Hitler dan Holocaust

Hitler dan Holocaust

Hitler merupakan salah satu tokoh nan akan terus "hidup" dalam sejarah. Nama lengkap pelaku sejarah tersebut ialah Adolf Hitler. Ia ialah seorang politikus. Ia selalu dipenuhi dengan ambisi buat menguasai sesuatu. Ia sosok nan sangat terkenal, terutama di Negara Jerman.

Sang tiran lahir pada 20 April 1889 di Braunau am Inn, Austria. Ia ialah anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Alois Hitler dan Klara Pölzl nan merupakan istri ketiga dari Alois. Sosok ini mudah dikenali dari kumisnya nan sepertinya sengaja dibuat berbentuk kotak. Melambangkan sifat tiran nan dimilikinya.



Hitler Sang Diktator

Ia ialah seorang nan diktator. Memerintah dan menyatukan dua jabatan kepemimpinan nan seharusnya tak disatukan, kanselir dan presiden. Dua jabatan nan berbeda ranah tersebut ia satukan dan berubah menjadi Führer. Kediktatorannya semakin menjadi setelah presiden Jerman saat itu, Von Hindenburg, meninggal dunia.

Di negaranya tersebut,ia bertindak sebagai pemegang kekuasaan paling tinggi pada satu-satunya partai di Jerman. Partai nan dimaksud ialah NAZI, Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei . Dalam bahasa Indonesia, artinya kurang lebih Partai Pekerja Nasional-Sosialis Jerman. Partai ini ialah satu-satunya partai nan dimiliki Jerman, sekaligus bertindak sebagai pusat kekuatan politik nan dimiliki Jerman.

Ia menerapkan gagasan Fuhrerprinzip, sebuah gagasan di mana terdapat kepatuhan absolute dari segala kalangan kepada pemimpin mereka. Ia memandang struktur pemerintahan sebagai sebuah piramida, dan ia berada di puncak piramida tersebut.

Gaya kepemimpinannya cukup aneh. Ia memberi perintah nan bhineka (bahkan berlawanan) kepada masing-masing bawahannya, sehingga tugas dan tanggung jawab bawahannya tumpang tindih satu sama lain. Gaya kepemimpinan ini memicu tumbuhnya kompetisi, rasa curiga dan tak percaya, dan perkelahian di antara bawahan-bawahannya; sehingga mereka berusaha meyakinkan diri masing-masing bahwa merekalah nan benar. Dengan begitu sang Fuhrer menjadi semakin kuat.

Dalam berpidato, ia tidak pernah meminta dibuatkan teks pidato; atau bahkan menulis pidatonya sendiri. Ia lebih suka berkomunikasi secara verbal, spontan, dan berapi-api kepada penontonnya. Gaya berpidatonya ini memberikan ia kharisma tersendiri sehingga banyak orang nan salut dan bersimpati kepadanya.



Hitler dan NAZI

Berbicara tentang sang Fuhrer, sepertinya memang tak pernah lepas dari NAZI. Tentu saja, meskipun bukan ia nan secara langsung mendirikan partai tersebut, di tangannya NAZI berkembang menjadi sebuah partai nan besar. Tugas kepemimpinannya terhadap NAZI merupakan "pemberian" presiden Jerman saat itu, Paul von Hindenburg. 1933 merupakan tahun bersejarah bagi sang tiran sekaligus tahun bersejarah buat global politik Negara Jerman.

NAZI di bawah kepemimpinannya menerapkan sebuah sistem nan memfokuskan pada keaslian ras-ras Jerman. Di luar itu semua, mereka akan dimusnahkan. Mereka nan berasal dari luar ras Jerman disebut Lebensunwertes Leben. Mereka, di antaranya orang-orang Yahudi, orang-orang Slavia, dan orang Rom (sebutan buat orang Roma), kaum homoseksual, saksi-saksi dari kelompok masyarakat nan tergabung dalam sebuah wadah keagamaan, atau nan dikenal dengan sebutan saksi-saksi Yehuwa, orang-orang nan menderita stigma baik mental maupun fisik, serta kaum komunis.

Pembantaian pun dilakukan olehnya bersama para pengikutnya. Jutaan orang nan dianggap tak satu ras dengan mereka dimusnahkan. Impiannya buat menguasai politik di Benua Eropa melalui cara-cara nan sangat tak manusiawi memicu terjadinya Perang Global II. Kebengisannyamembuat bangsa lain geram dan menyatakan perang terhadap Jerman. Akhirnya, NAZI kalah dan harus dibubarkan saat Perang Global II berlangsung.

Keruntuhan NAZI berdampak jelek bagi kondisi kejiwaannya. Pada 30 April 1945, ia akhirnya memutuskan buat mengakhiri hidupnya sendiri di ruang bawah tanah miliknya. Bersama wanita nan baru dinikahinya, Eva Braun.



Hitler dan Holocaust

Prinsip dasar Nazi ialah buat melakukan pembersihan ras. Pada tanggal 15 September 1935, Hitler memperkenalkan 2 hukum nan disebut dengan Hukum Nuremberg. Hukum tersebut berisi embargo pernikahan antara orang Yahudi dan non-Yahudi di Jerman, dan melarang masyarakat mempekerjakan perempuan nan bukan Yahudi berusia kurang dari 45 tahun di rumah tangga keluarga Yahudi.

Sebelumnya, Ia telah menerapkan kebijakan nan merugikan anak-anak stigma fisik dan mental. Ia juga telah menerapkan peraturan injeksi wafat bagi orang dewasa nan mengalami stigma mental dan stigma fisik parah.

Pembantaian kepada imigran Yahudi selanjutnya disebut sebagai Holocaust. Holocaust berarti "solusi akhir atas pertanyaan para Yahudi). Holocaust dikelola dan dilaksanakan oleh Heinrich Himmler dan Reinhard Heydrich. Catatan rendezvous anggota Nazi nan dipimpin oleh Heydrich menyediakan bukti tidak terelakkan mengenai perencanaan Holocaust.

Konon Ia pun berucap, "Kita harus mendapatkan kembali kesehatan (negara) kita dengan memusnahkan para Yahudi." Kemudian Nazi membangun sekitar 30 kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan buat melancarkan Holocaust. Pada tahun 1942, kamp-kamp konsentrasi ini menampung banyak imigran nan seharusnya dideportase lantas membunuh dan memperbudak mereka.

Meskipun tidak ada perintah khusus darinya buat melakukan pembantaian massal, ia menyetujui program Einsatzgruppen , sebuah program militer buat mengejar orang Yahudi di Polandia, Baltic, dan Uni Soviet. Segala laporan program tersebut diserahkan dan diketahui oleh Hitler. Ia juga menyetujui pembangunan kamar gas buat membunuh para imigran.

Di tahun 1939 - 1945, pasukan militer Jerman bertanggung jawab atas pembunuhan 11 - 14 juta rakyat sipil. 6 juta di antaranya ialah orang Yahudi, jumlah tersebut setara dengan 2/3 total orang Yahudi di Eropa. Pasukan tersebut juga membunuh 500.000 - 1.500.000 orang Romawi.

Pembantaian orang-orang tersebut dilakukan di kamp-kamp konsentrasi dan kamp-kamp pemusnahan, serta di berbagai kampung Yahudi. Sebagian besar korban Holocaust dibunuh dengan cara dikurung di kamar gas, sedangkan sebagian lainnya meninggal sebab kelaparan atau terserang penyakit saat menjadi budak di kamp konsentrasi.

Kebijakan sang Fuhrer semakin menjadi-jadi. Ia juga bertekad memusnahkan tawanan perang Soviet, orang Polandia, penganut komunis, musuh-musuh politisnya, kaum homoseksual, orang-orang stigma fisik ataupun mental, penganut Saksi-Saksi Yehuwa, dan pendukung gerakan Adventisme. Meski begitu, ia tidak pernah muncul di kamp-kamp konsentrasi dan tak pernah berbicara secara terang-terangan mengenai Holocaust.

Hal ini membuat fakta tentang Holocaust menjadi simpang siur kebenarannya. Metode pembantaian, jumlah korban, dan aktivitas di kamp konsentrasi menjadi samar-samar sehingga menimbulkan perdebatan di kalangan pakar sejarah global internasional.



Kematian Hitler

Tahun 1944 dan 1945 merupakan tahun-tahun terberat bagi sang diktator. Jerman mulai terlihat akan mengalami kekalahan dalam Perang Global II. Ia sempat berpikir buat berusaha bernegosiasi damai dengan Amerika Perkumpulan dan Inggris di awal tahun 1945. Ia berpikir bahwa itulah satu-satunya cara buat melindungi Jerman.

Di ulang tahunnya nan ke-56, ia keluar dari bunker pengamanannya ke global luar. Saat itu, ia memberi penghargaan kepada para tentara setianya. Namun rupanya keadaan semakin sulit, ia dan Jerman semakin terpojok.

Puncak frustrasinya terjadi pada 30 April 1945. Saat itu pasukan Soviet sudah sukses masuk ke Jerman dan melakukan serangan militer. Ia dan istrinya, Eva Braun, melindungi diri di dalam bunker. Akan tetapi mereka menyadari bahwa cepat atau lambat mereka akan ditangkap. Oleh sebab itu, keduanya memutuskan buat mengakhiri hidupnya. Eva Braun bunuh diri dengan memakan kapsul sianida, sedangkan Hitler menembak dirinya sendiri dengan sebuah pistol.