Seni dan Budaya Indonesia

Seni dan Budaya Indonesia

Seni, identik dengan sesuatu nan indah, bernilai, sebuah karya nan lahir dari pemikiran manusia. Sejarah kesenian merujuk pada hasilnya, bentuknya. Hasil dan bentuk estetika nan tertuang dalam sebuah karya dapat berupa karya dua dimensi maupun karya tiga dimensi. Kata kesenian berasal dari kata dasar, seni nan diberi imbuhan ke-an sehingga bentuk memiliki makna hasil.



Sejarah Kesenian

Sejarah kesenian tidak luput dari penalaran para pakar nan mendefinisikan mengenai kata seni itu sendiri. Dick Hartoko menyatakan bahwa seni ialah rumit. Dick Hartoko mengatakan rumit karena sejarah kesenian selalu berbau abstrak. Tidak begitu mudah buat dengan tegas melakukan pengkotak-kotakan.

Kesenian memiliki tujuan religius, magis, simbolis, estetis, dan bahkan komersil. Sejarah kesenian memang bermula dari religi atau ritual keagamaan.

Ratusan ribu tahun nan lalu, bentuk-bentuk kesenian hadir melalui bentuk religi di Yunani berupa persembahan bagi Dewa Dyonisius, yakni Dewa Kesuburan nan memberikan nikmat kehidupan dengan hasil alam raya kepada manusia. Dalam ritual tersebut, bentuk kesenian telah hadir berupa persembahan kepada dewa dalam bentuk pertunjukan nan mengikuti serangkaian alur dan peristiwa.

Hal-hal nan berbau ritual, biasanya identik pula dengan sesuatu nan sifatnya magis. Acara-acara ritual eksklusif memang kerap sangat kental dengan unsur magis, terlebih dengan kultur Indonesia nan semula merupakan masyarakat penganut dinamisme. Kesenian memang memiliki tujuan buat hal-hal magis atau memberi kesan magis. Beberapa bentuk kesenian memang sangat erat kaitannya dengan hal-hal nan sifatnya tidak kasat mata.

Kesenian, berarti juga seni, jelaslah memiliki tujuan buat keindahan. Nilai estetik kesenian itu terwujud dalam bentuknya. Entah itu berupa seni rupa, tari, musik, atau pun pertunjukan, pastilah mengedepankan kesan estetis. Kesenian merupakan karya nan menimbulkan keindahan. Wujud karyanya nan dapat dilihat oleh mata telanjang memang dapat dinikmati dan terasa betul sisi-sisi unik, indah, dan bernilai.

Sebagai sebuah karya, nan juga dilihat oleh orang banyak, nan mengandung unsur estetika buat diapresiasi, dihargai, dan dinikmati, kesenian bertujuan komersil juga. Bentuk-bentuk kesenian dapat dihadirkan dalam planning nan disengaja dengan maksud buat mendapatkan laba secara finansial.

Keuntungan materi dapat kita dapatkan dengan mempertontonkan bentuk-bentuk kesenian tersebut. Melalui cara inilah kesenian memenuhi tujuannya sebagai sesuatu nan juga dapat menjadi komersil.

Penghargaan kepada pekerja seni atas bentuk-bentuk kesenian dan apa-apa nan telah mereka lakukan diapresiasi dalam bentuk penghargaan nan lain, yakni materi. Bukan menghargakan kesenian dengan sekian rupiah, namun bentuk penghargaan berupa materi ini dapat menjadi sumber pendapatan sehari-sehari para pekerja seni nan menyuguhkan karya-karya keseniannya.

Sejarah kesenian memang begitu panjang. Riwayat kesenian tidak akan pernah habis dan cukup. Selama manusia masih ada, kesenian akan terus berjalan. Pun sejarah kesenian akan mengukir kisahnya sendiri.



Seni dan Budaya Indonesia

Pengertian seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah karya nan diciptakan dengan keahlian nan luar biasa. Seni memiliki unsur keindahan. Seni juga mempunyai arti kesanggupan akal buat menciptakan sesuatu nan bernilai tinggi (luar biasa).

Sementara arti dari budaya, masih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah pikiran; akal budi. Kebudayaan ialah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Jadi, seni dan budaya ialah seni estetika hasil buah karya manusia nan diciptakan oleh nenek moyang, kemudian diturunkan secara turun temurun, baik itu berupa kepercayaan, kesenian, ataupun adat istiadat. Tak heran jika kita mendapati seni budaya kita sarat akan nilai moral dan sosial.

Kebudayaan dan kesenian di Indonesia semakin hari semakin terkikis. Masyarakat Indonesia semakin terpengaruh oleh kebudayaan luar melalui perkembangan teknologi nan semakin canggih ini, sehingga melupakan kebudayaan sendiri.

Pelajaran tentang kesenian hanya didapatkan di sekolah saja. Itu pun hanya teori saja nan diterima oleh para siswa, prakteknya jarang. Jadi, nan diterima oleh para siswa tentang kebudayaan dan kesenian Indonesia tetap kurang.

Pelajaran dari luar sekolah lebih berpengaruh pada seseorang dari pada pelajaran nan diterimanya di bangku sekolah. Untuk itu, perlu adanya dukungan dari luar sekolah buat membantu seseorang mempelajari kebudayaan Indonesia.

Misalnya, pendidikan bahasa daerah nan dipelajari di sekolah tak bisa dipraktekan oleh seorang siswa apabila di luar sekolahnya dia tak menggunakan bahasa daerah tersebut.

Begitu juga tentang kebudayaan dan kesenian di Indonesia. Kebudayaan Indonesia semakin hilang di telan waktu. Penyebabnya sebab perkembangan zaman nan memengaruhi masyarakat Indonesia dari kebudayaan luar nan banyak masuk ke Indonesia.

Hal tersebut menjadikan masyarakat Indonesia melupakan seni dan budaya sendiri. Pengaruh dari luar memang sangat kuat buat mempengaruhi kebudayaan nan ada di Indonesia.

Memang perkembangan zaman itu bisa mengubah suatu negara dan masyarakatnya sendiri. Akan tetapi, perubahan tersebut harus dibarengi dengan norma-norma dan kebudayaan nan berlaku di negara ini.

Pengaruh kebudayaan dari luar nan masuk ke Indonesia harus disaring terlebih dahulu. Sine qua non penyeleksian, mana nan baik dan mana nan jelek buat kemajuan negara ini. Jangan asal menerima begitu saja pengaruh atau kebudayaan dari luar.

Perkembangan teknologi nan semakin canggih, membuat kebudayaan dari luar Indonesia masuk dan perkembang. Dalam berbagai bidang, pengaruh dari luar itu ada, bahkan sampai mengubah sistem nan telah berlaku di negara ini.

Dalam bidang kebudayaan saja, banyak hal nan berubah sebab perkembangan zaman tersebut. Kebudayaan tradisional, mulai dari bahasa, suku, adat istiadat, tarian, pakaian, rumah adat, dan lain sebagainya, mulai sporadis dipelajari dan dihapal oleh masyarakat, terutama generasi mudanya.

Pelajaran nan diterima di global pendidikan tak cukup buat membuat para generasi muda mencintai dan menghapal kebudayaan dan kesenian sendiri. Hal tersebut sebab pengaruh dari kebudayaan luar tadi nan masuk ke negara ini.

Bahasa daerah saja sudah sporadis didengar dari para generasi muda. Mereka lebih memilih berbahasa Indonesia dan bahasa asing. Menurut mereka itu lebih gaul dan modern.

Berbahasa asing boleh saja, tapi bukan berarti melupakan bahasa daerah sendiri. Apabila bahasa daerah terus menerus dilupakan, maka lama-lama akan hilang dan punah sebab tak ada lagi orang nan memakai bahasa daerah tersebut.

Begitu juga dengan kebudayaan lainnya. Kesenian tradisional, baju dan tarian tradisional, sudah sporadis dipakai dan dipentaskan di depan umum. Sekarang orang-orang lebih tertarik memakai baju nan modelnya lebih modern dan menarikan tarian-tarian modern dari pada menampilkan baju dan tarian tradisional.

Masyarakat lebih tertarik buat mempelajari budaya dari luar dari pada seni dan budaya negara sendiri. Alasannya, agar tak ketinggalan zaman dan lebih gaul, menurut anak zaman sekarang.

Mengenal seni dan budaya sendiri dan mempraktekkannya di dalam sebuah pentas seni, seharusnya menjadi kebanggaan bagi masyarakat sendiri. Sebenarnya, negara nan maju ialah negara nan mencintai dan mengharagai kebudayaan dan keseniannya sendiri.

Apabila kita tak menghargai kebudayaan sendiri, bagaimana kita bisa menghargai diri sendiri di luar sana. Kebudayaan dalam negeri seharusnya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia di global internasional sana.

Orang asing nan berkunjung ke Indonesia saja ingin mengetahui dan mempelajari kebudayaan dan kesenian tradisional Indonesia sebab mereka tertarik pada kebudayaan nan ada di Indonesia. Akan tetapi, mengapa penduduk pribuminya sendiri malah malas dan gengsi buat mempelajari kebudayaan dan kesenian tradisional sendiri.

Bagaimana masyarakat Indonesia memperkenalkan seni dan budaya sendiri di kancah internasional apabila masyarakatnya sendiri kurang pengetahuannya tentang kebudayaan sendiri.

Untuk itu, kebudayaan dan kesenian tradisional nan ada di Indonesia ini, perlu dirawat dan dilestarikan oleh masyarakatnya sendiri. Kalau bukan masyarakat sendiri sudah tak bisa melestarikan kebudayaan tersebut, maka kebudayaan itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya para pewaris ilmu budaya.

Banyak cara nan bisa dilakukan buat melestarikan kebudayaan dan kesenian tradisional. Dengan mempelajarinya dan tentu saja dengan mempraktekkannya. Selain itu, mewariskan ilmu seni dan budaya tradisional kepada para generasi muda sejak usia dini, sehingga mereka mencintai kesenian dan kebudayaan sendiri.

Meskipun pengaruh kebudayaan dari luar mempengaruhi mereka, tapi sebab sejak usia dini sudah ditanamkan cinta kebudayaan sendiri, maka dengan sendirinya mereka akan menyaring kebudayaan dari luar.

Setelah kebudayaan dari luar tersebut disaring, maka kebudayaan tersebut bisa dijalankan sinkron dengan kebiasaan dan kebudayaan nan berlaku di Indonesia. Jadi, meskipun kebudayaan dari luar masuk, kebudayaan sendiri tak dilupakan. Kita tak boleh melupakan sejarah kesenian tradisional nan sudah ada sejak nenek moyang Indonesia.