Pentingnya Manajemen Keuangan

Pentingnya Manajemen Keuangan

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya setiap manusia harus bekerja. Dengan bekerja inilah nantinya ia mendapatkan sejumlah uang nan pada waktu eksklusif buat kebutuhan hidupnya, baik buat dibelanjakan barang-barang nan dibutuhkan dalam bulan itu atau juga membayar jasa nan dibutuhkannya pada saat itu.

Bekerja merupakan kewajiban nan harus dilakukan bagi mereka nan mempunyai tanggung jawab menghidupi diri dan keluarganya. Dengan memiliki pekerjaan, seorang kepala rumah tangga mampu membiayai berbagai kebutuhan keluarganya setiap harinya. Kebutuhan nan beragam, misalnya kebutuhan buat makan nan bergizi buat menjaga stamina badan. Ada juga kebutuhan buat pengeluaran rutin setiap bulannya seperti rekening air, listrik, biaya sekolah anak. Semua ialah bentuk pengeluaran nan harus dipenuhi setiap bulannya. Karena itulah bekerja merupakan kewajiban.

Bekerja ini pula ada banyak macamnya. Mulai nan bekarja pada perusahaan atau menjalankan perusahaan sendiri atau sebagai pemilik perusahaan. Apapun bentuknya, tujuan didirikannya perusahaan tetap sama, bagaimana dapat meraih sebesar-besarnya laba dengan menghindari atau meminimalisir kerugian dalam bentuk apapun. Karena itu semakin besar suatu perusahaan, itu semakin membutuhkan perhatian ekstra oleh para pimpinan dan pengelola perusahaan lainnya. Ini sebab semakin besar perusahaan tentunya ia akan semakin menjadi loka mendapatkan penghasilan, baik mereka nan berda pada level teringgi sampai terendah pada sebuah perusahaan.

Dengan begitu dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam hal ini fungsinya sangat besar. Ia bukan hanya sebagai alat buat mendatangkan keutungan bagi pemiliknya, tapi lebih dari itu, ia juga sebagai alat nan dapat mendatangkan laba demi berlangsungnya kehidupan banyak orang atau pegawainya, melalui pendapatan atau gaji nan mereka terima tiap bulannya.

Dengan begitu pentingnya fungsi perusahaan ini, wajar jika dalam menjalankan perusahaan dibutuhkan kehati-hatian. Ini agar apa nan menjadi keputusan dan kebijakan nan diambil pemimpin perusahaan tak membahayakan keberlangsungan hayati perusahaan itu. Dengan adanya hal itu maka perlu adanya sebuah menejemen dalam perusahaan.



Manajemen Resiko Keuangan

Manajemen dalam perusahaan nan biasanya dipimpin oleh seorang manajer, bertugas buat mengatur berbagai kegiatan nan berhubungan dengan transaksi keuangan. Dari sekian banyak tugas dalam manajemen perusahaan nan merupakan tugas krusial ialah bagaimana menjalankan manajemen resiko keuangan dalam sebuah perusahaan dengan baik. Biasanya ditandai dengan kecilnya atau minimnya risiko keuangan nan terjadi dalam periode tertentu.

Manajemen risiko keuangan merupakan suatu manajemen buat meminimalkan berbagai potensi nan akan menimbulkan kerugian nan disebabkan oleh berbagai perubahan nan tak diduga.

Misalnya dalam harga mata uang, komoditas, kredit dan ekuitas. Bentuk risiko volatilitas harga nan terjadi ini disebut juga dengan risiko pasar. Adapun risiko pasar dapat terjadi dalam berbagai bentuknya. Yang menjalankannya ialah seorang akuntan manajemen.

Dalam hal ini seorang akuntan manajemen juga perlu buat mempertimbangkan risiko nan dapat timbul lainnya. Misalnya:

  1. Resiko likuiditas. Resiko likuiditas merupakan risiko nan muncul sebab produk nan ada di dalam manajeman sebuah perusahaan tak dapat semuanya dijualbelikan dengan bebas.
  2. Resiko diskontinuitas pasar, yaitu jenis resiko nan mengacu pada fenomena bahwa pasar tak selalu menampakkan perubahan pada harga barang secara bertahap. Misalnya pada saat ada bahan standar produksi nan harganya dapat melonjak naik-turun secara drastis. Ini cukup memberikan risiko nan besar bagi perusahaan. Pada saat ada suatu bahan standar nan naik drastis, tak sedikit perusahaan nan kesulitan buat survive. Karena pendapatan ditakutkan tak dapat melebihi biaya nan harus dikeluarkan dalam proses produksi tak sporadis nan akhirny melakukan perampingan perusahaan. Bahkan ada beberapa perusahaan nan sampai gulung tikar.
  3. Resiko kredit, merupakan resiko nan berisi kemungkinan pihak lain dalam kontrak manajemen risiko dapat saja kewajibannya tak tak ditunaikan. Ini nan lebih tragis lagi. Perusahaan kolaps sebab adanya kontrak nan diselewengkan oleh pihak nan tak bertanggungjawab. Dan kasus seperti ini sering terjadi pada perusahaan nan terlanjur percaya pada kliennya. Karena itu buat mencegahnya perlu adanya kewaspadaan tinggi dalam menjalankan segala transaksi perusahaan, Jangan sampai sebab salah dalam memilih klien perusahaan nan telah lama dibangun jatuh merugi.
  4. Resiko regulasi, ialah jenis resiko nan dapat timbul sebab ada pihak otoritas publik nan melarang penggunaan satu atau beberapa produk buat tujuan tertentu. Dan ini dapat terjadi dimana-mana, termasuk di Indonesia. Bergagai kecenderungan nan berlatarbelakang politik nan dibalut dengan berbagai bentuk tak sporadis merugikan perusahaan. Dan pelarangan pada satu atau beberapa produk ini juga akan merugikan perusahaan sinkron dengan produk nan telah dihasilkannya saat itu.
  5. Resiko pajak, yaitu merupakan resiko nan bentuknya berupa transaksi lindung nilai nan tak memperoleh beban pajak nan diinginkan. Besarnya pajak nan dibebankan pada perusahaan dapat juga menjadi beban nan berat. Karena dengan pajak nan besar tersebut, maka perusahaan harus menaikkan harga produk nan dihasilkannya. Jika ini berlaku pada perusahaan jasa, maka biaya nan dikenakan pada klien pun harus dinaikkan.
  6. Resiko akuntansi, merupakan resiko berupa kemungkinan bahwa lindung nilai nan terjadi tak dicatat kecuali pada bagian transaksi nan hendak dilindungi nilainya. Jadi pencatatan nan dilakukan hanya pada bagian nan dirasa paling rawan menderita kerugian. Ini memerlukan pengamatan nan jeli dari seorang akuntan manajemen dalam memilih bagian mana nan harus dilindunginya.


Pentingnya Manajemen Keuangan

Pentingnya melakukan manajemen risiko keuangan ialah agar salah satu bagian manajemen nan disebut manajemen eksposur bisa membantu menstabilkan berbagai ekspektasi arus pada kas perusahaan. Adapun manajemen eksposur nan terdapat dalam perusahaan dianggap aktif dan sukses apabila ia bisa memberi kemungkinan bagi perusahaan buat lebih berkonsentrasi pada berbagi risiko bisnisnya. Dengan banyaknya kemungkinan ini, maka alternatif nan diambil dalam menghadapi suatu risiko dapat lebih baik, dibanding jika hanya kemungkinan itu sedikit.

Peranan akuntan dalam hal ini sangat penting. Mereka mempunyai tugas buat membantu mengidentifikasikan berbagai eksposur pasar nan harus dihadapi oleh perusahaan. Mereka harus mampu memberikan citra nan jelas terhadap risiko nan harus diambil, jika perusahaan mengambil keputusan tertentu. Begitu juga dengan keputusan nan lainnya, ia harus dapat menggambarkan apa risiko-risiko nan harus dihadapi.

Selain itu, mereka juga berkewajiban dalam mengkuantifikasi ekuilibrium terkait dalam taktik respon risiko alternatif. Yaitu bagaimana mereka mampu mengukur potensi nan masih mungkin dapat dihadapi perusahaan terhadap risiko-risiko eksklusif serta mencatat berbagai produk lindung nilai nan harus dilakukan oleh perusahaan saat itu. Seorang akumtan manajemen juga bertanggung jawab dalam mengevaluasi berbagai program lindung nilai.

Dalam proses manajemen resiko keuangan ini juga dibutuhkan suatu pemetaan risiko. Pemetaan nan dimaksud ialah berisi kerangka dasar nan khasiatnya buat mengidentifikasi jenis-jenis risiko pemasaran nan berpotensi. Kerangka ini misalnya diawali dengan sebuah pengamatan tentang interaksi antar risiko nan terjadi di pasar terhadap berbagi kelebihan beserta pesaingnya.