Membuat Brosur

Membuat Brosur

Brosur bukanlah hal asing didalam global pemasaran, termasuk brosur bimbingan belajar . Apapun produk nan ditawarkan baik barang maupun jasa, pembuatan brosur memiliki tujuan nan sama yakni mempromosikan produk-produk nan dihasilkan oleh perusahaan. Ini artinya peranan brosur sebagai media pemasaran memiliki andil nan cukup besar. Oleh karenanya, diperlukan cara jitu dan trik-trik spesifik dalam membuat brosur.

Sebelum membahas berbagai cara beserta tips dan trik dalam membuat brosur khususnya brosur bimbingan belajar tak ada salahnya dipahami terlebih dahulu tujuan dari bimbingan belajar itu sendiri. Bimbingan belajar biasanya berupa forum pendidikan eksklusif nan memberikan layanan pendampingan belajar terhadap siswa nan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran di sekolah baik dalam bentuk kelas nan terdiri dari beberapa orang siswa dengan satu orang guru maupun dalam bentuk privat nan terdiri.satu orang siswa dan satu orang guru Terkait dengan layanan nan ditawarkan tersebut, tujuan-tujuan primer dari bimbingan belajar ialah buat meningkatkan prestasi siswa di sekolah dengan menggunakan penemuan dan ciptaan nan baru dalam pembelajaran.



Membuat Brosur

Membuat brosur dapat dikatakan hal nan mudah sekaligus susah, hal ini dikarenakan disparitas kemampuan khayalan dengan kemampuan menuangkan secara konkret ke dalam bentuk brosur. Hal nan sering terjadi saat mendesain brosur ialah kesulitan menuangkan khayalan luar biasa nan sudah muncul sebelumnya. Tidak sporadis para pembuat brosur mengalami kebingungan dan merasa ‘blank’ memulai dari mana. Adapula pembuat brosur nan sudah memiliki hasil jadi brosurnya namun merasa ada bagian eksklusif nan kurang menarik. Untuk mengatasi semua permasalahan tersbut ada hal –hal nan perlu diperhatikan buat membuat brosur, antara lain:

1. Ukuran kertas

Ukuran kertas nan dipergunakan buat membuat brosur sebaiknya dipilih nan berukuran sedang atau ’pas’ ketika dipegang dengan tangan. Pada umumnya ukuran kertas nan direkomendasikan buat brosur ialah berukuran setengah dari kertas A4 atau sekitar 15 cm x 21 cm. Untuk alasan penekanan biaya bisa dimanfaatkan kertas ukuran folio nan dipotong menjadi 3 bagian buat brosur.

2. Content atau Isi

Brosur nan isi tulisannya disajikan terlalu banyak dan penuh cenderung membuat orang malas melihat atau membacanya. Content atau isi tak bisa dituliskan seluruhnya di dalam brosur, sebab justru bisa mengakibatkan brosur menjadi tak menarik. Tulisan-tulisan nan ada di dalam brosur sebaiknya singkat, padat, menarik serta membuat penasaran pembacanya.

Isi brosur harus didesain sedemikian rupa membuat pembacanya menikmati proses membaca serta tak merasa lelah hingga ke bagian detail dari content nan disajikan sekalipun. Tak sporadis ditemukan brosur nan hanya mencantumkan content kurang lebih 1/3 bagian saja dari holistik nan ada kemudian pembaca brosur diajak buat mengunjungi suatu media eksklusif seperti alamat website , alamat kantor pemasaran, layanan hotline dan lain sebagainya buat mendapatkan informasi lengkap mengenai isi brosur secara lengkap.

Content nan disuguhkan di dalam brosur hendaknya bersifat komunikatif nan menyampaikan pesan-pesan dari perusahaan alih-alih hanya sebagai penghias dalam brosur. Penggunaan banyak imbas pada content dalam brosur terkadang justru menyebabkan kaburnya tujuan primer brosur sebagai penyampai pesan perusahaan, hal ini tentunya kurang baik sebab berdampak kurang optimalnya brosur sebagai salah satu ujung tombak media pemasaran.

3. Background

Gunakan rona background nan paradoksal dengan tulisan serta tak membuat pembaca brosur kesulitan ketika membaca brosur.

4. Lay Out atau Tata Letak

Lay out atau tata letak merupakan hal nan tidak kalah pentingnya dalam mendesain brosur sebab merupakan salah satu unsur nan berkaitan dengan transformasi ide menjadi sebuah karya nyata. Fungsi dari lay out atau tata letak ialah buat membuat brosur nan didesain menjadi tampak rapi dan elegan. Lay out merupakan termin dasar dari penempatan berbagai macam isi dari brosur meliputi headline dan subheadline, content atau isi, gambar serta desain terkait.

5. Headline dan Subheadline

Dasar primer dalam membuat iklan termasuk berupa brosur ialah headline dan subheadline. Kenapa penting? Karena perhatian dan pandangan pertama pembaca brosur ialah pada headline dan subheadline dalam brosur. Bisa dikatakan bahwa headline dan subheadline merupakan faktor penentu suatu brosur akan dibaca lebih lanjut oleh penerima brosur atau berakhir menjadi sampah. Memang tampak kejam apabila brosur nan telah dibuat susah payah berakhir menjadi sampah, bahkan buat sepintas saja tak dilirik buat sekadar melihat apa saja nan disajikan dalam brosur. Namun inilah fakta nan sering terjadi di lingkungan sekitar kita.

Oleh sebab itu, buatlah suatu headline dan subheadline nan menarik dan mudah diingat oleh orang nan membacanya serta menyuguhkan rasa penasaran nan mendalam. Kalimat-kalimat nan digunakan bisa berupa pertanyaan, pernyataan maupun tawaran. Contohnya jika Anda mempunyai usaha bimbingan belajar nan targetnya meluluskan siwa-siswinya dalam Ujian Nasional (UN) maka bisa digunakan headline “Bimbingan belajar ’X’, dijamin lulus UN 100%”.

Dengan berbagai tips dan trik tersebut, kecil kemungkinannya brosur nan dibuat menjadi sampah tidak berguna atau kertas bungkus kacang. Penerima brosur nan tertarik dengan isi brosur biasanya akan menyimpan baik-baik brosur nan diperolehnya buat dibaca secara lebih detail. Contoh headline nan menarik seperti “Monitor Anda Rusak Berat ? Kami Beli Dengan Harga Sehat”.

Headline tersebut membuat pembacanya langsung mengerti apa nan ditawarkan dan seperti apa citra generik dari iklan tersebut. Mereka langsung menangkap bahwa brosur tersebut menawarkan layanan buat pembelian monitor bekas meskipun dalam kondisi rusak berat dengan harga seperti harga monitor normal. Membaca hal tersebut para pembaca brosur nan memiliki monitor rusak akan berbondong-bondong mencari informasi lebih lanjut sebelum pada akhirnya benar-benar akan menjual moniotrnya pada perusahaan atau toko nan memberikan brosur tersebut.

6. Typografi atau Pemilihan Huruf

Typografi atau pemilihan huruf dalam brosur bisa menggantikan fungsi gambar sebagai wahana visualisasi dan pengimajinasian isi dari brosur. Huruf nan digunakan bisa dikreasikan sedemikian rupa menambah unsur estetika brosur tetapi perlu diperhatikan bahwa jenis huruf nan dipilih jangan sampai membuat orang nan membaca mengalami kesulitan atau malah mengganggu pemahaman terkait isi brosur.

7. Pemilihan Gambar

Penambahan gambar di dalam brosur menambah unsur estetika dan memperjelas isi brosur. Usahakan pemilihan gambar nan digunakan dalam brosur harus sinkron dengan tema nan ada.

8. Testimonial

Testimonial dari para pelanggan lama nan berpengalaman dalam memanfaatkan dan menggunakan layanan jasa atau layanan produk dari perusahaan menjadi unsur pemasaran nan cukup kuat buat menarik pelanggan baru. Tidak ada salahnya buat menyematkan beberapa testimonial di dalam brosur nan akan dibuat.

9. Daftar Layanan

Tuliskan daftar layanan barang atau jasa nan diberikan oleh perusahaan di dalam brosur nan akan dibuat. Perlu diingat bahwa pilih daftar layanan nan tak pasaran dan berbeda dengan layanan perusahaan homogen lainnya. Tulis empat atau lima daftar layanan di dalam brosur dengan spesifik.

Demikianlah tips dan trik serta hal-hal nan perlu diperhatikan dalam membuat brosur bimbingan belajar. Cara-cara tersebut juga bisa diaplikasikan buat membuat brosur buat keperluan pemasaran buat bidang-bidang usaha lain.