Berbagai Bentuk Puisi Baru Berdasarkan Tema

Berbagai Bentuk Puisi Baru Berdasarkan Tema

Salah satu bukti adanya perkembangan di ranah kesusastraan ialah munculnya contoh puisi baru nan berkembang dari puisi lama. Sama halnya dengan puisi lama, contoh puisi baru pun merupakan ungkapan pikiran dan perasaan penyair nan dilakukan secara imajinatif. Ungkapan pikiran dan perasaan tersebut dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik dalam puisi.

Berbeda dengan puisi lama, contoh puisi baru lebih banyak menggunakan kekuatan bahasa nan bernuansa kekinian. Bahkan, dalam beberapa puisi kontemporer, jenis diksi nan dipilih merupakan bagian dari kekhasan modern.

Begitu juga dengan kaidah nan digunakan dalam pembuatan contoh puisi baru sangat berbeda dengan kaidah dalam pembuatan puisi lama. Jika dalam puisi lama ditentukan berapa baris, kalimat, serta suku kata nan sine qua non di dalam sebuah bait, pada puisi baru hal tersebut tak berlaku lagi.

Kaidah-kaidah nan digunakan dalam pembuatan contoh puisi baru berkisar pada dua unsur, yakni struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik ialah berbagai unsur nan ditampilkan buat membuat puisi baru menjadi terlihat atau terdengar indah.

Sementara itu, struktur batin merupakan hal-hal nan berhubungan dengan nilai-nilai filosofis nan muncul atau dimunculkan dalam bentuk puisi baru. Untuk itu, sebelum kita menginjak pada jenis-jenis contoh puisi baru, sebaiknya kita pahami dulu berbagai struktur nan terdapat dalam puisi baru tersebut.



Struktur Fisik dalam Puisi Baru

Jika dalam puisi lama kita menggunakan struktur nan mementingkan kualitas fonem silang dan jumlah kata atau suku kata per barisnya maka dalam contoh puisi baru , hal nan lebih ditekankan ialah bagaimana kita membuat puisi tersebut memiliki nilai-nilai keindahan.

Struktur fisik nan pertama ialah pilihan kata atau diksi nan digunakan dalam mengungkapkan apa nan kita pikirkan dan apa nan kita rasakan. Dengan diksi tersebutlah maka nilai-nilai estetika fisik dari puisi akan lebih tampak dan hidup.Selain menyajikan gambaran estetika bentuk puisi baru, diksi juga merupakan salah satu faktor nan dapat membedakan antara penyair nan satu dengan penyair lainnya.

Misalnya saja, penggunaan kata nan dipilih oleh penyair Rendra akan sangat berbeda dengan kata-kata nan dipilih Afrizal Malna sebab keduanya memiliki ciri tersendiri dalam memilih kata.Struktur fisik nan kedua ialah pengimajian atau citraan. Struktur ini akan muncul sejalan dengan penggunaan diksi pada puisi.

Sebagai contoh, penggunaan diksi ‘ombak’ akan memunculkan imaji tersendiri mengenai ombak. Dengan kata lain, diksi juga berpengaruh terhadap citraan nan dihasilkan dalam puisi.Bentuk citraan sendiri berbeda-beda, seperti citraan penglihatan, citraan pendengaran, dan citraan perabaan nan memungkinkan pembacaan puisi dilakukan secara lebih atraktif berkat ketiga citraan tersebut.

Struktur fisik nan ketiga ialah bahasa kiasan, yaitu bahasa konotatif nan digunakan buat mengungkapkan pikiran dan perasaan secara tak langsung. Misalnya saja, dengan menggunakan majas, ungkapan, atau peribahasa.Struktur fisik keempat ialah tipografi, yaitu tata paras nan diatur sedemikian rupa sehingga memunculkan pemaknaan eksklusif dalam puisi.

Jika pada termin sebelumnya puisi dibuat menurut baris dan bait nan diadaptasi dari bentuk puisi lama, maka pada zaman modern bentuk tipografi ini tak lagi menjadi landasan primer dalam pembuatan puisi.Beberapa penyair memilih buat menggunakan tipografi nan sama dengan prosa. Misalnya, pada penyair Afrizal Malna nan hampir seluruh puisinya menggunakan tipografi rata kanan dan kiri.

Struktur fisik nan terakhir ialah bunyi. Struktur tersebut dianggap sebagai bagian dari estetika serta faktor pendukung makna dalam perpuisian. Untuk itu, nilai esetetik tersebut memiliki beberapa fungsi buat menimbulkan rasa dan citraan, serta memperdalam makna ungkapan atau ucapan dalam puisi.

Sebagai contoh, kalimat “merah nan marah” akan muncul bunyi perasaan tak bahagia sehingga pembaca atau pendengar puisi pun bisa merasakan nilai ketidaksenangan tersebut.



Struktur Batin dalam Puisi Baru

Sama halnya dengan puisi lama, pembuatan contoh puisi baru pun memerlukan nilai-nilai filosofis buat dapat membuat bentuk dan maknanya menjadi satu keutuhan.Untukitu, dalam membuat puisi baru dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai struktur batin. Beberapa struktur batin tersebut bisa memperkuat imbas struktur fisik nan terdapat pada bentuk puisi.

Hal pertama nan harus diperhatikan dalam pembuatan puisi ialah tema nan diangkat dalam puisi tersebut.Dengan temalah maka pembaca bisa menangkap gagasan primer nan hendak disampaikan oleh penyair dalam puisinya.Struktur kedua ialah perasaan nan merupakan suasana nan diikutsertakan dalam pembuatan puisi agar pembacaan puisi bisa dilakukan lebih mendalam.

Struktur selanjutnya ialah nada nan juga dihasilkan oleh struktur fisik bunyi. Kedua struktur tersebut saling berkaitan dalam membentuk keutuhan puisi. Selain itu, keduanya juga memiliki pengaruh nan besar terhadap pembacaan puisi agar amanat nan hendak disampaikan bisa tertangkap baik oleh pembaca.terakhir ialah amanat, yakni maksud dan tujuan nan hendak disampaikan oleh pengarang lewat berbagai struktur puisi di dalamnya, baik struktur fisik maupun struktur batin.



Berbagai Bentuk Puisi Baru Berdasarkan Tema

Setelah kita mengetahui struktur fisik dan batin nan harus dimunculkan buat membuat sebuah puisi menjadi utuh, kita juga dapat mengetahui majemuk bentuk puisi jika dilihat secara tematik.Bentuk contoh puisi baru nan pertama ialah balada, yaitu puisi nan isinya mengandung peristiwa atau cerita berdasarkan pengalaman nan pernah dilihat, dirasakan, atau didengar oleh penyair. Penyair nan sering membuat puisi dengan bentuk balada ialah W.S. Rendra dan Taufik Ismail.

Bentuk puisi selanjutnya ialah elegi, yaitu puisi ekspresif nan menceritakan kesedihan sebab ditinggalkan oleh seseorang nan dicintai. Salah satu penyair nan menghasilkan puisi berbentuk elegi ialah sutan Takdir Alisjahbana.

Contoh puisi baru lainnya ialah roman, yaitu puisi nan bercerita tentang percintaan dengan berbagai problematika di dalamnya. Penyair nan sering menulis bentuk puisi roman ialah Chairil anwar dan Soni Farid Maulana.

Bentuk puisi Ode ialah puisi ekspresif nan berisi pujian, sanjungan, atau penghormatan terhadap seseorang nan dikagumi oleh penyair. Penyair dengan jenis puisi seperti ini ialah Mansur Samin dengan judul puisinya “Ode Pemakaman”.Bentuk puisi lainnya ialah himne, yakni puisi eksresif berisi pemujaan dan pemuliaan terhadap Tuhan atau terhadap tanah air. Misalnya saja puisi “Tiada Kata Lain” karya Armijn Pane.

Bentuk puisi nan terakhir ialah satire, yaitu puisi ekspresif nan berisi kritikan, sindiran, ejekan, atau kecaman terhadap ketimpangan nan terdapat dalam kehidupan masyarakat. Misalnya saja puisi “Syair Orang Lapar” karya Taufiq Ismail atau “Sajak Orang Lapar” karya W.S.Rendra.

Berikut ialah satu contoh puisi baru nan dapat kita jadikan inspirasi dalam pembuatan puisi.

Pada-Mu Jua (Armijn Pane)

Habis kikis
segala cintaku hilang terbang
pulang kembali saya padamu
seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap
pelita ventilasi di malam gelap
melambai pulang perlahan
sabar, setia selalu.

Satu kekasihku
saya manusia
rindu rasa
rindu rupa.

Di mana engkau
rupa tiada
suara sayup
hanya kata merangkai hati

Engkau cemburu
engkau ganas
mangsa saya dalam cakarmu
bertukar tangkap dengan lepas

Nanar aku, gila sasar
sayang berulang padamu jua
engkau pelik menarik ingin
serupa dara di balik tirai

Kasihmu sunyi
menunggu seorang diri
lalu waktu - bukan giliranku
wafat hari - bukan kawanku...

Setelah mengetahui kaidah-kaidah dalam pembuatan puisi baru dan mendapat inspirasi dari penyair terkenal, niscaya kita juga terinspirasi buat menikmati puisi sendiri, `kan? Untuk itu, selamat membuat contoh puisi baru buatanmu sendiri!