Ragam Lain dari Kebudayaan Korea

Ragam Lain dari Kebudayaan Korea

Saat ini, "demam" Korea sedang mewabah di seantero Indonesia. Bahkan, mungkin menjadi musik nan juga mewabah ke banyak negara di dunia. Anda tahu ada seorang artis asal Korea nan gayanya kini banyak menjangkiti warga dunia? Apa lagi jika bukan Psy si "Gangnam Style". Lalu, sesungguhnya seperti apa budaya Korea? Apakah hanya diisi dengan hal-hal nan sifatnya hiburan?

Berbicara tentang Korea, nan mencuat belakangan ini ialah hadirnya boyband dan girlband . Mereka ibarat virus nan menjangkiti warga dunia. Sebuah "virus" nan mengagumkan. Setidaknya, itulah nan ada di pikiran para penggemarnya. Ditambah dengan hadirnya drama Korea nan tidak kalah memabukkan. Semuanya serba Korea.

Bukan hanya itu, Korea juga seolah benar-benar menjelma menjadi sebuah negara ikon fesyen terbaru di bumi ini. London sebagai kiblat mode global rasanya sudah tak lagi berlaku. Global fesyen kini banyak berkiblat pada pakaian-pakaian khas Korea nan sederhana, tapi manis.



Korea dan Industri Hiburan nan Memesona

Jika membicarakan Korea, isu-isu tentang boyband , girlband , drama korea, dan fesyen ialah isu teratas. Isu-isu tersebut ialah produk Korea mutakhir nan memesona. Seperti sebuah citra bahwa industri kreatif Korea tengah menemukan masa jayanya. Sebuah kenyataan baru bahkan rasanya di Korea itu sendiri.

Anda nan memang menasbihkan diri sebagai penggila Korea, niscaya tahu banyak tentang hal-hal disebutkan tadi. Anda akan tahu tentang boyband -nya, girlband -nya, fesyennya, hingga drama Korea nan tengah menjadi tren. Anda akan tahu tentang semua itu tanpa memikirkan bahwa hal tersebut cukup merugikan indutri hiburan tanah air.

Ya. Nama-nama seperti Super Junior, Girls Generation atau SNSD, kemudian ada SHINee, 2PM, Big Bang, T-Max, dan masih banyak lagi ialah nama-nama boyband nan benar-benar menyambi sebagai tukang sihir. Mereka benar-benar dapat menyihir banyak gadis muda hingga wanita dewasa.

Belum lagi hadirnya kaki-kaki mulus, muka-muka tirus, mata-mata bundar dengan rambut nan tergerai indah. Ya. Kriteria seperti itu dimiliki oleh girlband - girlband asal Korea. Mereka ialah wanita-wanita usia 20-an nan dinobatkan sebagai sosok idola banyak pria. Mereka di antaranya ialah SNSD, Wonder Girls, 2NE1, KARA, serta Brown Eyed Girls.

Keberadaan makhluk-makhluk bertalenta dengan bentuk tubuh nan nyaris paripurna merupakan alasan absolut mengapa mereka cepat mendapat loka di hati masyarakat. Lagu-lagu mereka menjadi banyak diminati. Sosok mereka menjadi idola baru nan mengisi pikiran serta hati.

Produk Korea nan memesona lainnya ialah drama. Ya. Drama Korea memegang peranan nan juga krusial bagi perkembangan psikologis remaja Indonesia. Mengapa demikian? Karena bagi mereka nan benar-benar ketagihan, tak melihat satu episode saja drama Korea kesayangan, hal tersebut akan berpengaruh pada mood mereka.

Anda tentu ingat dengan drama Korea berjudul Full House, bukan? Drama Korea tersebut benar-benar menjadi salah satu drama Korea terbaik nan pernah ada. Jalan ceritanya nan lucu dan romantik, serta pemain-pemainnya nan tampan juga cantik, ditambah seting dan busana nan digunakan ialah kekuatan nan rasanya tak dapat ditandingi oleh drama serial dari negara mana pun.

Mereka benar-benar kuat dalam hal ini. Industri hiburan Korea seolah menjadi budaya Korea nan baru. Ini berkaitan dengan budaya nan fungsinya sebagai bukti diri sebuah bangsa. Ya. Segala macam produk industri hiburan Korea tersebut menjadi bukti diri baru bagi Negara Korea.

Lalu, seperti apa sesungguhnya kebudayaan Korea? Benarkah hanya sebatas produk-produk manusia paripurna secara fisik tersebut?



Kebudayaan Korea Lebih Jauh

Ketika membicarakan budaya Korea, kebudayaan dari Korea Utara dan Korea Selatan niscaya tak luput dari bahasa. Dua bagian dari Korea ini memang dalam keadaan rawan. Mereka masing-masing terlibat dalam berbagai urusan nan berujung pada pertentangan. Meskipun demikian, Korea Utara dan Korea Selatan tetap saja merupakan satu kesatuan.



1. Rumah Khas Korea

Kebudayaan Korea sudah bisa dirasakan dari filosofi pembuatan rumah atau bangunan. Masyarakat Korea percaya bahwa keberuntungan nan dimiliki oleh satu rumah dipengaruhi oleh ekuilibrium antara energi baik dan buruk, atau istilahnya eum dan yang . Istilah tersebut dikenali dengan nama Geomansi .

Kepercayaan masyarakat Korea terhadap hal-hal tersebut berpengaruh pada bagaimana bentuk bangunan, ke arah mana bangunan harus menghadap serta bahan-bahan apa saja nan digunakan. Masyarakat Korea mayoritas membangun rumah dalam keadaan membelakangi gunung dan lebih banyak menghadap ke arah selatan. Agar cahaya matahari nan didapat lebih banyak.

Meskipun tak terlalu banyak lagi ditemukan dan berganti dengan rumah-rumah modern, rumah dengan tipe dan pertimbangan seperti ini masih banyak ditemui di masyarakat modern sekarang ini. Meskipun jumlahnya tak lagi begitu mayoritas.



2. Sandang Khas Korea

Sama seperti negara lain, Korea juga memiliki baju khas. Jika Indonesia boleh berbangga dengan batik dan kebaya, masyarakat Korea sangat bangga dengan Hanbok . Masyarakat di Korea Utara menyebutnya dengan Choson-ot . Sandang tradisional Korea ini terdiri dari baju bagian atas, celana buat lelaki, kemudian baju buat bayi.

Dalam kehidupan masyarakat tradisional Korea, baju ialah simbol keberadaan status sosial mereka. Dengan menggunakan berbagai aksesori dan perlengkapan mahal nan tak mungkin bisa dibeli oleh kaum miskin, keberadaan baju ini menjadi cukup penting. Semakin mahal aksesori nan digunakan, semakin tinggi derajat sosial mereka.

Hanbok biasanya digunakan dalam acara-acara tertentu. Seperti ulang tahun, kelahiran anak pertama serta upacara kematian. Sandang tradisional ini hingga kini tetap menjadi salah satu daya tarik Korea di mata dunia. Posisinya mungkin hamper sama dengan batik dan kebaya nan tak setiap hari digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Hal ini bukan bearti masyarakat negara tersebut melupakan atau tak ingin melestarikan. Ini lebih pada kepraktisan dalam berpakaian sebab baju tradisional cenderung tak nyaman digunakan dalam waktu nan cukup panjang dan dengan kegiatan nan cukup padat. Oleh sebab itu, pakaian-pakaian tradisional dipilih buat digunakan hanya pada saat-saat tertentu.



3. Makanan Khas Korea

Negara mana pun, pastinya memiliki makanan khas. Terlepas dari apakah makanan tersebut benar-benar merupakan hasil kebudayaan mereka atau merupakan akulturasi dengan budaya lain. Salah satu produk budaya Korea nan tak dapat dilupakan begitu saja ialah makanannya.

Asia sepertinya memang identik dengan ragam hasil pertanian. Bukan hanya Indonesia, tapi masyarakat Korea juga memiliki nasi sebagai makanan utamanya. Masyarakat Korea ialah masyarakat dengan hasil pertanian nan cukup melimpah. Beras, gandum, serta berbagai jenis kacang merupakan komoditi primer dari bidang pertanian mereka.

Hasil perikanan mereka pun cukup baik. Hal ini merupakan berkah dari letak Korea nan dikelilingi tiga lautan. Anda akan mendapatkan cumi, udang, dan aneka ikan segar dengan cukup mudah. Jika dilihat dari komoditi-komoditi nan dimiliki Korea, negara ini seharusnya tak pernah kekurangan bahan pangan berkualitas.

Keberadaan makanan fermentasi juga menjadi kekhasan dari masakan Korea. Contoh makanan fermentasi khas Korea, yaitu kimchi dan doenjang . Keberadaan dua makanan fermentasi ini juga termasuk budaya Korea nan hingga kini tetap dipertahankan masyarakatnya. Hadirnya makanan fermentasi ini merupakan jawaban atas tuntutan dari Korea nan memiliki musim dingin.

Selain kimchi nan merupakan fermentasi dari sawi putih, Korea juga memiliki bibimbap . Jika diindonesiakan, bibimbap artinya nasi campur. Jadi, Anda tentu bisa menebak bagaimana tampilannya bukan? Ya. Anda akan menemukan semangkuk nasi dengan sayuran, dedagingan, dan telur di atasnya. Sebelum memakannya, Anda harus lebih dulu mencampurnya.



Ragam Lain dari Kebudayaan Korea

Sebagai salah satu negara dengan kultur nan sangat kuat, budaya Korea bukan hanya berkisar tentang tiga hal tersebut. Masih ada beberapa produk kebudayaan Korea nan menarik buat dilihat secara lebih dekat.
Anda akan menemukan Norma masyarakat Korea nan berhubungan dengan salah satu minuman, yaitu teh. Kebiasaan masyarakat Korea ini sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang. Mereka benar-benar menjaga warisan leluhur nan telah diwariskan.

Ketika upacara minum teh ini berlangsung, Anda akan dihadapkan dengan tata cara serta peralatan nan unik. Upacara minum teh ini dapat berlangsung berjam-jam. Jangan risi sebab meskipun terkesan formal, upacara minum teh ini juga tetap dapat berlangsung santai.

Selain upacara minum teh, Korea juga memiliki berbagai festival. Festival tersebut tentu saja berkaitan dengan Norma masyarakatnya. Ada festival Daeboreum atau festival nan diadakan ketika bulan purnama pertama muncul. Kemudian, ada chuseok, yaitu festival penyambutan masa panen.

Bagaimana pun ceritanya, kebudayaan sebuah bangsa niscaya cukup menarik buat diketahui. Dari situ, Anda dapat belajar banyak budaya dan dapat jadi berdampak pada semakin bangganya Anda terhadap budaya bangsa sendiri. Budaya Korea dalam hal ini berbagai produknya, bagaimana pun keadaan rakyatnya, tetap mendapatkan loka nan baik di tengah-tengah mereka. Lalu, kenapa budaya Indonesia tidak?