Aswawarman

Aswawarman

Perkembangan agama Hindu di Indonesia tak lepas dari tokoh agama Hindu nan memiliki peran krusial dalam sejarah agama tersebut. Tokoh agama Hindu nan satu ini tak hanya sangat berperan dalam tumbuh bunga agama Hindu di Jawa, tetapi pada sejarah Indonesia. Termasuk, salah satu keajaiban dunia. Candi Borobudur.

Dalam sejarah, Rakai Pikatan sangat terkenal sebab kisahnya dengan Candi Borobudur. Rakai Pikiatan merupakan raja dari Kerajaan Mataram Kuno. Ia merupakan keturunan Wangsa Sanjaya, nan memeluk agama Hindu Siwa. Kerajaan Mataram Antik awalnya ialah Kerajaan Medang. Dimana terdapat dua dinasti nan menguasainya, Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra nan memeluk agama Budha Mahayana.

Menurut para ahli, awalnya Wangsa Sanjaya di bawah pengaruh kekuasaan Wangsa Sailendra. Namun, terjadi pergolakan nan membuat kedua wangsa itu bersitegang buat saling menguasai. Akhirnya, pada 840-an, kedua keturunan wangsa itu, Rakai Pikatan dan Pramodawardhani, dinikahkan buat meredam konflik tersebut.



Rakai Pikatan

Menurut Prasasti Argapura, nama orisinil Rakai ialah Mpu Manuku. Ia merupakan keturunan Sanjaya nan akhirnya sukses membangun kehidupan serasi antara pemeluk Hindu Syiwa dengan Budha Mahayana. Bersama Pramodawardhani, ia membangun pemikiran bahwa kedua agama tersebut bisa terus hayati dan berkembang dengan damai dan saling menghormati.

Setelah pernikahannya dengan Pramodawardhani, Rakai Pikatan membangun Kerajaan Mataram Kuno. Peristiwa itu dianggap sebagai awal kebangkitan Wangsa Sanjaya. Sayangnya, pernikahan itu mendapat gangguan dari adik tiri Pramodawardhani, Balaputradewa. Ia ingin menguasai Kerajaan Mataram sehingga terjadilah perang saudara.

Peperangan itu dimenangi oleh Rakai Pikatan. Setelah mengalami kekalahan, Balaputradewa melarikan diri ke Swarnadwipa (Sumatera). Di sanalah, akhirnya ia mendapatkan kekuasaan dengan menggantikan kakeknya sebagai raja di Kerajaan Sriwijaya.

Berdasarkan Prasasti Balitung, Kerajaan Mataram Antik dikuasai oleh Rakai Kayuwangi setelah Rakai Pikatan Wafat. Namun, sebuah prasasti, Prasasti Wantil menyebutkan bahwa pada 856, Rakai Pikatan turun tahta dan menjadi Brahmana dengan gelar Sang Jatiningrat.



Borobudur

Penghormatan Rakai Pikatan terhadap agama Budha diperlihatkan dengan meneruskan pembangunan Borobudur nan sejak awal dibangun oleh mertuanya, Raja Samaratungga. Candi ini dibangun sekitar 824 Masehi dengan arsitek bernama Gunadharma. Pembangunan Borobudur akhirnya selesai menjelang 900-an Masehi.

Borobudur memiliki arti nama 'biara di perbukitan'. Asal katanya dari bahasa Sansekerta, bara berarti 'candi atau bara', sedangkan beduhur memiliki makna 'tempat tinggi atau perbukitan'. Candi ini sejak dahulu sudah menjadi loka peribadatan penganut Budha.

Hingga saat ini, Candi Borobudur tak hanya menjadi loka peribadatan agama Budha, tetapi menjadi saksi sejarah bagaimana masyarakat Hindu dan Budha bisa hayati berdampingan ketika dalam kekuasaan Rakai Pikatan dan Pramodawardhani.

Agama Hindu berasal dari India. Agama Hindu sampai ke Indonesia dibawa oleh para pedagang. Para pedagang dari India menyebarkan agama dan kebudayaan mereka sambil berdagang. Namun, banyak pakar juga berpendapat bahwa kaum brahmana nan telah membawa agama Hindu ke tanah air kita.

Berikut ini tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu, diantaranya: Aswawarman, Mulawarman, Purnawarman, Airlangga, Jayabaya, Ken Arok, Raden Wijaya, Gajah Mada, dan Hayam Wuruk.



Aswawarman

Aswawarman ialah raja Kutai kedua. Ia menggantikan Kudungga sebagai raja. Sebelum masa pemerintahan Aswawarman, Kutai menganut kepercayaan animisme. Ketika Asmawarman naik tahta, ajaran Hindu masuk ke Kutai.

Kemudian kerajaan ini menganut agama Hindu. Aswawarman dipandang sebagai pembentuk dinasti raja nan beragama Hindu. Agama Hindu masuk de dalam sendi kehidupan Kerajaan Kutai.

Keturunan Aswawarman memakai nama-nama nan lazim digunakan di India. Pengaruh Hindu juga tampak pada tatanan masyarakat, upacara keagamaan, dan pola pemerintahan Kerajaan Kutai.



Mulawarman

Mulawarman menggantikan Aswawarman sebagai raja Kutai. Mulawarman menganut agama Hindu. Kemungkinan besar pada masa pemerintahan Mulawarman telah ada orang Indonesia orisinil nan menjadi rahib Hindu. Dengan demikian upacara keagamaan tak lagi dipimpin oleh Brahmana dari India.

Mulawarman mempunyai interaksi baik dengan kaum Brahmana. Hal ini dibuktikan sebab semua yupa dibuat oleh rahib Hindu. Mereka membuatnya sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Raja Mulawarman. Sanga raja telah melindungi agama Hindu dan memberikan banyak hadiah kepada kaum brahmana. Agama Hindu bisa berkembang pesat di seluruh wilayah Kerajaan Kutai.



Purnawarman

Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara banyak menceritakan kebesaran Raja Purnawarman. Dalam Prasasti Ciaruteun terdapat jejak tapak kaki seperti tapak kaki Wisnu dan dinyatakan sebagai tapak kaki Raja Purnawarman.

Di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara dan rakyatnya berjalan baik dan teratur. Bukti keberhasilan kepemimpinan ini tercermin dalam Prasasti Tugu. Di prasasti itu diceritakan pembangunan saluran air buat pengairan dan pencegahan bajir.



Airlangga

Airlangga ialah Raja Kahuripan. Beliau memerintah pada tahun 1.019-1.049. Airlangga sebenarnya putera raja Bali. Beliau dijadikan menantu oleh Raja Darmawangsa. Ketika pernikahan berlangsung, Kerajaan Kahuripan diserang bencana tentara dari Wurawuri. Airlangga dan dibeberapa pengiringnya sukses melarikan diri.

Airlangga menyusun kekuatan buat mengusir musuh. Usaha tersebut berhasil. Bahkan, Airlangga sukses memperkuat kerajaan Kahuripan dan memakmurkan rakyatnya. Airlangga sebenarnya merupakan gelar nan diterima sebab beliau sukses mengendalikan air sungai Brantas sehingga bermanfaat bagi rakyat.

Ketika sudah tua, Airlangga mengundurkan diri dari pemerintahan. Beliau pergi ke gunung buat menjadi petapa. Sebagai petapa beliau bergelar Jatiningrat. Urusan pemerintahan diserahkan kepada dua orang puteranya. Namun kedua puteranya bersaing memperebutkan kekuasaan.

Airlangga memerintahkan Empu Baradah buat membagi kerajaan menjadi dua, yakni Panjalu (Kadiri) dan Jenggala. Sungai Brantas menjadi batas kedua kerajaan baru itu.

Airlangga merupakan salah satu raja besar dalam sejarah Indonesia. Dalam patung-patung lama, beliau sering digambarkan sebagai penjelmaan Wisnu nan mengendarai garuda.



Jayabaya

Jayabaya ialah raja terbesar dari Kerajaan Panjalu atau Kadiri. Beliau memerintah tahun 1135-1157 M. Namanya selalu dikaitkan dengan Jangka Jayabaya nan berisi ramalan-ramalan tentang nasib Pulau Jawa.

Keberhasilan dan kemasyhuran Raja Jayabaya bisa dilihat dari hasil sastra pada masa pemerintahannya. Atas perintahnya, pujangga-pujangga keraton sukses menyusun kitab Bharatayudha. Kitab ini ditulis oleh Empu Sedah dan diselesaikan oleh Empu Panuluh.



Ken Arok

Ken Arok ialah pendiri kerajaan Singasari. Beliau juga menjadi cikal bakal raja-raja Majapahit. Mula-mula Ken Arok mengabdi kepada Awuku Tunggul Ametung di Tumapel. Tumapel termasuk wilayah kerajaan Kediri.

Ken Arok jatuh cinta kepada Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung. Kemudian ia memperistri Ken Dedes dan menjadi penguasa di Tumapel.

Waktu itu di Kerajaan Kediri terjadi kontradiksi antara raja dan kaum Brahmana. Kaum Brahmana melarikan diri ke Tumapel dan mendapatkan konservasi dari Ken Arok.

Kemudian, para brahmana menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel pada tahun 1222. Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Amurwabhumi. Nama kerajaannya ialah Singasari.

Berita pendirian Kerajaan Singasari membuat raja Kediri Kertajaya (Dandang Gendis) marah. Kertajaya memimpin pasukan nan besar jumlahnya dari Kediri buat menyerang Singasari.

Terjadilah pertempuran besar antara Kerajaan Kediri melawan Singasari di desa Ganter. Ken Arok sukses memenangkan pertempuran. Sejak saat itu, wilayah Kerajaan Kediri dikuasai oleh Singasari. Ken Arok tak lama memerintah Singasari. Pada tahun 1227 beliau dibunuh oleh suruhan Anusapati, anak tirinya.



Raden Wijaya

Raden Wijaya ialah pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Sebelum menjadi raja, ialah pemimpin tentara Singasari. Dalam pertempuran melawan tentara Jayakatwang, pasukannya kalah.

Beliau melarikan diri ke desa Kudadu bersama para pengikutnya. Selanjutnya, beliau menyingkir ke Madura dan minta donasi Wiraraja, adipati Sumenep. Atas saran Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada Jayakatwang dan mengabdikan diri kepadanya.

Raden Wijaya diizinkan buat membuka Hutan Tarik. Daerah inilah nan kemudian berkembang menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya menyusun kekuatan buat menyerang Jayakatwang.

Saat itu datang pasukan Kubilai Khan dari Cina dengan tujuan menghancurkan Kerajaan Singasari. Mereka tak mengetahui bahwa Kerajaan Singasari sudah hancur. Hal ini dimanfaatkan Raden Wijaya buat membalas dendam kepada Jayakatwang.

Raden Wijaya bekerjasama dengan pasukan Kubilai Khan. Dalam waktu singkat, Kerajaan Kediri hancur dan Raja Jayakatwang terbunuh. Setelah itu, Raden Wijaya bersama pasukannya menyerang pasukan Kubilai Khan.

Pasukan Kubilai Khan bisa dikalahkan dengan mudah. Pasukan Kubilai Khan banyak nan tewas, sisanya melarikan diri. Setelah itu, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.

Raden Wijaya mati pada tahun 1309 M. Beliau didarmakan (disemayamkan) di Candi Siwa di Simping. Kedudukannya sebagai raja digantikan putranya, Kalagemet nan bergelar Sri Jayanegara.



Gajah Mada

Gajah Mada ialah patih mangkubumi (maha patih) Kerajaan Majapahit. Namanya mulai dikenal setelah beliau sukses memadamkan pemberontakan Kuti. Gajah Mada muncul sebagai seorang pemuka kerajaan sejak masa pemerintahan Jayanegara (1309-1328).

Kariernya dimulai dengan menjadi anggota pasukan pengawal raja (Bahanyangkari). Mula-mula, beliau menjadi Bekel Bahanyangkari (setingkat hulubalang pasukan). Kariernya terus menanjak pada masa Kerajaan Majapahit dilanda beberapa pemberontakan, seperti pemberontakan Ragga Lawe (1309), Lembu Sura (1311), Nambi (1316), dan Kuti (1319).

Pada tahun 1328 Raja Jayanegara wafat. Beliau digantikan oleh Tribhuanatunggadewi. Sadeng melakukan pemberontakan. Pemberontakan Sadeng bisa ditumpas oleh pasukan Gajah Mada.

Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Maha Patih Majapahit pada tahun 1334. Pada upacara pengangkatannya, beliau bersumpah buat menaklukkan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah itu dikenal dengan Sumpah Palapa.

Gajah Mada tetap menjadi Patih mangkubumi ketika Hayam Wuruk naik tahta. Beliau mendampingi Hayam Wuruk menjalankan pemerintahan. Pada masa inilah Majapahit mengalami masa Kejayaan. Wilayah Majapahit meliputi hampir seluruh Jawa, sebagian besar Pulau Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur hingga Papua.



Hayam Wuruk

Hayam Wuruk (1334-1389) ialah raja terbesar Majapahit. Beliau bergelar Sri Rajasanagara. Beliau ialah Putra Ratu Tribhuanatunggadewi dan Kertawardana. Di bawah pemerintahan beliau, Majapahit mengalami puncak kebesaran dan zaman keemasan.

Pada masa itu, Mahapatih Gajah Mada sukses mempersatukan seluruh Nusantara. Daerah kekuasaan Majapahit kurang lebih meliputi wilayah Indonesia saat ini. Perdagangan dengan luar negeri, terutama Cina, mencapai kemajuan, begitu pula bidang kesusastraan, seni pahat, seni bangun, kehakiman, dan agama.

Nama Hayam Wuruk terkenal dalam sejarah Indonesia sebab dikisahkan dalam kitab Negarakertagama nan disusun oleh Empu Prapanca. Peninggalan Majapahit nan terkenal dari masa pemerintahan Hayam Wuruk antara lain himpunan kitab sejarah Singsari dan Majapahit hasil karya Empu Prapanca, serta cerita sastra Arjunawiwaha dan Sutasoma gubahan Empu Tantular.

Salah satu peristiwa krusial ketika Hayam Wuruk berkuasa ialah kemenangan Majapahit dalam pertempuran melawan Kerajaan Sunda (Pajajaran) tahun 1351. Perang tersebut dikenal dengan sebutan Perang Bubat. Setelah Hayam Wuruk mati (1389), Majapahit mengalami kemerosotan.