Telur dan Larva Nyamuk Demam Berdarah

Telur dan Larva Nyamuk Demam Berdarah

Penyakit demam berdarah dengue sering kali menimbulkan bala di negeri kita. Kedatangannya bagaikan tamu tidak diundang. Korban pun berjatuhan. Sebelum terlambat, ada baiknya kita melakukan pencegahan. Mengenal nyamuk demam berdarah perlu kita lakukan agar bisa memutuskan mata rantai penyebaran penyakit ini.



Nyamuk Demam Berdarah

Nyamuk demam berdarah ialah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini bisa dicirikan dari bentuknya nan lebih kecil, kulit hitam kecoklatan dengan bercak perak di kaki dan sekujur tubuh.

Nyamuk demam berdarah nan menggigit manusia ialah nyamuk betina. Darah dibutuhkan sebagai sumber protein buat reproduksi telur nyamuk. Sedangkan nyamuk jantan mengambil makanan dari nektar kembang dan tumbuhan.

Nyamuk demam berdarah menggigit manusia tak di malam hari. Nyamuk ini memiliki masa aktif pagi hingga sore hari. Nyamuk ini menyenangi tempat-tempat nan gelap dan lembab.

Nyamuk Aedes aegypti diketahui berasal dari Brasil dan Ethiopia. Dia mudah sekali berkembangbiak dan menyenangi iklim tropis. Itu sebabnya, Indonesia ialah salah satu negara huma fertile berkembangnya nyamuk ini. Hampir seluruh wilayah Indonesia dijumpai habitat nyamuk demam berdarah, kecuali daerah- daerah ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.



Telur dan Larva Nyamuk Demam Berdarah

Aedes aegypti betina meletakkan telurnya di permukaan air higienis nan menggenang. Telur akan menetas menjadi larva dalam 1 sampai 2 hari. Larva berubah menjadi pupa sebelum akhirnya menjadi nyamuk dewasa. Waktu nan diperlukan dari telur menjadi nyamuk dewasa sekitar 1 minggu.

Air nan higienis ialah syarat primer berkembangnya telur dan larva nyamuk. Karena itu buat memberantas penyakit demam berdarah, salah satu caranya, ialah dengan memutuskan mata rantai nyamuk.



Menutup, Menguras dan Menimbun

Memutuskan mata rantai nyamuk demam berdarah bisa kita lakukan dengan mempersulit akses nyamuk ke air bersih. Karena itu kita perlu menutup tempat-tempat penampungan air agar nyamuk tak dapat bertelur.

Untuk loka penampungan air nan tak dapat ditutup, misalnya vas kembang atau loka minum satwa, sebaiknya harus sering dikuras dan diganti airnya. Minimal 2 hari sekali. Ini dimaksudkan agar supaya telur tak bisa menetas menjadi larva, pupa dan nyamuk dewasa.

Tindakan preventif lainnya ialah menyebarkan abate atau jenis larvasida lainnya, agar supaya telur, larva dan pupa dapat wafat dan tak berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Menimbun barang bekas juga krusial buat mencegah penyebaran nyamuk demam berdarah. Barang-barang bekas seperti kaleng, botol atau barang-barang lain berbentuk cekung, bisa menampung air hujan. Air hujan nan tertampung bisa menjadi loka perkembangbiakan nyamuk. Saluran air nan terhambat pun sebaiknya ditutup atau dilancarkan airnya. Air nan tak mengalir lancar bisa menjadi sarang nyamuk.

Kebersihan ialah pangkal kesehatan. Diharapkan dengan lingkungan terjaga bersih, pemberantasan nyamuk demam berdarah bisa berlangsung sukses. Endemi deman berdarah pun tak terjadi lagi. Semoga!