Kebersihan Lingkungan

Kebersihan Lingkungan

Diare merupakan penyakit nan ditandai dengan gejala buang air besar dalam bentuk encer atau cair dengan frekuensi nan lebih sering dari biasanya. Bahkan tidak sporadis gejala ini disertai muntah, sehingga bisa menyebabkan penderita mengalami dehidrasi.

Banyak faktor penyebab terjadinya penyakit ini, namun kebanyakan dihubungkan dengan kualitas makanan nan masuk ke dalam tubuh. Karena itu penyuluhan tentang diare sebaiknya dilakukan terhadap penanganan secepatnya terhadap penderita dan merubah gaya hayati sehat.



Penyebab Diare

Penyebab diare ialah terserang bakteri E.coli. Selain faktor lingkungan nan tak bersih, pola makan dan hayati nan ‘berantakan’ dapat mengakibatkan bakteri E.coli menyerang sistem pencernaan manusia.

Penyakit nan disebabkan oleh pola makan tak baik tak hanya maag, tetapi juga diare. Definisi diare secara resmi dari kacamata kesehatan ialah defekasi atau buang air besar nan jumlahnya melebihi biasanya, atau lebih dari 200 gram per hari.

Air nan terkandung dalam makanan tak bisa terserap dengan baik oleh usus besar nan sedang terinfeksi. Akibatnya, kotoran atau feses nan dikeluarkan dari tubuh manusia juga menyertakan air. Bahkan, bila diare sudah berstatus kronik, feses nan dikeluarkan dapat bersamaan dengan darah.

Diare sebenarnya termasuk penyakit nan mudah disembuhkan. Bakteri Ecoli bukan termasuk bakteri nan ‘membandel’. Namun, penyakit diare dapat berubah ‘status’ menjadi kronik bila penderita mempunyai kandungan gizi nan kurang dalam tubuhnya. Gejala diare kronik atau mencret berdasarkan info dari artikel diare ialah tinja nan encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, nan kadang disertai:

  1. Muntah
  2. Badan indolen atau lemah
  3. Panas
  4. Tidak nafsu makan
  5. Darah dan lendir dalam kotoran

Rasa mual dan muntah-muntah bisa mendahului diare nan disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi dapat secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.

Selain itu, bisa pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.



Kebersihan Lingkungan

Penyakit diare kebanyakan menyerang anak-anak di bawah umur 12 tahun. Selain daya tahan tubuhnya nan belum kuat, juga sebab anak-anak lebih suka jajan makanan di luar rumah.

Anak-anak biasanya menyukai makanan nan berwarna-warnai dan dengan penampilan memikat. Apalagi kalau makanan jajanan itu terbuka atau tak terbungkus, sehingga akan mudah dihinggapi lalat nan membawa bakteri penyakit.

Selain itu, penyakit ini juga berkaitan dengan kualitas air minum nan digunakan buat mengolah makanan. Masalah kebersihan lingkungan, terutama pencerahan masyarakat terhadap makanan nan sehat, dengan air nan bersih, dan tak mengandung bahan atau zat kimia berbahaya nisbi masih rendah.

Tak sedikit hanya sebab didorong buat memperoleh laba bisnis nan sedikit, mereka mengorbankan perhatian terhadap dampaknya terhadap anak-anak nan memakannya.

Karena itulah, masalah kebersihan lingkungan harus ditanamkan, baik terhadap anak maupun kepada para pedagang nan membuat produk makanan buat segmen anak-anak.

Penyuluhan tentang diare juga harus dilakukan terhadap kualitas air minum nan dikonsumsi. Air minum harus selalu dimasak atau memiliki kualitas nan baik sebelum diminum.



Gaya Hayati Sehat

Penyakit diare biasanya terjadi dampak menurunnya daya tahan tubuh atau terjadi pada anak nan menderita kekurangan gizi. Sejumlah penelitian menemukan adanya fakta nan cukup menarik sebagai berikut :

  1. Anak-anak nan tak mendapatkan asupan ASI secara penuh pada 6 bulan pertama mengalami risiko jauh lebih besar terserang penyakit diare, khususnya nan disertai kehilangan cairan tubuh berat, dibandingkan anak-anak nan mendapatkan ASI penuh pada 6 bulan pertama.
  1. Anak-anak nan menderita kurang gizi akan berisiko terkena penyakit diare jauh lebih besar dari pada anak-anak nan gizinya tercukupi.

Dengan memperhatian hal tersebut, penyuluhan tentang diare juga perlu dilakukan terhadap orang tua, khususnya ibu, buat selalu memberikan asupan ASI sejak bayi lahir hingga berumur 6 bulan.

Begitu juga dengan asupan makanan tambahan maupun makanan harian nan diberikan kepada anak-aak harus memperhatikan kebutuhan tubuh anak melalui menu gizi seimbang.



Penyuluhan Daire dan Faktor Penyebab

Diare bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit. Diare bisa juga disebabkan oleh malabsorpsi makanan, keracunan makanan, alergi ataupun sebab defisiensi. Bahaya primer diare ialah kematian nan disebabkan sebab tubuh banyak kehilangan air dan garam nan terlarut nan disebut dehidrasi.

Kematian lebih mudah terjadi pada anak nan bergizi buruk, sebab gizi nan jelek menyebabkan penderita tak merasa lapar dan orang tuanya tak segera memberi makanan buat menggantikan cairan tubuh nan hilang.

Keadaan gizi nan jelek akan mempengaruhi lamanya diare dan komplikasinya. Anak dengan status kurang kalori protein akan mengalami gangguan ekuilibrium elektrolit dan diare mempercepat proses ini.

Pemberian air susu ibu terbukti meningkatkan daya tahan terhadap diare. Higiene dan sanitasi nan jelek mempermudah penularan diare baik melalui makanan, air minum nan tercemar kuman penyebab diare maupun air sungai.

Faktor sosial budaya nan berupa pendidikan, pekerjaan dan kepercayaan masyarakat membentuk konduite positif maupun negatif terhadap berkembangnya diare.

Perilaku masyarakat nan negatif misalnya membuang tinja di kebun, sawah atau sungai, minum air nan tak dimasak dan melakukan pengobatan sendiri dengan cara nan tak tepat.

Kepadatan penduduk dan sosial ekonomi nan rendah serta lingkungan nan kurang mendukung sering menimbulkan endemi diare. Kehilangan cairan tubuh nan terjadi pada penderita diare sebab usus bekerja tak paripurna sehingga sebagian besar air dan zat-zat nan terlarut didalamnya dibuang bersama tinja sampai akhirnya tubuh kekurangan cairan.

Dehidrasi lebih mudah terjadi pada bayi dan balita serta pada penderita demam. Derajat kehilangan cairan tubuh diukur menurut persentase terjadinya penurunan berat badan selama diare.

Bila berat badan turun kurang dari 5% termasuk kehilangan cairan tubuh ringan, berat badan turun 5%-10% termasuk kehilangan cairan tubuh sedang dan bila berat badan turun lebih dari 10% termasuk kehilangan cairan tubuh berat.



Penanganan Penderita

Orang nan menderita penyakit diare, khususnya bila berlangsung terus menerus, akan mengalami dehidrasi. Berkurangnya cairan tubuh dalam jumlah nan besar bisa membahayakan jiwa penderita. Oleh sebab itu, penyuluhan tentang diare dilakukan agar penderita mendapatkan rehidrasi atau diberikan air minum nan cukup.

Selain itu, pemberian minuman nan cukup juga bisa membantu saluran pencernaan menetralisir bahan makanan berbahaya nan masuk ke dalam tubuh. Termasuk apabila diare nan dideritanya disebabkan sebab keracunan makanan, makanan nan terlalu pedas, atau makanan mengandung zat kimia nan tak baik bagi tubuh.



Penelitian dalam Penyuluhan tentang Diare

Idealnya ketika memberikan penyuluhan tentang diare ke masyarakat, diberikan data-data dan laporan krusial nan terdapat berdasarkan penelitian tentang atau nan berlatarbelakang penyakit diare. Hal ini sangat krusial mengingat data dan hasil penelitian merupakan informasi nan sangat akurat.

Penelitian tentang penyait diare ini sangat bermanfaat buat membantu kegiatan penyuluhan tentang diare nan sedang dilakukan. Sebenarnya apa saja kegunaan dari dilakukannya penelitian tentang diare? Manfaatnya dapat Anda simak di bawah ini.

  1. Peneliti kesehatan dapat mengetahui ciri penyakit nan menyerang sistem pencernaan manusia ini.
  1. Peneliti kesehatan dapat mengetahui apa saja penyebab dari penyakit diare.
  1. Peneliti kesehatan dapat memperkirakan tentang siapa saja nan berpotensi terkena penyakit diare.
  1. Peneliti kesehatan dapat mencari solusi tentang bagaimana cara pengobatan penyakit ini.
  1. Peneliti kesehatan dapat tahu tentang bagaimana cara pencegahan penyakit diare.

Itulah kegunaan nan juga menjadi tujuan penyuluhan tentang diare nan dilakukan oleh para pakar kesehatan. Secara garis besar, hasil dari penelitian diare ialah sebagai berikut.

  1. Penyakit diare ini mudah muncul dan mengganggu kesehatan, terutama pada saat bulan-bulan musim hujan. Di mana daya tahan tubuh orang nisbi menurun dan mudah terserang diare.
  1. Penyebab dari penyakit ini dapat bermacam-macam, mulai dari virus, bakteri, mikroorganisme protozoa, jamur, atau bahkan cacing perut.
  1. Penyakit diare tak pandang bulu dan dapat menyerang siapa saja, baik orang tua maupun balita. Namun dampak paling parah dapat diderita oleh balita nan umumnya bertubuh sangat lemah.
  1. Menurut banyak para ahli, penyakit diare paling sering atau paling banyak terjadi di daerah atau negara terbelakang maupun negara berkembang. Di mana wilayah-wilayah tersebut memiliki taraf kebersihan dan sanitasi nan rendah.
  1. Penelitian tentang diare juga meliputi tentang bagaimana cara mencegah penyebaran penyakit diare ini. Misalnya selalu menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan makanan dan air minum, serta selalu meningkatkan daya tahan tubuh agar tak terkena diare.
  1. Untuk mengatasi penyakit diare sebenarnya cukup sederhana. Pertolongan pertama nan paling krusial dilakukan ialah jangan sampai penderitanya mengalami kehilangan cairan tubuh atau kurang cairan tubuh. Pastikan ia meminum air nan cukup atau oralit (air campuran gula pasir dan garam) nan merupakan pengganti cairan elektrolit di dalam tubuh.

Penyuluhan tentang diare telah dilakukan berkali-kali oleh para pakar di bidang kesehatan, dan tentu saja penelitian tentang penyakit diare sangat membantu dalam usaha meningkatkan kesehatan penduduk. Waspadailah diare, terutama pada anak kecil dan balita.