Mengapa Pestisida Nabati?

Mengapa Pestisida Nabati?

:

Hama ialah salah satu musuh primer tanaman. Jika tak segera dibasmi dapat berakibat fatal. Gagal panen misalnya. Manusia telah lakukan segala cara selama ini dalam membasmi hama. Mulai cara konvensional, sederhana, modern, hingga cara tidak biasa. Semakin bertambah luasnya areal pertanian maka semakin besar pula tantangan petani dalam mengatasi hama nan menyerang. Teknologi memang semakin canggih. Alat-alat telah modern. Petani dimudahkan dalam cara membasmi hama . Namun terkadang, cara ini tak humanis atau rasa cinta afeksi pada tanaman dan sekitarnya kurang.

Contoh kecil penggunaan pestisida berbahan kimia misalnya. Memang terbukti ampuh. Super manjur. Namun, bagi tanaman dan sekililingnya dapat hancur. Kambing nan memakan rumput terkena hasil sempotran pestisida dapat keracunan. Jika parah dapat berujung kematian. Disarankan jika memang gunakan pestisida lebih memilih nabati. Pestisida ini bisa menjami amannya ekosistem. Salah satu fungsi unggul pestisida botani ialah soal ketergantungan, mengurangi adiksi pestisida kimia.

Pestisida berbahan alam dibedakan menjadi dua, yaitu organik dan nabati. Jika berbahan dasar mahkluk hayati sebagai komponen primer maka disebut pestisida organic, sedangkan pestisida botani menggunakan komponen primer berupa tanaman. Sebelum masuk lebih jauh ke pestisida nabati, dalam cara membasmi hama sendiri dapat dilakukan melalu dua metode, yaitu langsung dan tak langsung. Secara taraf dasar, cara-cara dalam memberantas hama dapat dibedakan sebagai berikut:



1. Mekanis

Jika petani atau peladang menemukan gejala aneh langkah selanjutnya adalah mencari sumber masalahnya. Jika ketemu, langsung basmi. Cara ini sangat mudah dan dapat dilakukan siapa saja tanpa alat berat dan buat ukuran ladang nan tak besar. Masih terkait mekanis, disarankan buat memasang perangkap apa saja buat indikasi hama nan dijumpai. Tikus misalnya. Pasang dengan umpan binatang atau serangga apa nan nan miliki ketertarikan akan sinar lampu.



2. Rotasi

Cara ini efektif dalam penanggulangan hama sundep dan tikus nan dilakukan dengan mengatur putaran tanaman. Ini berarti jadwal penanaman diatur sedemikian rupa sekaligus disesuaikan waktunya dengan pembasmian hama alamiah.



3. Basmi inang

Tanaman inang ialah 'rumah' hama eksklusif bekembang biak. Namun terkadang, tanaman inang tak ditemui di setiap ladang atau sawah. Misalkan, jenis rumput leguminose misalnya, rerumputan ini merupakan rumah hama buat jenis ulat, lalat, dan uret.



4. Biologis

Cara pembasmian ini alami dan petani atau peladang tak perlu ikut campur. Pembasmian hama nan dilakukan memanfaatkan donasi musuh hama atau dikenal sebagai predator. Sebuah predator disebar di lokasi nan terjangkit dengan sebuah penelitian terlebih dahulu di laboratorium.



5. Bahan kimia

Penggunaan bahan ini dilakukan dapat dalam pelbagai cara, mulai dari alat penyemprot sederhana hingga gunakan pesawat terbang. Penggunaan pesawat udara hanya buat membasmi hama nan menjangkit hingga ratusan hektar. Tidak semua pembasmi hama berbahan kimia berbahaya namun lebih disarankan buat memilih bahan nabati.



Pestisida Nabati

Nah di atas telah disebutkan beberapa hal seputar dasar cara membasmi hama . Pada poin terakhir sekaligus pokok bahasan tulisan ini, akan diuraikan cara penggunaan pestisida non kimia berbahan tanaman atau lebih dikenal dengan nabati. Setidaknya ada beberapa ramuan pestisida botani nan dapat dimanfaatkan. Selain bahannya mudah didapat, dan murah, cara membuatnya pun tak susah. Berikut beberapa 'ramuan' pestisida botani nan dalam penerapannya dapat menggunakan alat penyemprot pestisida manual/elektrik atau dengan cara kovensional:



1. Hama gerayak dan penggerek batang

Dua jenis ulat di atas dapat dibasmi menggunakan ramuan dari daun sampang, soko geni, mindi, dan labu siam. Caranya, bahan-bahan dedaunan di atas ditumbuk kemudian diperas airnya. Hasil perasan dedaunan ini kemudian campur dengan getah labu siam. Diamkan kemudian ramuan ini semala tujuh hari atau satu minggu. Jika sudah sepekan, gunakan 1 hingga 2 sendok dengan dosis 1 liter air.



2. Hama walang sangit

Tumbuk 1 kilogram brotowali dengan buah kecubung wulung sebanyak 2 butir. Jika sudah rebus dengan 1 liter air, didihkan, dan kemudian dinginkan. Untuk takarannya, tiap 1 liter ramuan dapat dicampur dengan 16 liter air.



3. Hama wereng

Siapkan 2 butir buah kecubung wulung, 1 kilogram akar jenu atau tuba, dan 1 liter air. Tumbuk buah kecubung wulung dan akar jenu kemudian rebus dengan 1 liter air hingga mendidih. Jika sudah mendidih tiriskan airnya kemudian dinginkan dan saring. Takarannya, 1 liter ramuan ini dicampur dengan 16 liter air.



4. Hama ulat

Tumbuk 1 kilogram daun gamal atau gliricidia dan masak dengan 5 liter air. Jika sudah dinginkan dam tambah dan 2,5 kilogram tembakau sambil diaduk. Diamkan ramuan ini hingga satu malam. Untuk perbandingannya, campur 10 liter air dengan 1/4 liter ramuan ini.



5. Hama orong-orong (anjing tanah)

Siapkan daun pace nan dipotong lembut kemudian diremas-remas. Untuk penerapannya di sawah, sebarkan di tiap pematang nan tanaman padinya telah diserang oleh orong-orong. Bahan utamanya sangat mudah didapat yakni daun pace atau dikenal dengan nama lain daun mengkudu.



6. Hama tikus

Ada beberapa cara dalam penanggulangan hama ini salah satunya dengan menggunakan jengkol. Iris-iris jengkol kemudian sebar di area nan terserang hama. Karena bau jengkol nan menyengat tikus akan pergi. Cara sederhana lainnya dengan menggunakan gula jawa atau gula pasir. Masukkan gula ini ke lubang tikus . Jika tikus menginjak gula ini dan masuk ke dalam lubang maka akan mengundang semut buat menyerangnya.



7. Hama trips

Hama ini umumnya menyerang tunas tanaman nan masih kuncup atau berbuah dan berbunga. Cara penanggulangannya dengan daun sirsat. Siapkan daun ini sebanyak 50 -100 lembar tumbuk dan tambah dengan 5 liter air. Jika proses telah selesai endapkan dalam semalam kemudian disaring. Untuk takaran, tiap 1 liter air (saringan) larutkan dengan 10 liter air.



Mengapa Pestisida Nabati?

Di awal telah sempat disinggung soal kelebihan cara membasmi hama dengan pestisida. Namun secara khusu, komponen botani nan dipilih miliki kelebihan ganda, tidak hanya membasmi namun juga aman. Untuk alasan mengapa memilih pestisida botani selengkapnya sebagai berikut:

  1. Bahan-bahannya mudah diperoleh. Petani atau peladang tak akan kesulitan mencarinya. Bila telah mengetahui bahan dasarnya, komponen primer bahkan dapat ditanam sendiri oleh petani. Misalkan labu siam dan jenis dedaunan buat membasmi hama ulat di atas misalnya, ditanam di ladang pun dapat dengan menyisakan huma sisa.
  1. Pestisida botani kondusif bagi ekosistem sekelilingnya dan lingkungan. 'Obat' jenis ini juga tak berbahaya bagi manusia. Bahkan, pestisida botani dapat mengendalikan organisme tanpa harus mengurangi fungsinya. Faktor kondusif ialah kunci primer selain kemudahan.
  1. Masih terkait dengan kemudahan, selain gampang didapat proses pembuatannya juga tak jelimet. Hanya dengan sedikit intruksi detail, siapa saja dapat membuatnya dengan cepat. Yang mungkin patut diperhatikan hanya soal dosis nan terkadang diabaikan.
  1. Terakhir pestisida botani dapat digunakan ulang apabila tersisa. Namun buat pestisida dengan ramuan eksklusif miliki syarat spesifik tak boleh digunakan kembali maksimal dua kali.

Nah, itulah klarifikasi mengenai cara membasmi hama. Semoga bermanfaat.