Permainan Belajar Bahasa Arab

Permainan Belajar Bahasa Arab

Permainan belajar ? Niscaya lebih disukai oleh anak-anak. Banyak guru nan mengeluh, mengapa mengajar bahasa Arab kepada anak-anak sekarang cukup sulit? Apalagi, bila di sekolah juga ada pelajaran bahasa Inggris. Menurut guru-guru tersebut, siswa lebih cenderung lebih menyukai bahasa Inggris daripada bahasa Arab.

Sebenarnya, di manakah letak kesalahannya? Jawabannya, sebab para guru bidang studi bahasa Arab mengajarkan bahasa Arab dengan cara lama. Sudah waktunya guru menggunakan cara baru. Cara permainan belajar bahasa Arab nan lebih menyenangkan siswa.

Permainan belajar bahasa Arab bukanlah sekadar permainan. Permainan ini ialah metode nan mengasah otak anak-anak nan susah belajar bahasa Arab. Bahkan permainan tersebut bisa menyegarkan pikiran anak-anak, dan tidak terpengaruh dengan jam ke berapa permainan tersebut dimainkan di kelas.

Di dalam artikel ini, penulis akan memaparkan beberapa permainan bahasa Arab nan menyenangkan dan membuat anak-anak menjadi suka bahasa Arab. Karena, suka atau tidaknya anak dengan suatu pelajaran tergantung pada metode pembelajaran nan digunakan. Beberapa permainan ini ialah cara buat merangsang anak-anak menyukai pelajaran bahasa Arab.



Permainan Belajar Bahasa Arab

Ada lima jenis permainan nan penulis jelaskan dalam artikel ini. Semoga dengan permainan ini para guru bahasa Arab dapat menemukan ghiroh (semangat) dalam mengajarkan bahasa Arab kepada anak didiknya.



1. Komunikata Cepat

Komunikata cepat ialah salah satu cara permainan nan digunakan dalam belajar bahasa Arab dengan mengajak siswa menyambung kata terakhir menjadi sebuah kata baru. Keyword (kata kunci) dalam permainan ini dengan memanfaatkan suku kata terakhir sebagai kata pertama. Siswa selanjutnya tak boleh menyebutkan kata nan sama.

Misalnya, kata nan dimulai Dharoba (memukul) Huruf terakhirnya ialah ba, maka siswa selanjutnya memulai dari kata ba, misalnya baqarun (sapi). Siswa seterusnya memulai dengan huruf ro, maka disebutnya kata rohman (pengasih). Siswa setelahnya menyebutkan kata na’lun (sendal), sebab kata terakhir sebelumnya ialah nun.

Alat nan digunakan dalam permainan ini hanyalah pendengaran, pikiran dan mulut. Setiap siswa cukup memerhatikan dan mendengarkan apa nan diucapkan temannya. Bila ada nan tak bisa meneruskan, guru dapat memintanya buat membacakan surat-surat pendek atau bernyanyi.



2. Teka-Teki Silang

Teka teki silang ialah permainan sederhana nan dapat diberikan guru kepada siswanya. Meskipun buat mendeteksi kemampuan siswa menggunakan teka teki silang dengan cepat memang tak dapat dilakukan. Berbeda dengan komunikata.

Namun, dengan teka teki silang kita tahu secara generik kelemahan hapalan siswa terhadap kosa kata nan sudah diberikan. Sebagai guru, Anda tak perlu bingung. Sekarang sudah ada cara cepat membuat teka teki silang. Kunjungilah situs crossoword.com., lalu download software buat membuat teka teki silang.

Bila sudah selesai, segeralah Install. Setelah itu, dapat digunakan buat berkreasi.
Namun dalam menulis jawaban dari soal teka teki silang, anak-anak tak dapat menggunakan bahasa arab. Mereka menjawabnya dengan menggunakan bahasa latin. Sehingga, dalam membuat jawaban guru harus konsisten dalam menjawab. Apakah menggunakan bahasa lisan atau bahasa penulisan bahasa Arab? Sebelum siswa mengerjakan, maka guru menjelaskan kepada seluruh siswanya.



3. Berburu Kata

Permainan berburu kata juga dapat digunakan dalam pelajaran bahasa Arab. Guru tidak hanya menyuruh siswa menghapal kosa kata nan diajarkannya di kelas. Guru juga harus konfiden dengan kemampuan siswa menemukan kosa kata-kosa kata (mufradaat) nan dipelajari, meski huruf-hurufnya telah disusun secara acak.

Terkadang, siswa menemukan kata nan dipelajarinya, dapat dari atas ke bawah, dapat dari bawah ke atas, dapat di samping kiri ke kanan atau sebaliknya.
Cara membuat permainan berburu kata, guru hanya membuat kotak-kotak, lalu memasukkan huruf-huruf nan bakal ditebak oleh siswa nan jika disusun akan melahirkan kosa kata nan sudah dipelajari di kelas.

Namun sebelum membuatnya, guru harus terlebih dahulu membuat kata-kata apa saja nan mesti dicari siswa. Tujuannya agar siswa mudah menyusun huruf-huruf nan diletakkan di dalam kotak.



4. Menyebutkan Huruf nan Tersembunyi

Permanan ini hampir sama dengan berburu kata, hanya saja permainan ini tak dalam kotak-kotak. Permainan ini dibuat dalam lingkaran, lalu di dalamnya terdapat sejumlah huruf. Ada huruf nan digarisbawahi. Nah, siswa diminta buat memikirkan huruf apa nan ditambah biar kata nan ada di sampingnya, baik kanan maupun kiri memiliki arti.

Misalnya, Anda menyusun huruf-huruf hijaiyyah nan banyak di dalam lingkaran. Lalu Anda menggarisbawahi huruf “qaf”. Di sebelah kanan huruf qaf terdapat huruf “sin” dan sebelah kirinya terdapat huruf “ya”.

Maka siswa memikirkan huruf apa nan ditambah di antara huruf nan digaris bawahi dengan huruf nan sesudahnya sehingga memiliki arti kata. maka dijawabnya, huruf “wa” sehingga menjadi kata nan memiliki arti pasar nan dalam bahasa Arabnya “Syauqun”.

Permainan jenis ini dapat dilakukan dengan berkelompok atau dapat dilakukan dengan sendiri-sendiri. Yang krusial guru dalam memberikan permainan ini tak boleh menggunakan kata-kata atau mufradaat nan belum pernah dipelajari. Tujuan permainan seperti ini ialah buat melatih konsentrasi siswa dan menemukan kosa kata nan pernah dipelajarinya di kelas.



5. Tusuk Kata

Permainan tusuk kata ialah permainan nan menguji ketangkasan siswa. Dalam permainan ini, guru membuatnya dengan media lidi, lalu guru memasukkan satu kertas nan sudah ada sebuah kata, dan menyiapkan sepuluh kertas nan masih kosong. Kertas dibentuk dalam kondisi lingkaran kecil atau kotak persegi empat kecil.

Dalam permainan ini diminta buat mencari kata nan homogen dengan kata tersebut. Misalnya, muwadzzafun (pegawai), maka siswa harus mencari sembilan kata nan berisi tentang pekerjaan. Atau dapat juga permainan ini digunakan buat mencari jenis kata sifat, kata benda, kata kerja, dan huruf. Guru cukup membuat satu kata, lalu siswa mendeteksinya sebagai kelompok nan mana, kemudia mencari kata nan sejenis.

Permainan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kamus bahasa Arab. Siswa dapat melakukannya dengan berkelompok atau sendiri. Jika bermain kelompok, maka setiap siswa harus memahami apa arti dan jenis kata nan disebutkannya.

Jika permainan ini dilakukan sendiri, maka guru dapat mendeteksi siswa mana nan lebih cepat memahami keterangan guru. Siswa mana nan memanfaatkan kosa kata nan sudah pernah diajarkan di kelas. Banyak faktor laba dengan menggunakan permainan tusuk kata ini.

Bagi guru pembelajaran sharaf, permainan tusuk kata ini pun dapat difungsikan buat mengajari cara siswa menentukan perubahan kata demi kata. Dari fi’il madi, fi’il mudhari’, fi’il amar, mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, isim alat dan ism makan atau ism jaman.

Sejatinya, permainan nan digunakan di dalam belajar bahasa Arab dapat dilakukan guru dengan banyak cara. Di sini guru dapat menjadikan sebagai proses pembelajaran dan dapat menggunakan sebagai proses evaluasi. Kemampuan siswa menguasai kosa kata, sejatinya, tergantung pada kemampuan guru membuat pembelajaran nan menarik.

Buanglah cara mengajar dengan mengimitasi apa nan diajarkan oleh guru kita terdahulu. Cobalah membuat proses pembelajaran nan mutakhir dan sinkron dengan zaman anak-anak. Semakin mereka tertarik dengan pelajaran, akan semakin mudah membuat mereka menghapal pelajaran. Ketertarikan mereka menjadi jalan mudah bagi penulis buat mentransfer materi.

Sehingga permainan tak selamanya merugikan. Permainan atau game juga dapat membuat proses buat membentuk siswa menjadi pintar, mudah menghapal dan bahagia dengan pelajarannya. Karena itu, sudah saatnya guru bahasa Arab memodifikasi model pedagogi nan dilakukan di dalam kelas menjadi permainan belajar.