Kumpulan Puisi Kematian nan "Indah"

Kumpulan Puisi Kematian nan "Indah"

Apa nan Anda bayangkan jika mendengar kata puisi kematian ? Jangankan buat membacanya, mendengarnya saja mungkin sudah cukup membuat kita bergidik. Siapa bilang puisi hanya berisikan rangkaian kata-kata cinta nan syahdu dan romantik. Kematian pun juga dapat menghasilkan puisi kematian nan syahdu. Segala nan kita rasakan dapat dituangkan ke dalam sebuah puisi, termasuk kesedihan jika ditinggal orang nan kita sayangi selama-lamanya dalam untaian puisi kematian.

Mungkin buat sebagian orang puisi ini masih terdengar sporadis dan agak aneh. Kematian itu sendiri sesuatu nan identik dengan kesedihan mendalam, rasa takut, rasa sakit nan teramat sangat, sehingga tidak terpikirkan buat menuangkannya dalam puisi kematian. Kehilangan seorang nan berarti rasanya akan menambah kesedihan jika harus diingat dalam sebuah puisi kematian.



Belajar Memaknai Hayati dari Puisi Kematian

Tak perlu sedih atau takut jika membaca puisi ini. Begitu juga tidak perlu takut buat membuat puisi ini, sebab sebenarnya kita dapat belajar memaknai hayati melalui rangkaian puisi ini. Puisi kematian seakan menjadi pengingat kita bahwa hayati itu begitu berharga. Banyak hal-hal positif dan bermanfaat nan dapat kita lakukan buat mengisi kehidupan sebelum kematian menjemput kita. Tak hanya sampai di situ, puisi ini juga dapat dijadikan sebagai wahana buat mengerti apa sebenarnya kematian itu.

Seperti puisi kematian berikut ini nan dapat Anda jadikan sebagai renungan buat menghargai hayati dari sebuah kematian.

Kematian Terindah untukmu, Saudaraku

Saudaraku, ingatlah mati
Sesungguhnya wafat ialah janji nan ditepati
Tapi mengapa kau tidak pernah peduli
Engkau lebih memilih global nan hina ini

Dalam doa kau meminta Khusnul Khotimah
Tapi pandanganmu akan global tidak terarah
Kau masih mencari global nan belum terjamah
Sehingga lupa keinginanmu meraih Jannah

Setiap nafsu nan kau hembuskan dalam hidupmu
Tak terpuaskan walau dua gunung emas mengelilingimu
Hingga kau tertidur dalam pelukan hangat istrimu
Dan kau terbuai dalam angan dan mimpi indahmu

Gelap matamu akan nasib di akhirat nanti
Ketika ditanya apa nan kau kerjakan selama ini
Nanti kau akan ditanya sendiri-sendiri

Kau pun tak akan ditanya sendiri-sendiri
Kau pun tak akan bisa melarikan diri
Dari panas dan teriknya matahari
Dari dosa-dosa nan kau lakukan setiap hari

Semoga medan jihad mengantarkan kematianku
Atau saat Sujud saya menghadap Rabbku
Atau saat hari Jumat sebagai hari terakhirku
Atau saat amalan terbaikku
Malaikat maut melepas jasadku
Amin...

***
Aku Mati

Aku wafat sebagai mineral
Dan menjelma sebagai tumbuhan
Aku wafat sebagai tumbuhan

Dan lahir kembali sebagai binatang
Aku wafat sebagai binatang dan kini manusia
Kenapa saya harus takut?
Maut tak pernah mengurangi sesuatu dari diriku

Sekali lagi,

Aku masih harus wafat sebagai manusia
Dan lahir di alam para malaikat
Bahkan setelah menjelma sebagai malaikat
Aku masih harus wafat lagi
Karena kecuali Tuhan
Tidak ada sesuatu nan kekal abadi

*** By: Jalaluddin Rumi

Kematian sudah tentu niscaya akan terjadi, sehingga patut kita renungkan. Apakah bekal kita buat menghadapi kematian itu sudah ada atau belum sama sekali. Puisi ini memang agak menyeramkan bila melihat pilihan kata nan digunakan. Membaca puisi ini seakan memberitahu kita bahwa kita tidak pernah akan dapat menghindarinya. Oleh sebab itu, banyak puisi kematian nan berisi ungkapan berbagai pertanyaan apa itu kematian. Seperti apa nan diungkapkan dalam beberapa puisi kematian sebagai berikut.

Tentang Maut

Maut itu bisakah Anda tahu datangnya? Siapa pun Anda
Beranikah Anda bilang
Maut itu ialah hayati nan lebih lapang
Dan benderang
Dari rasa sempit
Dan gelap kematian?

Maut itu ialah lubang hitam
Segala kehidupan berakhir
Sedang rumah dunia
Hanya loka singgah para musafir

Sebenarnya maut itu
Hanyalah pintu nan tertutup
Dari rumah global nan dikepung kabut
Dan kita tidak tau
Bagaimana memasukinya kembali

*** By: Gilang Abdul Aziz

Maut

Sesungguhnya maut itu
Adalah cahaya keemasan
Dikirim dari langit
Mirip bola barah pembebasan
Dari rasa ngilu
Dan pedih kehidupan
Seperti asa tentang masa depan
Yang kita kejar siang malam
Seperti musim panen
Yang selalu kita nantikan
Sehabis lelah bercocok tanam
Seperti matahari menanti pagi
Ketika malam beringsut pelan
Berbalut dingin dan kabut
Yang menggigilkan

***



Nyanyian Rindu buat Orang Terkasih

Kepergian orang terkasih buat selama-lamanya memang menyisakan sedih nan teramat dalam. Kesedihan nan kita rasakan, seakan milik kita sendiri dan tidak mau berbagi. Tetapi kita juga harus ingat, bahwa kesedihan nan berlarut-larut juga tidak akan baik untuk kita. Lebih baik kita tuangkan kesedihan kita dalam sebuah puisi. Suasana hati nan bersedih ibarat kebahagiaan nan dengan mudah mengungkapkan rasa. Seperti puisi berikut ini nan dibuat oleh mantan Presiden RI kita BJ Habibie, ketika ditinggal oleh istri tercinta buat selama-lamanya:

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu
Karena, saya tahu bahwa semua nan ada niscaya menjadi tiada pada akhirnya
Dan kematian ialah sesuatu nan pasti
Dan kali ini ialah giliranmu buat pergi, saya sangat tahu itu
Tapi nan membuatku tersentak sedemikian hebat

Adalah fenomena bahwa kematian benar-benar bisa memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tidak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin nan tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang

Pada air mata nan jatuh kali ini. Aku selipkan salam perpisahan panjang
Pada kesetiaan nan telah kau ukir, pada kenangan getir manis selama kau ada
Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini
Mereka mengira saya lah kekasih nan baik bagimu sayang
Tanpa mereka sadari, bahwa kaulah nan menjadi saya kekasih nan baik

Mana mungkin saya setia padahal memang kecenderunganku ialah mendua, tapi kau ajarkan saya kesetiaan, sehingga saya setia, kau ajarkan saya arti cinta, sehingga saya mampu mencintaimu seperti ini

Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada
Selamat jalan sayang,
Cahaya mataku, penyejuk jiwaku
Selamat jalan,
Calon bidadari surgaku...

*** By: BJ Habibie



Kumpulan Puisi Kematian nan "Indah"

Ada banyak perasaan nan dapat diungkapkan dalam sebuah puisi. Rasa sedih, tidak percaya, takjub, bercampu baur dalam lantunan puisi kematian. Kita dapat belajar dari berbagai kumpulan puisi kematian. Puisi ini dapat dibuat dengan menggunakan perumpamaan dengan tujuan menipiskan ketakutan dan kesedihan terhadap kematian. Meski terdengar menyedihkan, puisi ini memiliki kekuatan rangkaian kata-kata nan 'indah', seperti nan bias kita lihat dalam beberapa puisi kematian berikut ini:

Indahnya Kematian

Sayang, Selimuti tubuhku, karna ia sedang berjuang melawan sakaratul maut
Tutupkah kedua kelopak matanya, agar ia bisa tenang dari deritanya
Ia teramat lelah menantimu, hingga waktu menjemputnya ke alam
Yang membebaskan dari penderitaan duniawi

Sayang, ia juga teramat lelah dengan perasaan cemburu padamu

Ia teramat risi saat engkau teramat jauh padanya, hingga kini
Kukabarkan perasaan dirinya nan telah melepuh, kemudian sakitnya bertambah
Hingga malaikat maut telah dating buat membebaskan deritanya

Sayang, saya tahu kau takkan menangis

Buanglah jauh-jauh tangis dustamu
Aku tahu kau takkan pernah menangisi kehilanganku

***
Kematian Perindu Ulung

Perindu ulung bernapas
Melalui kata
Dalam setiap jejak langkahnya
Ada makna menunggu tafsir
Tatkala jiwa diselimuti
Beledu keangkuhan
Akan pudar kearifan
Untuk melihat hidup
Dibalik kematian

***
Aku Mati

Aku mati...
Aku wafat tanpa rasa...
Rasa telah lama hilang ditelan senja...
Cerita senja nan ku rangkum hingga ku tiada...

Aku mati...
Aku wafat menjauhi jalan suci...
Ada nan merendamku dalam genangan kenangan...

Kau..., yaitu kau...

Saat kau tawarkan getaran itu...
Getaran itu memecah samudra nan ada di dadaku...
Kemudian kering...
Pudar tidak berwarna...

Kau menikamku dengan rasamu...
Tepat di dada kiriku...
Lalu kau berdiri dan melihatku...
Terkulai dan mati...

*** By: Kahar

Puisi kematian menyadarkan kita akan arti pentingnya hayati di dunia, sekaligus mengingatkan kita bahwa tidak ada nan abadi.