Keunggulan Ban Tubeless

Keunggulan Ban Tubeless

Ban mobil dan motor Anda menggunakan ban tubeless? Kalau jawabannya ya, niscaya Anda sudah mengenal betul bagaimana cara perawatan ban tubeless ini. Saat ini memang hampir sebagian besar pemilik kendaraan menggunakan ban tubeless sebagai roda kendaraannya.

Selain dikenal lebih enak dan nyaman saat dipakai, ban tubeless juga lebih mudah perawatannya walau sedikit lebih mahal. Namun, apakah Anda sudah mengetahui bagaimana sejarah ban tubeless ditemukan? Kalau belum ikutilah tulisan di bawah ini.



Ban sebagai Temuan Inovatif

Para ilmuwan sepakat bahwa roda berporos ialah inovasi nan sangat inovatif. Dengan inovasi tersebut maka manusia bisa memindahkan benda nan berat menjadi jauh lebih mudah. Namun, seiring berjalannya waktu, roda berporos dirasakan kurang sebab roda berporos kekuatannya hanya bertumpu pada material pejal bahan pembuatnya. Sementara itu, bila roda tersebut terbuat dari bahan nan kurang kuat maka dengan mudah roda tersebut rusak. Roda itulah nan kemudian menjadi cikal bakal hadirnya ban.

Lalu manusia kemudian berpikir buat melindungi roda tersebut agar tak mudah rusak. Maka dari itu, terciptalah roda nan terdiri dari velg dan ban. Ban ialah bahan nan fungsinya sebagai epilog dan pelindung velg suatu roda sehingga roda/ velg tidak cepat rusak dan hancur.

Oleh sebab fungsinya nan vital tersebut maka pemilihan ban nan berkualitas ialah suatu keharusan. Sebab dari ban nan jelek dapat berakibat fatal bagi pengendaranya. Tak sporadis kecelakaan lalu lintas nan berujung pada kematian disebabkan oleh ban nan sudah tidak layak pakai. Bagaimanakah awalnya ban tersebut ditemukan?



Sejarah Inovasi Ban

Sejarah inovasi ban terbagi dalam beberapa periode. Pertama dalah periodenya RW Thomson. Inovasi ban berawal di tahun 1845, saat ia memasukkan pipa-pipa karet berisi angin lalu membungkusnya dengan lapisan kulit nan berfungsi sebagai ban luarnya.

Penemuan tersebut lalu dipatenkan olehnya. Namun, bagi banyak orang ban inovasi RW Thomson tersebut cukup merepotkan, pasalnya pada saat kempis dan harus dipompa, ada banyak pipa-pipa karet kecil nan harus ditambahkan anginya.

Periode inovasi ban kemudian berlanjut pada masanya John Boyd. Di tahun 1888, John Boyd Dunlop, seorang dokter hewan dari Skotlandia sukses menemukan ban dalam berisi angin. Asal mula penciptaan ban pneumatic itu dikarenakan rasa cinta John pada ketiga putranya nan sering mengeluh sakit kepala saat naik sepeda sebab guncangan hebat nan dirasakan.

Dunlop lalu berusaha mengurangi ketidaknyamanan anak-anaknya tersebut dengan mengisi ban sepeda anaknya dengan angin. Ternyata hasilnya luar biasa, sepeda tersebut bisa dikendarai dengan lebih lembut dan tak berguncang seperti sebelumnya. Inovasi tidak sengaja Dunlop tersebut merupakan peletak dasar inovasi ban pneumatik (ban berisi angin) seperti saat ini.

Selesai dengan Dunlop, sejarah inovasi ban berlanjut dengan inovasi ban oleh CK Walsh. Pada 1890 CK Walsh sukses memperbaiki kekurangan ban rancangan Dunlop sebelumnya. Ia sukses merancang bibir velg yang bisa menahan agar konvoi ban tertahan. Tepi bannya pun lebih fleksibel sehingga tak terus menerus menempel pada velg seperti protesis Dunlop sebelumnya.

Penemu ban selanjutnya ialah Andrea Michelin. Andrea Michelin, nan sekarang namanya terkenal sebaagi merek ban berkualitas tinggi, pada 1895 pria nan berasal dari Perancis ini mulai mencoba-coba menerapkan ban inovasi Dunlop dan Walsh ini buat ban mobil. Walaupun gagal, namun ide Michelin buat menggunakan ban pneumatic sebagai ban mobil terus bergulir.

P. W. Litchfield menjadi penemu dan pengembang ban nan selanjutnya. Setelah inovasi ban pneumatic berhasil ditemukan, timbul ide buat merancang ban nan tak memerlukan ban dalam. Melalui sejumlah percobaan akhirnya P. W. Litchfield dari perusahaan Goodyear di 1903 sukses menemukan cara membuat ban nan tak menggunakan ban dalam tersebut. Ban tersebut kemudian dinamakan ban tubeless.

Anehnya, setelah P. W. Litchfield berhasil menemukan ban tubeless, ia baru memproduksi massal ban tubeless tersebut pada 1954, dan setelah itu berhenti selama 13 tahun. Dalam kurun waktu selama itu teknologi pembuatan ban terus berkembang.

Di tahun 1908, Frank Seiberling melihat ban tubeless waktu itu sering tergelincir bila jalanan basah dan licin. Ia lalu memiliki ide membuat ban dengan alur atau kembangan agar ban tersebut mempunyai daya cengkeram nan lebih kuat.

Perkembangan ban terus dilakukan oleh para penemunya, kali ini B. F. Goodrich mendapatkan "giliran". Bahan ban nan terbuat dari karet alami memilki rona pucat atau krem, oleh karenanya mudah terlihat kotor. Dengan alasan itulah pada tahun 1885 B. F.

Goodrich mencoba menjual ban nan berwana hitam, agar tak terlalu terlihat kotor. Ia lalu mencoba mencampurkan unsur karbon nan berwarna hitam pada bahan karet alami itu. Ternyata hasilnya luar biasa, Ban baru ciptaannya tersebut bukan saja menjadi berwarna hitam, tetapi juga menjadi lima kali lebih kuat dari ban sebelumnya.

Di kemudian hari baru diketahui bahwa unsur karbon memang memilki sifat menambah kekuatan pada bahan nan dicampurkan, dan penggunaan karbon sebagai bahan campuran terus meluas hingga dijadkan sebagai bahan campuran besi baja.

Philip Strauss juga menjadi seorang penemu nan menerapkan ban pada kendaraan otomotifnya. Walau inovasi ban pneumatic telah ada sejak 1895, namun baru pada tahun 1911 Philip Strauss sukses menerapkan ban tersebut buat mobil. Keberhasilan Strauss tadi tidak pelak membuat teknologi pembuatan ban menjadi bergulir cepat.

Dalam cerita inovasi ban, lagi-lagi Goodrich membuat sensasi.Ia sukses menggantikan karet alami sebagai bahan primer ban, dengan karet sintetis di tahun 1937. Setelah itu, jadilah seperti sekarang ini. Ban tubeless nan sudah diperkuat dengan unsur karbon dan sudah terbuat dari karet sintetis, serta permukaannya memiliki alur/kembangan.

Produksi massal ban tubeless baru dilakukan pada 1954. Namun, anehnya sempat dihentikan produksinya hingga 13 tahun. Baru pada tahun 1990 ban tubeless masuk ke Indonesia.



Keunggulan Ban Tubeless

1. Keunggulan Ban Tubeless - Tidak Langsung Kempes

Ban tubeless didesain buat tetap bisa digunakan seperlunya walau harus bocor dampak terkena paku misalnya. Sebab ban tubeless tak langsung serta merta kempes mendadak bila terjadi kebocoran. Hal itu disebabkan strukturnya nan dibuat lebih tebal, permukaan dalam ban tubeless juga dilapisi dengan permeabilitas tahan panas.



2. Keunggulan Ban Tubeless - Antidistorsi

Selain itu, ban tubeless juga dirancang sebagai ban nan antidistorsi. Ban biasa bila digunakan pada tikungan dengan kecepatan nan tinggi maka beban nan terpusat di ban dampak gaya sentri petalnya bisa merusak struktur ban.

Namun, tak demikian halnya dengan ban tubeless. Sebab walaupun dalam keadaan menanggung beban dampak kemiringan dapat dipastikan struktur ban tubeless tetap stabil. Selain sebab strukturnya dirancang demikian, tak adanya ban dalam juga bisa mengurangi gesekan antara ban dalam dan ban luar.



Kerugian Menggunakan Ban Tubeless

Secara generik tak ada kerugian dalam menggunakan ban tubeless, hanya saja harganya nan lebih mahal membuat tak semua orang tertarik buat menggunakannya. Belum lagi perawatannya nan lebih mahal.

Untuk menambal ban biasa nan bocor tarifnya rata-rata hanya Rp 5.000, bandingkan dengan ban tubeless nan harganya dapat dua kali lipat, yaitu Rp 10.000. Harga tersebut dapat lebih mahal bila ban tubeless nan ditambal ialah ban mobil.

Di samping itu, ban tubeless biasannya diisi dengan angin nitrogen, karena massanya lebih ringan sehingga tarikannya menjadi lebih ringan. Namun, mengisi ban tubeless dengan nitrogen agak repot sebab belum banyak counter /bengkel nan menyediakan pengisian ban isi nitrogen dan harganya pun lebih mahal.