Budidaya Ayam Petelur

Budidaya Ayam Petelur

Anda tentu tahu apa itu ayam petelur, bukan? Ya, ayam betina nan dipelihara spesifik buat diambil telurnya disebut ayam petelur . Jika dilakukan secara intensif, beternak ayam petelur bisa mendatangkan laba nan cukup lumayan.



Sejarah Singkat Ayam Petelur

Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa nan dipelihara spesifik buat menghasilkan telur atau diambil telurnya. Asal-usul ayam petelur, yaitu berasal dari ayam hutan dan itik liar nan dipelihara dan bisa bertelur lumayan banyak.

Dari waktu ke waktu, ayam hutan dari berbagai wilayah di global diseleksi oleh para pakar. Penyeleksian ini diarahkan pada produksi nan cukup banyak sebab ayam hutan tersebut dapat diambil telur dan dagingnya. Oleh sebab itu, arah dari produksi nan banyak tersebut mulai lebih spesifik.

Ayam nan telah diseleksi buat tujuan produksi daging disebut dengan ayam broiler, sedangkan ayam buat produksi telur disebut dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga ditujukan pada rona kulit telur dan dikenallah ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat.

Persilangan dan seleksi tersebut berlangsung cukup lama sampai menghasilkan ayam petelur seperti nan ada saat ini. pada saat terjadi persilangan, sifat buruk akan dibuang dan sifat baik akan dipertahankan (terus dimurnikan). Inilah nan disebut dengan ayam petelur unggul.

Sampai akhir 1980-an, masyarakat Indonesia tak banyak mengenal klasifikasi ayam. Sifat ayam saat itu hanya dianggap seperti ayam kampung. Jika telurnya enak dikonsumsi, dagingnya pun enak dikonsumsi. Tapi, ternyata pendapat tersebut tidaklah sahih sebab ayam ras ini bertelur banyak tetapi dagingnya tak enak.

Jenis ayam nan pertama kali diternakkan pada masa itu yaitu ayam petelur white leghorn nan kurus dan biasanya sesudah habis masa produktifnya. Pada akhir 1990-an, mulai marak peternakan ayam broiler nan dikhususkan buat daging. Di sisi lain, peternakan ayam petelur dwiguna atau ayam petelur cokelat mulai bermunculan. Inilah awal merebaknya peternakan ayam petelur.



Jenis-jenis Ayam Petelur

Berdasarkan jenisnya, Ayam petelur dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni ayam petelur ringan dan ayam petelur medium. Kedua jenis ayam ini memiliki disparitas nan sangat mencolok. Apa saja disparitas nan dimiliki kedua jenis ayam petelur ini? Berikut ialah ulasannya.



1. Ayam Petelur Ringan

    Ayam petelur ringan disebut juga ayam petelur putih. Ciri-ciri ayam petelur ringan, antara lain sebagi berikut.

    1. Berbadan ramping.
    2. Mata bersinar.
    3. Bulu berwarna putih.
    4. Jengger berwarna merah.

    Ayam petelur ringan merupakan keturunan galur murni white leghorn . Jenis ayam ini mampu menghasilkan lebih dari 260 butir telur per tahun.

    Meskipun produksi telurnya cukup banyak, ayam petelur ringan memiliki kelemahan, yaitu peka terhadap cuaca panas dan keributan. Selain itu, ayam ini mudah kaget. Jika kaget, produksi telurnya akan menurun. Selain itu, ayam petelur ini benar-benar murni sebagai penghasil telur sebab dagingnya sama sekali tak diharapkan.



    2. Ayam Petelur Medium

    Berbeda dengan ayam petelur ringan nan memiliki bobot ringan dan berbadan ramping, ayam petelur medium memiliki bobot tubuh nan cukup berat, tetapi tak seberat ayam broiler nan memang diternakan buat diambil dagingnya.

    Produksi telur ayam petelur medium cukup tinggi. Karena badannya cukup besar, dagingnya juga cukup banyak. Oleh sebab itu, ayam petelur medium disebut ayam tipe dwiguna. Artinya, ayam ini memiliki dua manfaat, yaitu menghasilkan telur sekaligus daging.

    Umumnya, ayam petelur medium berbulu cokelat. Telur nan dihasilkannya juga berwarna cokelat. Biasanya, orang lebih menyukai telur berwarna cokelat daripada telur berwarna putih meskipun nilai gizinya nisbi sama.

    Telur nan berwarna cokelat lebih berat daripada telur putih. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika harga di pasaran buat telur berwarna coklat lebih mahal dibanding nan berwarna putih.



    Budidaya Ayam Petelur

    Saat ini, budidaya ayam petelur termasuk salah satu kegiatan atau usaha nan sudah banyak berkembang. Namun, sebab permintaan telur di pasaran nan selalu tinggi membuat usaha ini masih layak buat dijajaki. Untuk itu, penulis akan memberikan beberapa cara buat budidaya ayam petelur.



    1. Penyiapan Bibit Ayam Petelur

    Bibit nan berkualitas berasal dari induk nan memiliki sifat-sifat unggul. Adapun sifat-sifat unggul nan harus dimiliki calon induk ayam petelur ialah sebagai berikut.

    1. Produktivitas dan bobot telur nan dihasilkan cukup tinggi.
    2. Konversi ransum atau konversi makanannya rendah. Konversi ransum ialah perbandingan antara berat ransum nan dihabiskan dan berat telur nan dihasilkan.
    3. Pertumbuhan badannya bagus.
    4. Daya tahan terhadap penyakit tinggi.
    5. Masa bertelurnya cukup panjang.

    Bibit ayam biasa disebut DOC ( day old chicken ) atau anak ayam umur sehari. Bibit nan berkualitas harus memenuhi persyaratan berikut.

    1. DOC merupakan keturunan induk nan sehat.
    2. Bulu-bulunya terlihat halus dan penuh.
    3. Tubuh tampak sehat dan tak memiliki cacat.
    4. Mempunyai ukuran tubuh nan normal, dengan bobot antara 35 – 40 gram.
    5. Memiliki nafsu makan nan baik.
    6. Di duburnya tak terdapat bekas tinja.


    2. Pemberian Pakan Ayam Petelur

    Ayam petelur memiliki dua fase, yaitu fase starter (umur 0 – 4 minggu) dan fase finisher (umur 4 – 6 minggu). Pemberian pakan dibedakan menurut fase umur tersebut. Perbedaannya terletak pada persentase zat gizi dan kuantitas pakan.

    1. Pakan Fase Starter

      Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%.

      Kuantitas pakan ayam petelur dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.

      1. Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor.
      2. Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor.
      3. Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor.
      4. Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.
    2. Pakan Fase Finisher

      Pakan fase finisher terdiri atas: protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%.

      Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.

      1. Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor.
      2. Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor.
      3. Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor.
      4. Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.

    Selain pakan, ayam petelur juga diberi minum. Air minum buat hari pertama sebaiknya ditambah gula sebanyak 50 gram per 1 liter air dan obat antistres.



    c. Pencegahan Penyakit pada Ayam Petelur

    Serangan penyakit pada ayam petelur bisa dicegah dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang harus selalu dibersihkan. Jika ada bagian nan rusak, harus segera diperbaiki.

    Agar kebal dari penyakit nan disebabkan virus, ayam perlu diberi vaksinasi. Vaksinasi buat ayam antara lain vaksin NCD, vaksin cacar, dan vaksin anti-RCD. Ayam nan akan divaksinasi harus dalam keadaan sehat. Takaran vaksin juga harus tepat. Selain itu, alat nan digunakan juga harus steril.



    d. Pemanenan Ayam Petelur

    Telur ayam petelur sebaiknya dipanen tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Dengan demikian, kerusakan isi telur dampak virus bisa dihindari atau dikurangi. Telur selanjutnya diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Telur abnormal harus dipisahkan dari telur normal.

    Telur ayam petelur normal berbentuk oval, bersih, dan berkulit mulus. Beratnya sekitar 57,6 gram dengan volume 66 cc. Sementara telur abnormal ialah telur nan terlalu kecil, terlalu besar, bentuknya lonjong, atau kulitnya retak.