Nilai dan Makna Sumpah Pemuda

Nilai dan Makna Sumpah Pemuda

Perjuangan rakyat Indonesia sudah dimulai ketika penjajah Portugis datang ke Indonesia bagian timur buat menguasai rempah-rempah. Sayangnya, perjuangan rakyat Indonesia berkali-kali mengalami kegagalan sebab perjuangan nan masih bersifat kedaerahan. Inilah nan menjadi pencetus dan latar belakang sumpah pemuda .

Pada awal masa perjuangan, para pejuang hanya memperjuangkan wilayahnya sendiri. Pangeran Diponegoro hanya memperjuangkan wilayahnya sendiri di daerah Jawa Tengah, Cut Nyak Dien di Aceh, dan Tuanku Imam Bonjol di Sumatra Barat. Perjuangan nan bersifat kedaerahan tersebut mudah dikalahkan oleh para penjajah.

Selain hanya bersifat kedaerahan, perjuangan juga sangat bergantung kepada pemimpin. Ketika pemimpin masih ada dan ikut berjuang, rakyat pun dengan sukarela dan penuh semangat berani melawan penjajah. Tetapi saat sang pemimpin sudah tertangkap, perjuangan berakhir begitu saja dan menyerah pada penjajah.

Oleh sebab itulah, para pemuda Indonesia bangkit dan manunggal melawan penjajah. mereka berjuang dengan ide dan gagasan tentang pentinya persatuan buat mencapai kemerdekaan. Mereka manunggal dan berkumpul buat mengikrarkan diri buat mencapai cita-cita bersama melalui sumpah pemuda.



Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Pada 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo nan diprakarsai oleh Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan EFE. Douwes Dekker, bangsa Indonesia mulai bangkit. Tujuan mulia pendirian organisasi ini ialah membangun kehidupan bangsa nan lebih baik, memajukan bidang pendidikan, pertanian, peternakan dan kebudayaan. Masa penjajahan sudah menenggelamkan semua bidang tersebut. Sudah saatnya bangsa Indonesia bangkit dan merebut kemerdekaan buat menjadi bangsa nan besar.

Perkembangan Budi Utomo cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan munculnya organisasi-organisasi kepemudaan seperti Tri Koro Darmo (Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Betawi, Jong Minahasa, Sekar Rukun, dan Pemuda Timor. Pemuda-pemuda di daerah sangat bersemangat buat berjuang tetapi tak memiliki rasa ingin bersatu. Inilah nan membuat cita-cita buat merdeka semakin sulit diwujudkan.

Organisasi-organisasi inilah nan menjadi cikal bakal lahirnya Sumpah Pemuda. Salah satu organisasi pemuda nan paling gencar mengumandangkan persatuan bangsa ialah Perhimpunan Indonesia (PI). PI ialah organisasi pemuda nan terdiri atas pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai suku bangsa nan sedang menimba ilmu di negeri Belanda. Pada saat itu, sudah tak ada lagi rasa kesukuan dan kedaerahan di antara mereka.

Para pemuda sudah sadar bahwa sifat kedaerahan akan menghambat cita-cita mereka. Sifat ketergantungan dengan pemimpin juga menjadi hambatan tersendeiri dalam meraih kemerdekaan. Inilah nan melatarbelakangi diselenggarakannya kongres pemuda nan merumuskan Sumpah Pemuda.



Lahirnya Sumpah Pemuda

Dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan antarorganisasi kepemudaan nan sudah ada, maka dimulailah pertemuan-pertemuan buat menemukan kata konsensus sejak 1920an. Sayangnya, sebab disparitas landasan, organisasi-organisasi tersebut belum menemukan titik temu.

Kemudian pada 15 November 1925, diadakanlah kongres pemuda buat membentuk panitia aplikasi kesepakatan bersama. Pada 30 April 1926 organisasi-organisasi pemuda berkumpul dan melaksanakan kedap massal nan dikenal dengan nama Kongres Pemuda I. Kongres inilah nan merupakan titik awal bersatunya para pemuda Indonesia buat mencapai kemerdekaan.

Kongres ini sukses merumuskan dasar-dasar pemikiran bersama, yaitu:

  1. Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan merupakan cita-cita bersama seluruh pemuda di Indonesia.
  2. Seluruh organisasi kepemudaan bertujuan buat menggalang persatuan.

Ide menyelenggarakan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi persatuan pelajar seluruh Indonesia. PPPI berinisiatif buat mengadakan kedap di tiga gedung nan berbeda nan terbagi dalam tiga kali rapat. Kedap diadakan pada 26-28 Oktober 1928 di Jakarta.

Kemudian, pada 26 sampai 28 Oktober 1928, semua serikat pemuda, mahasiswa, dan partai politik menghadiri Kongres Pemuda II. Kongres ini berlangsung selama 3 hari, agenda rendezvous ini ialah mempersatukan dan mengobarkan semangat perjuangan dalam diri masing masing peserta.

Sayang, sempat terjadi insiden dalam kongres ini, polisi Belanda menegur pemimpin kedap buat tak menyebut-nyebut tentang kemerdekaan Indonesia. Kebebasan para pemimpin ini serasa dibatasi dan cita-cita buat merdeka dipersulit. Tak sedikit dari mereka nan akhirnya dipejara dan diasingkan ke daerah terpencil. Kebencian terhadap penjajah pun kian besar sebab insiden ini.

Semakin dikekang, pemuda Indonesia justru semakin kuat melawan berbagai bentuk penjajahan dan kolonialisme. Keinginan buat merdeka juga semakin kuat sebab hanya dengan mencapai kemerdekaanlah para pemuda dapat bebas dari segala bentuk penjajahan.

Para pemuda memperjuangkan hak-hak anak nan harus mendapatkan pendidikan kebangsaan. Selain itu pentingnya ekuilibrium antara pendidikan di sekolah dan di rumah juga patut diperjuangakan. Perlu diketahui bahwa pada masa penjajahan, pendidikan sangat terbatas pada orang-orang nan berpenghasilan lebih. Anak para pejabat akan mendapatkan pendidikan nan layak. Disisi lain, anak-anak nan oran tuanya miskin tak mendapatkan pendidikan. Inilah nan membuat bangsa Indonesia dimasa penjajahan sulit berkembang.

Pada 28 Oktober 1928, hari ketiga Kongres Pemuda II, Sumpah Pemuda lahir. Mohamad Yamin membuat inti sari seluruh isi kongres. Dari inti sari itulah lahir perumusan Sumpah Pemuda nan secara aklamasi disetujui oleh seluruh peserta kongres. Begini bunyinya:

Pertama
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang
satu, tanah Indonesia.

Kedua
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa nan satu,
bangsa Indonesia.

Ketiga
Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.

Sebelum kongres diakhiri, seluruh peserta kongres dengan semangat mendengar dan menyayikan lagu Indonesia Raya karya salah peserta kongres yaitu Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan meriah oleh peserta kongres. Semakin terlecutlah semangat mereka buat mencapai kemerdekaan nan sudah lama diimpi-impikan.

Pada saat itu penjajahan di Indonesia sudah terlalu lama. Lebih dari 3 abad bangsa Indonesia hayati di bawah penderitaan penjajahan. Hanya dengan merdekalah bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa nan lebih baik dan berkembang menjadi bangsa nan besar.



Nilai dan Makna Sumpah Pemuda

Pemuda merupakan generasi penerus bangsa, dengan pengucapan ikrar Sumpah Pemuda berarti pemuda saat itu manunggal buat membangun bangsa, manunggal buat membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan dengan nilai nilai kebersamaan dan persaudaraan, toleransi, tanggung jawab dan disiplin diri, memiliki wawasan, dan berjiwa nasionalis.

Mohammad Yamin, salah satu peserta kongres, mengungkapkan bahwa pemuda memiliki peran krusial dalam persatuan. Faktor-faktor nan dapat memperkuat persatuan Indonesia sudah dimiliki yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Bersatunya pemuda akan memperkuat persatuan dan kesatuan buat melawan pejajah. Perjuangan buat merdeka sudah tak selalu dilakukan oleh para orang tua. Perjuangan para pemuda lebih ditakuti oleh penjajah sebab para pemuda lebih cerdas dan lebih sering memilih berjuang melalui jalur diplomasi. Perjuangan para pemuda juga lebih dapat membuka mata dunia.

Kongres Pemuda II pada 26 - 28 Oktober 1928 sukses merumuskan ideologi nan mendasari jiwa kesatuan dan persatuan, yaitu bertumpah darah satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan memiliki bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Dengan bermodalkan ideologi tersebut, semangat buat mencapai cita-cita kemerdekaan semakin kuat dan lebih dan mudah.

Satu tanah air, berarti mereka bertempat tinggal dalam satu wilayah negara walaupun berbeda kota dan pulau. Berbangsa satu, berarti mereka telah melupakan identitas-identitas primordial seperti ras, etnis, dan suku. Doktrin-doktrin nan inheren pada suatu kelompok atau organisasi nan merasa memiliki disparitas budaya, sejarah, maupun prinsip-prinsip hayati juga dicoba buat dihargai dan dihormati sebab memiliki rasa "berbangsa satu".

Bahasa persatuan, berarti mereka sudah mempunyai wahana buat mengikat persatuan mereka dengan satu komunikasi, walaupun berasal dari suku bangsa nan berbeda dan memiliki bahasa daerah sendiri. Dengan menggunakan satu bahasa persatuan, seluruh rakyat Indonesia dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Semakin mudahnya berkomunikasi membuat rakyat Indonesia semakin mudah buat manunggal menyusun kekuatan buat melawan penjajah pada saat itu.

Peristiwa Sumpah Pemuda menunjukkan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia terjadi atas pencerahan sendiri dan bukan atas paksaan, sebab kapital kekuatan suatu bangsa ialah adanya persatuan nan kokoh. Dengan persatuan pasti suatu bangsa akan sanggup menanggulangi gangguan dari arah manapun.

Semoga artikel singkat mengenai latar belakang sumpah pemuda ini bisa meningkatkan kembali prestasi anak-anak muda penerus bangsa.