Karakteristik Pembelajaran Tematik

Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik ialah pembelajaran nan berpusat pada tema. Tema nan dipilih dalam pembelajaran buat taman kanak-kanak pun cukup sederhana. Seperti tema diri sendiri, binatang, tanaman, alam sekitar, dan sebagainya. Tema nan dipilih harus dimulai dari hal-hal nan sederhana dan terdekat dengan anak menuju nan lebih kompleks atau nan lebih jauh. Itu semua menjadi tugas dari pendidik taman kanak-kanak buat lebih mengembangkan tema nan ada.

Walaupun tema nan dipilih dalam pembelajaran tematik ialah tema-tema nan sedrehana. Akan tetapi, tema ini cukup mengintegrasikan kegiatan ke dalam semua bidang pengembangan. Meliputi aspek kognitif, sosial emosional, bahasa, moral dan niai-nilai agama, fisik-motorik, serta seni.

Pembelajaran tematik merupakan suatu pembelajaran nan berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak. Anak harus dapat mengembangkan tema nan sudah ada dengan donasi guru. Guru dituntut buat lebih kreatif agar pembelajaran ini bisa berjalan dengan lancar serta anak-anak bisa mengeluarkan pendapatnya berdasarkan tema nan sudah ada.

Oleh sebab itu, fokus perhatian pembelajaran tematik dalam kegiatan pembelajaran terletak pada proses nan ditempuh anak saat berusaha memahami isi dan kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan nan harus dikembangkannya. Dengan pembelajaran ini, diharapkan anak tak merasa bosan dengan apayang ia pelajari. Karena anak kecil biasanya lebih cepat merasa bosan.

Pembelajaran ini akan memberi peluang keterlibatan anak dalam belajar. Karena dengan penggunaan tema, anak akan bisa memusatkan perhatiannya pada satu objek. Anak akan mengembangkan apa nan ada dipikirannya tentang tema tersebut. Mereka bebas berangan-angan mengenai tema nan sedang mereka pelajari.



Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik mempunyai ciri sebagai berikut.



1. Pembelajaran ini berpusat pada anak

Di sini lebih ditekankan anak sebagai subjek dalam belajar, bukan sebagai objek nan hanya menuruti semua perintah guru serta mendengarkan apa nan dijelaskan oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator nan memberikan kemudahan atau membantu anak dalam belajar.

Dengan tema nan sudah ada, biasanya anak berkompetisi buat mengungkapkan apa nan ia ketahui tentang apa nan pernah ia lihat dan dengar. Anak dituntut aktif buat mengungkapkan pendapatnya. Siswa harus mampu memperkaya pengalamannya dalam belajar.

Pengalaman belajar tersebut setidaknya bisa dilaksanakan dalam kegiatan belajar nan bisa diterapkan anak dalam menghadapi kejadian alam di sekitar anak. Tugas guru di sini hanya mengarahkan anak dalam menyampaikan pendapat ataupun melakukan kegiatan pada saat pembelajaran.