termasuk ke dalam tipe orang nan introvert, namun aku tidak begitu kaku ketika harus berjumpa dan berkomunikasi dengan teman nan baru saja aku kenal. Hah, kesan aku buat orang ini memang tidak begitu baik.

Dalam hal pemilihan sudut pandang "aku", maka nan perlu dilakukan bagi diri si penulis juga ialah tetap menjaga konsistensi dalam pemakaian kata "aku" ini. Tentu akan bisa memberikan nilai nan absurd dan aneh jika si penulis memakai kata nan berbeda, misalnya "aku" diganti dengan "saya" atau "gue".

Pemakaian kata "aku" ini memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu, sebelum memutuskan buat memakai kata "aku" haruslah dilakukan penelitian mengenai karakter dari si tokoh utama. Agar memang didapatkan cara nan paling mudah buat menggunakan sudut pandang "aku" ini.

Dalam pemakaian sudut pandang orang pertama, ada beberapa penulis nan telah sukses buat menggali daya kreativitas mereka. Misalnya ialah tokoh primer “aku” nan ada di dalam novel Tanh Tabu nan ditulis oleh Anindita Siswanto Thayf ialah seekor babi dan anjing.

Contoh nan lain juga bisa dilihat dari Cerpen Ranto Menderas dalam kumpulan cerpen Dokumen Jibril, sudut pandang nan dipakai dalam cerita juga ialah "aku". Hanya saja "aku" nan ada ialah merupakan pajangan kayu di sebutah hotel.



Sudut Pandang Orang Kedua

Pada sudut pandang orang kedua ini, kata nan digunakan ialah kata "kamu" atau "kau". Sudut pandang ini tak terlalu banyak dipakai dalam penggambaran sebuah cerita. Namun, tetap saja ada beberapa penulis nan memakainya, walaupun masih sangat sporadis ditemukan atau dilakukan oleh kebanyakan dari penulis.



Sudut Pandang Orang Ketiga

Pada sudut pandang orang ketiga ini, kata nan dipakai ialah kata “dia”, “ia” atau nama orang seperti “Sasa”. Dalam sudut pandang ini, si penuls hanya bertindak sebagai orang nan sedang mengamati dan menuliskan segala hal nan dilakukan dan terjadi pada si tokoh utama.
Contohnya adalah:

Dengan hati nan begitu terluka, Salsa melangkahkan kakinya keluar dari kamar sang suami. Ia begitu terpukul mendengarkan apa nan dikatakan oleh suaminya, termasuk segala dugaan ataupun tuduhan nan dilontarkan kepada dirinya. Mendengarkan segala nan dikatakan suaminya telah membuat seluruh hatinya hancur berkeping-keping.

Untuk menentukan sudut pandang nan paling tepat ialah dengan kembali diberikan kepada diri si penulis sendiri. Dan hal ini ialah persoalan pilihan bagi si penulis.

Ketika dia merasakan kenyamanan dalam memakai kata "aku" maka itulah nan akan membuat dirinya nyaman pula menghasilkan karya cerita ini. Demikianlah kata ganti alam sebuah cerita. Semoga bermanfaat.