Diare Kronis

Diare Kronis

Penyakit diare tak boleh disepelekan sebab apabila penyakit ini terus menyerang bisa menyebabkan kondisi kronis. Diare kronis ialah buang air besar nan tak berbentuk atau dalam konsistensi cair dengan frekuensi nan meningkat. Umumnya, terjadi lebih dari tiga kali per hari atau dengan estimasi volume tinja lebih dari 200 gram per hari dengan durasi lebih dari 4 minggu.



Penyakit Diare

Penyakit diare sendiri ialah gangguan kesehatan nan dialami seseorang dan membuat penderitanya monoton ingin buang air besar dalam frekuensi nan lebih sering dari pada orang normal. Selama diare, kotoran nan dikeluarkan pun memiliki karakteristik encer.

Diare ialah suatu kondisi ketika tubuh Anda mengalami frekuensi buang air besar tak seperti nan normal seharusnya terjadi, yaitu lebih dari satu atau dua kali dalam sehari. Sebaiknya Anda tak menganggap remeh diare sebab penyakit ini bisa menyebabkan kematian.

Menurut hasil penelitian tentang diare, penyakit ini biasa terjadi pada sejumlah negara berkembang dan sudah menjadi salah satu penyebab generik kematian di negara-negara tersebut. Ada dua jenis diare, yaitu diare nan disebabkan oleh bakteri dan diare nan disebabkan oleh nonbakteri. Kasus diare nan diderita masyarakat negara berkembang tentunya disebabkan sebab faktor bakteri.

Bakteri penyebab diare sangat mudah berkembang dampak dari lingkungan nan kotor dan tak sehat. Lingkungan nan kumuh dengan kondisi saluran air nan tak memadai ditambah dengan tumpukan sampah nan tak teratur dapat menjadi berkembangnya bakteri diare.

Lingkungan nan tak sehat membuat makanan Anda menjadi tak sehat pula. Makanan nan tak ditutupi tudung saji membuat lalat atau semut bisa menghinggapi makanan tanpa Anda sadari. Kebiasaan memakan makanan tanpa cuci tangan, baik menggunakan sendok ataupun tak juga menjadi penyebab bakteri diare bisa berkembang pesat di tubuh Anda.

Jadi, penanganan nan tepat dalam pencegahan penyakit diare ialah melalui penerapan pola hayati nan sehat. Diare juga menjadi salah satu penyakit nan generik diderita oleh anak-anak balita. Dan, menurut penelitian tentang diare, penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian anak nomor dua. Anak-anak sering mencoba hal nan baru dan tak takut buat membuat dirinya kotor.

Seringkali percobaan akan hal baru tersebut mengarah pada memasukkan benda asing ke mulut ataupun memasukkan tangan ke mulut. Hal tersebut merupakan hal nan biasa dilakukan oleh anak-anak.

Walupun sudah menjadi hal nan biasa, namun jangan sampai Anda sebagai orangtua tak memperhatikan tindakan tersebut. Ajarilah anak buat tak memasukkan tangan ataupun benda lain selain makanan ke dalam mulut. Apabila tiba waktunya makan, ingatkan mereka buat selalu mencuci tangan terlebih dahulu.

Gejala diare biasanya disertai dengan gejala tambahan seperti mual, muntah, rasa tak enak di perut, mules, haus, demam, dan lemas sebab dehidrasi. Pada anak-anak dan orang tua di atas 65 tahun, diare sangat berbahaya. Bila penanganan terlambat dan mereka jatuh ke dalam kehilangan cairan tubuh berat, maka dapat berakibat fatal.

Diare terjadi dampak dari berkurangnya kemampuan usus besar dalam menyerap air nan terdapat dalam kotoran. Pada orang dewasa penyebab paling sering dari gangguan ini ialah bakteri E. Coli dan Salmonella .

E.coli sebenarnya bakteri nan normal hayati dalam usus besar kita, sayangnya jika jumlahnya terlalu banyak, maka ia akan menjadi berbahaya dan menganggu proses penyerapan air, sehingga menyebabkan diare.

E.coli nan hiperbola ini biasanya bersumber dari buah atau sayuran nan terkontaminasi kotoran manusia nan kemudian kita makan tanpa mencucinya dengan baik.

Penyebab lain dari diare ialah alergi makanan. Selain menyebabkan gejala alergi secara umum, seperti gangguan kulit dan gangguan nafas, alergi makanan juga bisa menimbulkan diare. Alergi makanan nan paling sering menyebabkan diare ialah alergi terhadap protein susu nan disebut laktosa.

Kemampuan tubuh mencerna laktosa akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia, sehingga kemungkinan terjadinya diare dampak laktosa akan semakin besar. Laktosa merupakan contoh kecil dari zat nan bisa menyebabkan diare. Banyak pula nan alergi terhadap zat lain seperti gluten dan lain-lain, sehingga menimbulkan diare.



Diare Kronis

Kemungkinan penyebab diare ini sangat beragam. Diare nan kronis bisa terjadi sebab pertumbuhan bakteri hiperbola dalam usus halus, malabsorpsi garam empedu, malabsorpsi laktose, peningkatan transit usus, tumor nan menghasilkan hormon, adanya kelainan endokrin, kelainan organ tubuh, infeksi, parasit, atau keganasan sel, dan sebagainya.

Mengingat penyebabnya nan begitu beragam, Anda harus berhati-hati dalam mengenalinya. Ada beberapa inspeksi buat menentukan penyebab diare nan kronis.



1. Anamnesis

Anamnesis nan lengkap sangat krusial buat menentukan dan menduga penyebab spesifik. Misalnya, gejala bisa mengarah pada dugaan organik jika didapatkan diare dengan durasi kurang dari tiga bulan nan disertai penurunan berat badan nan signifikan.



2. Inspeksi Fisik

Pemeriksaan fisik diperlukan buat menentukan keparahan diare dari pada menemukan penyebabnya. Inspeksi ini meliputi pencarian perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi, mengukur demam dan tanda lain, inspeksi fisik abdomen dengan melihat dan meraba distensi usus, nyeri terlokalisir atau merata, pembesaran hati atau massa, dan mendengarkan bising usus.



3. Inspeksi Awal dengan Tes Darah

Pengenalan abnormalitas pada penapisan awal, seperti laju endap darah nan tinggi, anemia, albumin darah nan rendah, akan memperkuat dugaan adanya penyakit organik.

Penderita diare kronis bisa menjalani rawat jalan atau perawatan di rumah sakit. Asalkan semua termin inspeksi menyatakan bisa dilakukan rawat jalan, para medis hanya akan membekali pasien dengan obat-obatan. Perawatan inap diperlukan sebab banyak penaksiran nan belum bisa ditegakkan dampak pengumpulan feses nan kurang memadai pada pasien rawat jalan.



Pengobatan Diare Kronis

Diare merupakan suatu gejala dan pengobatannya tergantung pada penyebabnya. Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan penyebabnya, misalnya permen karet diet atau obat-obatan tertentu, buat menghentikan diare.Kadang-kadang diare menahun akan sembuh jika orang berhenti minum kopi atau minuman cola nan mengandung cafein.

Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide. Kadang-kadang, bulking agents nan digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau metilselulosa) dapat membantu meringankan diare Untuk membantu mengeraskan tinja dapat diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.

Bila diarenya berat sampai menyebabkan dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus. Selama tak muntah dan tak mual, dapat diberikan larutan nan mengandung air, gula dan garam.

Pengobatan buat diare nan kronis bersifat kuratif, supressif, atau empiris. Jika penyebabnya bisa dketahui niscaya dan bisa diperbaiki, dapat diambil tindakan terapi kuratif, seperti penggunaan antibiotik. Terutama, tetasiklin, trimetoprim sulfamethoxazole, dan ampisilin . Diare sebab pertumbuhan bakteri berlebih diusus halus, misalnya, bisa diterapi dengan antibiotika.

Untuk berbagai kondisi klinis, diare nan kronis bisa dikontrol dengan supressi terhadap prosedur nan mendasarinya. Misalnya, eleminasi laktose dari diet pada diare sebab defisiensi laktase, eliminasi gluten pada celiac sprue , adsorvent agent seperti cholestiramin pada malabsorpsi garam empedu, penghambat pompa proton seperti omeprasole pada hipersekresi lambung, dan substitusi enzim pankreas pada kasus dengan insufisiensi pankreas.

Jika tak diketahui penyebab khusus maupun mekanismenya, terapi dilakukan secara empiris. Pada diare cair nan ringan-sedang, misalnya, bisa diberikan golongan opiat ringan, seperti diphenoksilat atau loperamide. Pada dasarnya, buat semua penderita diare nan kronis, penggantian cairan dan elektrolit merupakan komponen krusial dalam pertolongan dasar. Diare bisa dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Adapun cara pencegehan diare bisa dilakukan dengan cara berikut ini.

  1. Mencuci tangan pakai sabun dengan sahih pada lima waktu penting, yaitu sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan.
  1. Meminum air minum sehat atau air nan telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi.
  1. Pengelolaan sampah nan baik supaya makanan tak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain).
  1. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.

Diare memang merupakan penyakit nan umum, namun bukan berarti kita dapat memandang remeh penyakit ini. Jagalah selalu kebersihan diri dan lingkungan Anda, dengan begitu diare kronis akan menjauh dan tak akan menjadi sebuah masalah bagi Anda.