Peta Kota Yogyakarta - Peta Hijau

Peta Kota Yogyakarta - Peta Hijau

Pernah melihat peta Kota Yogyakarta ? Peta Kota Yogyakarta perlu diketahui. Kota ini masih menyimpan banyak hal nan dapat dieksplorasi. Orang-orang nan tinggal di Kota Toleransi ini benar-benar mengagumkan. Kalau dikatakan sebagai Indonesia mini, ada benarnya. Walaupun di trisemester pertama tahun 2013, Yogyakarta seolah terkoyak oleh aksi premanisme nan mengerikan, penanganan nan tepat dan dukungan dari masyarakat demi hayati nan kondusif dan damai, membuat Yogyakarta tenteram lagi.



Peta Kota Yogyakarta - Peta Hijau

Apa nan dimaksud dengan pata hijau? Sinkron dengan namanya, peta ini menunjukan daerah-daerah mana saja nan masih menyimpan kehijauan. Dengan kata lain, peta hijau ini akan memberikan informasi kepada siapa pun, terutama para pendatang buat mengetahui potensi lokal nan sangat membumi dan jauh dari polusi .



Peta Hijau Jeron Beteng

Sebagai salah satu pusat destinasi pariwisata , orang Yogyakarta atau orang-orang nan peduli dengan Yogyakarta, merasa terpanggil buat menbuat sebuah peta hijau. Peta hijau ini sendiri terdiri dari berbagai titik nan dapat dikunjungi ketika berada di Yogyakarta. Salah satunya ialah Peta Hijau Jeron Beteng. Peta hijau satu ini telah berusia sekira 11 tahun. Pembuatannya pada 2002. Tentu saja ada perubahan walaupun tak banyak dari awal pembuatannya.

Jeron Beteng ialah wilayah nan ada di lingkungan Kraton. Orang-orang nan tinggal di Jeron Beteng biasanya masih ada kaitan dengan pihak Kraton. Para abdi dalem atau pembantu raja dan keluarganya ada di Jeron Beteng. Mereka hayati dengan cara nan sederhana. Kebanyakan bergerak disektor swasta.

Dari Peta Hijau Jeron Beteng ini, para pelancong dapat mengetahui rute nan ada di daerah sekitar Jeron Beteng itu. Misanya, pusat penjualan barang-barang souvenir khas Yogyakarta, loka pembuatan, dan bahkan loka makan nan sering dikunjungi oleh para pelancong ketika berada di Jeron Beteng.



Peta Hijau Malioboro

Peta Hijau di Jogya atau Yogyakarta ini tak hanya Jeron Beteng. Pada 2003, komunitas Jogya Youth Greenmapper membuat Peta Hijau Malioboro. Inilah kawasan nan menjadi ikon tidak terpisahkan dari Jogyakarta. Tanpa berkunjung ke satu jalan sepanjang sekira seribuan meter ini, orang serasa belum pergi ke Jogya.

Selain adanya mal-mal nan cukup besar, Malioboro masih menawarkan barang-barang nan dijual di kaki lima dengan harga nan cukup murah. Suasana malam dengan berbagai atraksi nan sering ditampilkan oleh artis lokal tentunya membuat hati menjadi tidak ingin pergi dari Jogya.

Peta hijau juga memberikan berbagai informasi tentang Malioboro, termasuk adanya tempat-tempat menginap nan cukup murah di sekitarnya. Para pelancong tinggal memilih mau menginap di hotel berbintang atau di penginapan biasa dengan tarif dibawah 100 ribu rupiah. Memang ada satu loka nan dekat dengan Malioboro nan menjadi salah satu loka lokalisasi nan cukup terkenal. Pasar Kembang (Sarkem).

Tapi, loka ini tak terlalu mengerikan. Tidak terlalu vulgar seperti nan ada di Gang Dolly, Surabaya. Walau begitu, sebaiknya memang menghindarkan diri dari lokalisasi. Kehidupannya cukup keras dan seperti juga loka lokalisasi di mana pun, para partikelir dan orang-orang nan tak takut dosa, banyak juga berkeliaran di sana.

Nikmati saja Malioboro di sepanjang Jalan Malioboro. Kalau lelah, dapat duduk di 0 Km nan berada di depan Benteng Vredeburg. Banyak loka duduk di sana. Memang terkadang ada bau pesing nan mengganggu. Namun, pihak pemerintahan kota Yogyakarta berusaha memanjakan pengunjung dengan cara memberikan peraawatan nan maksimal terhadap taman kota dan bangku-bangku loka beristirahat.

Para penggemar Bird Watching terkadang ikut nimbrung duduk di 0 Km. Kawanan burung nan kerap mampir dan terbang di dekat Benteng Vredeburg dan di depan Kantor Pos di Jalan Senopati, membuat suasana petang menjelang Maghrib terasa menyenankan. Berbekal teropong sederhana, para Bird Watcher dapat melihat kawanan burung nan datang dan pergi.



Peta Hijau Ratu Boko

Pada tahun nan sama (2003), terbitlah Peta Hijau Ratu Boko. Peta Hijau nan ini memperlihatkan tempat-tempat menarik nan ada di lingkungan Candi Ratu Boko. Wilayah nan berbukit dengan pemandangan nan menarik, tentu saja membuat orang tertarik mengunjunginya. Apalagi juga dekat dengan Candi Prambanan dengan kompleksnya nan cukup luas.

Kawasan nan memukau ini tak dapat dikunjungi hanya dalam beberapa jam saja. Bila perlu adakan kegiatan berkemah selama 2 hari sehingga berkesempatan menikmati apa saja nan ada di sana. Kehidupan masyarakat nan masih begitu sederhana dapat menjadi satu pemandangan nan akan membuat hati merasa bersyukur dengan apa pun nan telah dianugerahkan Tuhan.



Saujana - Informasi Terbarukan

Saujana atau harfiahnya sejauh mata memandang atau dapat juga dikatakan sebagai sebuah visi, menjadikan satu kata nan membuat para pembuat peta hijau tergerak memperbarui peta nan sudah pernah dibuat. Inilah mengapa kini ada Peta Hijau Saujana Budaya Jeron Beteng. Peta ini dibuat pada 2004 atau 2 tahun dari Pata Hijau Jeron Beteng pertama kali dibuat.

Dari judulnya, maka peta hijau satu ini lebih menonjolkan hal-hal nan berbau budaya nan dapat ditemukan di Jeron Beteng. Banyak nan dapat ditelusuri di sana. Bangunan nan masih terjaga rapi, arsitektur Jawa nan masih ada, semuanya akan memberikan perbedaan makna berbeda dengan loka lain. Kekhasan itu benar-benar terasa.

Pada tahun nan sama, ada peta Hijau Saujana Budaya Kota Baru. Kota Baru ini berada di pusat kota. Kota Baru merupakan satu kompleks perumahan para warga Belanda nan mempunyai posisi nan tinggi pada masa pemerintahan Belanda. Tidak heran kalau banyak rumah nan berbentuk loji dengan atap nan tinggi. Walaupun bangunan modern telah banyak didirikan, masih ada beberapa rumah orisinil nan belum dipugar.

Keindahan bangunan itu akan menarik sekali disaksikan sambil berjalan kaki mengitarinya. Banyaknya huma bisnis dan forum pendidikan membuat wilayah satu ini cukup ramai. Kalau ingin menikmatinya, lakukan dipagi hari setelah sholat shubuh di masjid Syuhada.

Masih di tahun nan sama, 2004, Greenmapper Jogya mengeluarkan Peta Hijau Parang Tritis. Kawasan pantai nan penuh dengan rahasia ini menarik dikunjungi buat membuktikan bahwa pantai Parangtritis ialah satu kawasan nan tak perlu ditakuti sebab memang tak ada rahasia nan mebuat nyawa melayang. Pantainya memang berbahaya buat loka mandi. Tapi, kisah Nyi Roro Kidul tak perlu dibesar-besarkan sebab itu hanya akan membawa kesyirikan.



Jogya Setelah Gempa 2006

Setelah gempa pada tahun 2006, ada beberapa loka di Peta Hijau nan berubah. Hal ini terutama nan terjadi pada Peta Hijau Saujana Kota Gede nan dibuat pada 2004. Adanya beberapa bangunan nan runtuh dan berupanya fungsi beberapa bangunan, membuat perubahan itu tak terhindarkan.

Namun, satu hal nan menarik nan dapat ditemui di Kota Gede ialah masjidnya dan lingkungan perumahan nan berdekatan. Kompleks Kota Gede ialah tinggalan sejarah Kerajaan Mataram . Kota Gede tetap menarik buat disapa ketika berkunjung ke Jogya.

Semoga informasi tentang peta Kota Yogyakarta ini bermanfaat bagi Anda nan akan melakukan perjalanan ke Yogyakarta.