Sejarah Mesir dan Nabi Musa

Sejarah Mesir dan Nabi Musa

Sejarah Mesir memang selalu menjadi pembahasan nan menarik buat dibicarakan. Bahkan, telah banyak ilmuan dan arkeolog nan menghabiskan waktunya di Mesir buat memecahkan rahasia sejarah Mesir. Kisah-kisah rahasia nan berhubungan dengan sejarah Mesir pun seringkali menjadi inspirasi bagi para sineas film atau novelis dalam membuat cerita nan menarik.

Mesir ialah sebuah negara nan terkenal akan keagungan Piramidanya. Dalam sejarah Mesir, para Firaun dibalsem buat diawetkan menjadi mumi. Serta diletakan pada peti wafat nan berada di dalam Piramida tersebut. Hal itu dikarenakan orang Mesir percaya bahwa tubuh harus dilindungi, sebab tubuh akan menjadi sangat krusial bagi roh ketika ia akan hayati kembali di masa setelah hidup.

Sejarah Mesir nan sangat terkenal ialah mengenai kisah ratu cantik Cleopatra nan sukses menaklukan dua orang pria paling berpengaruh di Romawi. Masa itu ialah ketika Mesir menjadi salah satu daerah pendudukan Romawi. Dengan kharismanya, Cleopatra tak hanya sukses membuat Caesar menjadikan nya Ratu Mesir, namun juga membuat pemerintahan Mesir bisa berjalan sendiri di tangannya, tak seperti daerah jajahan Roma lainnya.

Dalam sejarah Mesir diceritakan bahwa walaupun terlihat seperti wanita ambisius dan kejam, tapi kehidupan rakyat Mesir di bawah pemerintahan Cleopatra sangat damai. Tidak hanya itu, Cleopatra juga sangat memerhatikan pendidikan rakyatnya. Hal itu terlihat dari didirikannya sebuah perpustakaan di ibukota kerajaan, Alexandria. Saat itu, perpustakaan itu menjadi perpustakaan terbesar di dunia. Itulah sebabnya Kota Alexandria dijuluki sebagai City of Learning.

Sejarah Mesir tak hanya itu. Mungkin tak banyak orang nan mengetahui sejarah Mesir nan berhubungan dengan mitologi atau penyebaran agama. Misalnya seperti sejarah Mesir berikut ini.



Sejarah Mesir dan Io

Tidak banyak orang nan tahu bahwa sejarah Mesir sendiri jika dilihat berdasarkan mitos, memiliki keterkaitan dengan Yunani. Salah satu Raja Mesir nan bernama Epafos ialah anak dari Dewa Zeus dengan seorang manusia bernama Io.

Dikisahakan bahwa Zeus tertarik dengan kecantikan seorang rahib Hera di Argos nan bernama Io. Tergoda dengan kecantikannya, maka Zeus mencari kesempatan buat mengunjunginya ke bumi. Setiap kali melakukan perselingkuhan, maka Zeus akan menutup bumi dengan awan tebal, agar Hera tak mengetahuinya.

Hera nan merasa curiga, akhirnya turun dari Olimpus dan menghilangkan awan tersebut. Kedatangan Hera sempat membuat Zeus panik, dan kemudian merubah Io menjadi seekor sapi betina berwarna putih. Setibanya Hera, ia melihat seekor sapi putih di sebelah Zeus. Karena merasa curiga, Hera meminta hewan itu, dan menyuruh seorang raksasa bermata seratus bernama Argus Panoptes buat menjaganya.

Dalam sejarah Mesir diceritakan jika kemudian Zeus menyuruh Hermes buat mengambil kembali Io. Hermes nan kemudian menyamar menjadi seorang gembala sukses membuat Argos tertidur dan membunuhnya. Io sukses diselamatkan, akan tetapi banyak cara nan dilakukan Hera buat menangkap Io. Demi keselamatannya, Io akhirnya terus mengembara, bahkan hingga melintasi jalan antara Propontis dengan Bahari Hitam.

Pada akhirnya, Io terpaksa menyeberangi Bahari Ionia dan mencapai Mesir. Di Mesir inilah, ketika dirasa kondusif dari pengejaran Hera, Zeus akhirnya mengubah Io menjadi manusia kembali. Di negeri Cleopatra inilah, Io melahirkan seorang putra bernama Epafos. Dalam sejarah Mesir, Epafos nantinya akan menjadi salah satu raja Mesir. Ia dikenal sebagai pendiri kota Memphis.



Sejarah Mesir dan Nabi Musa

Sejarah Mesir juga sangat berhubungan erat kehidupan Bani Israil nan menjadi cikal bakal bangsa Yahudi. Nabi Musa nantinya akan membawa Bani Israil keluar dari Mesir. Nabi Musa bin Imron bin Qahat bin Lawi bin Yaqub memiliki ibu bernama Yukabad. Ibunya mengandung Musa ketika Mesir dipimpin oleh Firaun nan kejam. Raja Firaun nan sangat lalim itu bahkan berani menyebut dirinya sebagai Tuhan.

Kesenangannya itu kemudian lenyap ketika ada seorang peramal nan mengatakan bahwa akan ada seorang bayi lelaki nan lahir dari kalangan Bani Israil. Sejarah Mesir menceritakan bahwa kelak ia akan menjatuhkan kekuasaan Firaun, bahkan membuatnya binasa. Ramalan itu membuat Firaun menyuruh semua bayi laki-laki di Mesir agar dibunuh tanpa terkecuali.

Hal itu tentunya membuat Yukabad menjadi risau. Ketika mengetahui bahwa bayinya ialah seorang laki-laki, maka demi keselamatan sang bayi, ia menaruh bayinya dalam kotak peti, dan menghanyutkannya di Sungai Nil.

Peti itu akhirnya diambil oleh isteri Firaun bernama Aisyah nan sedang berada di tepi sungai. Mendengar kabar tentang istrinya nan memungut seorang bayi lelaki, maka Firaun menjadi risau dan ingin membunuhnya. Hal itu dicegah oleh istri Firaun nan telah menyayangi sang Bayi. Dengan rayuan istrinya, akhirnya Firaun luluh dan menganggakat bayi itu sebagai anaknya. Pengangkatan bayi laki-laki itu juga menjadi bagian dari sejarah Mesir.

Bayi itu akhirnya dikenal dengan nama Musa Bin Firaun. Nama Musa sendiri berasal dari kata Mu nan berarti air, dan sa nan berarti pohon.
Pada suatu ketika, dalam cerita sejarah Mesir secara tak sengaja Musa hendak menolong seorang pemuda dalam perkelahian. Ia tak sengaja membunuh salah satunya. Hal itu, membuat Musa menjadi "buronan" dan ia pun akan dihukum karenanya.

Dalam pengembaraan, Musa berjumpa dengan Nabi Syu'aib. Karena kerajinan dan kerendahan hatinya, Musa dinikahkan dengan putrinya nan bernama Shafura. Dari Syu'aib ini pula Musa memelajari ajaran Allah.

Setelah lama merindukan tanah kelahirannya, Musa Akhirnya memutuskan buat membawa istrinya pulang ke Mesir. Di sinilah nantinya sejarah Mesir ini akan berdampak besar bagi umat manusia. Dalam perjalanan pulang inilah Musa kemudian mendapatkan wahyu pertama buat kenabiannya. Ia diutus buat mengajarkan ajaran Allah di Mesir, serta memberantas kedzaliman Firaun.

Setelah berada di Mesir, Musa dengan dibantu oleh saudara kandungnya nan bernama Harun, mulai melakukan dakwah di Mesir. Hal itu tentunya membuat Firaun tak senang. Ia merasa anak nan telah dibesarkannya, telah berkhianat. Bahkan Nabi Musa dianggap sebagai penyihir, sebab sukses memperlihatkan mukjizat pemberian Allah.

Musa akhirnya diburu dan berusaha buat dibunuh. Tidak hanya itu, nasib para Bani Israil juga terancam. Pada akhirnya dalam sejarah Mesir diceritakan bahwa secara diam-diam, Musa mengajak para Bani Israil itu buat pergi meninggalkan Mesir dan mencari kehidupan nan lebih baik.
Kepergian secara besar-besaran para Bani Israil dari Mesir ini merupakan salah satu sejarah Mesir nan juga merupakan sejarah besar para kaum Yahudi.

Mereka pergi Baitul Maqdis, dengan berjalan kaki. Rasa cemas terus menghampiri ketika pasukan Firaun terus mengejar dan mereka telah berada di tepian sebuah laut. Di saat-saat mendebarkan itu, dengan tenangnya, Musa memukulkan tongkatnya ke air laut. Secara ajaib, bahari itu terbelah dengan tiap belahannya menyerupai gunung nan besar. Di antara kedua belahan air bahari terlihat dasar bahari nan telah mengering. Keajiban itu tersurat dalam sejarah Mesir.

Mereka pun mengikuti Musa buat menuju ke tepi timurnya.
Firaun dan pengikutnya mengejar mereka hingga melintasi belahan air bahari tersebut. Setelah musa dan Bani Israil telah sampai ke tepian, maka air bahari kembali menutup dan membuat Firaun beserta prajuritnya wafat sebab tenggelam.

Laut nan menelan Firaun bersama pengikutnya dikenal dengan nama Bahari Merah. Sebuah kejadian dari sejarah Mesir nan tak akan pernah dilupakan oleh seluruh umat hingga saat ini. Bahari nan menjadi pemisah Jazirah Arab dan Benua Afrika ini, seolah menjadi saksi sejarah Mesir nan memperlihatkan betapa besarnya keagungan Tuhan. Bahkan, seorang raja bseperti Firaun pun tak sepatutnya bertingkah laku arogan dan lalim.

Sejarah Mesir memang cerita nan selalu dikaji terus menerus dengan berbagai penelitian. Bahkan misalnya sejarah Mesir mengenai Piramida nan diduga dibuat oleh makhluk luar angkasa. Hal itu masih menjadi rahasia hingga saat ini. Namun, nan niscaya setiap sejarah di global selalu saling berkaitan. Seperti sejarah Mesir dengan Io ataupun dengan Nabi Musa.