Pengenalan Peta Metro Lampung

Pengenalan Peta Metro Lampung

Kalau Anda sedang berada di Lampung, sempatkan diri buat mengunjungi kota paling higienis di sana bernama Kota Metro. Kota nan mendapat penghargaan Adipura dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini terletak 45 kilo meter dari Kota Bandar Lampung. Berdasarkan peta Metro Lampung , kota ini terdiri dari 5 kecamatan yaitu Metro Pusat, Metro Barat, Metro Timur, Metro Utara dan Metro Selatan. Kelima kecamatan itu juga terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu:

  1. 5 kelurahan di Metro Pusat yaitu Kelurahan Metro, Hadimulyo Barat, Hadimulyo Timur, Yosomulyo dan Imopuro.
  2. 4 kelurahan di Metro Barat yaitu Kelurahan Mulyojati, Mulyosari, Ganjaragung dan Ganjarasri.
  3. 5 kelurahan di Metro Timur yaitu kelurahan Tejosari, Tejoagung, Yosorejo, Iring Mulyo dan Yosodadi.
  4. 4 kelurahan di Metro Utara yaitu kelurahan Purwoasri, Banjarsari, Purwosari dan Karangrejo.
  5. 4 kelurahan di Metro Selatan yaitu kelurahan Sumbersari, Rejomulyo, Margodadi dan Margorejo.

Kota terpenting kedua setelah Bandar Lampung ini bila dilihat dari petra Metro Lampung memiliki persebaran wilayah nan seimbang. Beberapa wilayah menjadi pusat perdagangan kebutuhan sandang, tekstil, elektronik, kendaraan, dan pangan. Daerah Ganjar Agung merupakan salah satu Pusat Niaga terlengkap di Kota Metro. Di Pasar Cenderawasih dan Shopping Center di sekitarnya, Anda dapat menemukan ragam jualan pakaian, bahan tekstil, dan kendaraan. Sementara, di wilayah Sumur Bandung banyak terdapat swalayan dan supermarket nan menyediakan suplai sayur mayur.
Di kota ini juga terdapat sebuah bioskop nan masih bertahan sejak dibuka pertama kali tahun 1990-an. Di antaranya bioskop Nuban Ria, Metropol Chandra, dan Shopping. Sementara itu, sampai saat ini hanya bioskop Metropol Chandra nan masih beroperasi. Kota Pendidikan juga disandang oleh kota nan pernah mengalami masa-masa dijajah oleh Bangsa Belanda dan Jepang ini. Pemerintah Kota Metro juga memfasilitasi para pelajar dengan angkutan generik nan biasa mengangkut mereka pada pagi hari dan siang hari sepulang sekolah.
Peta Metro Lampung dalam bidang pendidikan ditandai dengan didirikannya sebuah perpustakaan di pusat kotanya pada tahun 2002. Fasilitas nan tersedia dalam perpustakaan nan dibiayai oleh pemerintah sepenuhnya ini selain sekian banyak buku, ruangan di dalamnya juga dilengkapi dengan pendingin. Mereka nan ingin menempuh pendidikan ke jenjang nan lebih tinggi, Kota Metro menyediakan beberapa Perguruan Tinggi ternama nan dapat dipilih. Terdapat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Agus Salim, Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif, Universitas Muhammadiyah Metro, Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri, PGSD Unila, Sekolah Tinggi Pertanian dan Akademi Pertanian. Universitas Terbuka di Kota Metro pun sedang diupayakan agar dibuka Fakultas Hukum.
Ibarat kupu-kupu, Kota Metro telah bermetamorfosis dari kepompong dan ulat dengan kulit nan kelihatan kusam dan buruk menjadi kupu-kupu dengan sayap cantik menyilaukan pandangan setiap manusia. Dahulu Kota Metro hanya sebuah loka nan bahkan tak pantas disebut sebagai kota kecil bernama Trimurjo. Desa Trimurjo awalnya dipakai sebagai loka penampungan sebagian kolonis nan didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda antara kurun waktu tahun 1934-1935. Penempatan para kolonis itu berdasarkan nomor-nomor bedeng nan dibuat Belanda. Mereka kemudian mengembangkan sebuah daerah bukaan nan berkembang sangat pesat dari segi ekonomi yaitu wilayah Sukadana, Marga Unyi dan Buay Nuba. Pada 17 Mei 1937 daerah Marga dipisahkan dari daerah kolonisasi dan pada 9 Juni 1937, desa Trimurjo berganti nama menjadi Metro. Tanggal 9 Juni sinkron Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2002 ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Metro.
Pembangunan demi pembangunan dilakukan, fasilitas publik dibenahi dan ditambah, dan masyarakatnya nan bahu membahu membantu kemajuan kota membuat Metro menjelma jadi Kota nan sebenarnya.
Pada 14 Agustus 1986 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.34, dibangunlah kota administratif Kota Metro. Kota administratif Metro diresmikan pada tanggal 9 September 1987 oleh Mendagri dengan membawahi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro Raya. Kemudian dari lima desa nan terletak di selatan Way Sekampung terlebur menjadi satu Kecamatan Metro Kibang. Menyusul di tahun nan sama terbentuk dua wilayah, Gunung Sugih dan Sukadana, sebagai wilayah pembantu Bupati. Kota Administratif Metro dengan perkembangannya nan pesat serta didukung pula oleh wahana dan prasarana nan memadai tak lama berubah menjadi Kotamadya Metro. Bersama dengan beberapa Kota Administratif lain seperti Kota Depok di Jawa Barat, Kota Ternate di Maluku Utara, Kota Dumai di Riau, Kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan dan Kota Cilegon, Kota Metro menjadi daerah Otonom sinkron UU No. 12 Tahun 1999. Dengan begitu, Kota Metro dapat mengatur sendiri pendapatan dan pemasukan daerahnya tanpa campur tangan pemerintah pusat.



Pengenalan Peta Metro Lampung

Kota Metro terletak di sebelah selatan garis Khatulistiwa nan membuatnya beriklim tropis dan lembab. Curah hujan per tahunnya antara 2.264 mm sampai 2.868 mm dengan suhu udara sekitar 260–290 C dan kelembaban udara 80%-88%. Berada pada ketinggian antara 25-60 meter dari permukaan laut, penggunaan huma di Kota Metro dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu huma terbangun dan huma tak terbangun.
Lahan terbangun mencakup kawasan pemukiman warga, public place, dan kawasan perniagaan. Sedangkan huma tak terbangun mencakup kawasan persawahan dengan sistem pengairan irigasi sebesar 43% dari total huma dan sisanya berupa sawah non irigasi, huma kering dan tegalan. Jika melihat dari kondisi penggunaan huma ini tak heran kalau banyak masyarakat nan menggantungkan pendapatan dari sektor jasa, disusul perdagangan, pertanian, transportasi, komunikasi dan konstruksi.
Kesuksesan pembangunan daerah ini tak terlepas dari struktur organisasi dan kinerja para perangkat daerahnya. Kelima Perangkat Daerah tersebut terdiri dari:

  1. Sekretariat Daerah, terdiri atas Asisten I/Pemerintahan (Bagian Pemerintahan, Bagian Humas, Protokol dan Bagian Hukum), Asisten II/Pembangunan (Bagian Perekonomian, Kesejahteraan Rakyat, Pemberdayaan Perempuan dan Administrasi Pembangunan), dan Asisten III/Administrasi (Bagian Organisasi, Bagian Umum, Bagian Keuangan dan Bagian Perlengkapan).
  1. Sekretariat DPRD, terdiri atas Bagian Persidangan, Bagian Hukum, Bagian Keuangan, dan Bagian Umum.
  1. Dinas Daerah, terdiri atas Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, Dinas Pertanian, Dinas Pasar, dan Dinas Pendapatan Daerah.
  1. Lembaga Teknis Daerah, terdiri atas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Supervisi Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah, Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana, Rumah Sakit Generik Ahmad Yani, Kantor Kesatuan Bangsa dan Konservasi Masyarakat, Kantor Pelayanan Administrasi Perizinan Terpadu, Kantor Perpustakaan dan File Daerah, serta Satuan Polisi Pamong Praja.
  1. Kecamatan dan Kelurahan.