Pengertian Sampah - Sampah nan Dihasilkan Manusia dan Hewan

Pengertian Sampah - Sampah nan Dihasilkan Manusia dan Hewan

Apa sebenarnya pengertian sampah? Secara sederhana, pengertian sampah ialah residu dari suatu proses nan tak dapat digunakan lagi. Sampah juga bermakna barang buangan nan tak dibutuhkan lagi. Pengertian sampah tak selalu merujuk pada kantong plastik, bekas kaleng minuman atau kertas nan tak terpakai lagi. Sampah juga dihasilkan oleh manusia.



Pengertian Sampah - Problematika Sampah

Kotoran seperti tinja ialah sampah. Begitu juga dengan air seni. Jadi, kita dapat memahami bahwa pengertian sampah itu demikian luasnya. Sampah seolah lekat dengan kehidupan masyarakat dewasa ini. pencerahan masyarakat sangat minim buat membuang sampah pada tempatnya. Apalagi jika diminta buat meminimalisir penggunaan kertas dan plastik. Sepertinya butuh penyuluhan tiada henti selama bertahun-tahun demi menumbuhkan pencerahan pada masyarakat.

Orang umumnya lebih suka melakukan hal-hal nan praktis, salah satunya ialah membuang sampah di sembarang tempat. Apalagi bila ada sungai, sampah pun dibuang tanpa pikir panjang ke dalamnya. Seakan sungai ialah loka sampah nan dibutuhkan manusia.

Banyak nan tak menyadari bahwa sampah nan dibuang sembarangan dapat menyebabkan polusi nan mengerikan. Polusi air akan mencemari sumber air higienis nan sedianya kita gunakan buat minum dan membersihkan diri. Air nan tercemar biasanya mengandung racun nan kadangkala berbahaya bagi tubuh. Oleh sebab itu, perlu adanya pencerahan dari masyarakat buat memahami pengertian sampah dan cara penanganannya nan baik.

Banyak negara di global nan kekurangan persediaan air higienis sebab masalah ini. Sampah nan dibuang di sungai juga dapat menyebabkan banjir dan menyebabkan kerugian besar. Tidak hanya harta, namun dapat juga mengakibatkan korban nyawa. Sampah nan dibuang di tanah dan teronggok begitu saja pun menyebabkan banyak masalah. Yang pasti, sampah ini akan menjadi penyebab timbulnya bau busuk nan mengganggu. Selain itu, sampah juga bisa menjadi sumber bibit penyakit. Lalat dengan cepat menjadi salah satu pembawa bibit penyakit.

Lalat nan sudah ditempeli kotoran biasanya hinggap di makanan nan dikonsumsi manusia. Sekujur tubuh lalat sesungguhnya ditempeli oleh bakteri. Lalat memiliki kemampuan membaui makanan nan luar biasa. Mereka paling suka dengan makanan manis dan antenanya dengan mudah bisa menemukan makanan nan disukainya. Saat hinggap di atas makanan, lalat akan menempelkan kakinya ke atas makanan. Kemudian, mereka akan meludahi makanan nan padat agar dapat dihisap melalui mulutnya.

Lalu hal itu masih dilanjutkan dengan memuntahkan makanan dan mengotorinya dengan tinja sekaligus dalam waktu lima menit. Jadi, ketika lalat sedang hinggap di atas makanan, itulah nan sedang terjadi. Lalat tak sekadar memakan makanan tersebut

kemudian, masih ada pembuangan gas beracun ke udara. Itu pun termasuk pada pengertian sampah . Gas nan mencemari udara pun akan memberi akibat jelek bagi kesehatan. Pada akhirnya, manusia pun menjadi pihak nan paling dirugikan dalam hal ini. Berbagai polusi telah merusak tanah dan mencemari udara. Banyak penyakit nan kemudian timbul karenanya.



Pengertian Sampah - Sampah nan Dihasilkan Manusia dan Hewan

Mungkin nan akan dibahas ini bukan topik favorit. Bahkan barangkali Anda pun akan mengernyitkan kening sebab membacanya. Tapi tak ada salahnya menambah pengetahuan dengan informasi nan mungkin belum kita ketahui, bukan? Padahal ini ada dalam keseharian kita, hanya saja selama ini terabaikan, yaitu tinja.

Apa itu tinja? Tinja ialah produk buangan saluran pencernaan nan dikeluarkan melalui anus. Tinja berbau sebab aktivitas bakteri nan lebih banyak berasal dari asupan protein hewani. Bagaimana dengan proses terjadinya? Makanan nan masuk ke dalam mulut akan digiling di dalam lambung sebelum masuk ke dalam usus kecil. Di dalam usus ini terjadi penyerapan nutrisi, sementara usus besar akan menyerap air. Hasilnya akan dikirim ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.

Sisa dari makanan ini nan kemudian dikeluarkan oleh tubuh menjadi tinja dan air seni. Tinja mengandung aneka zat, antara lain air, bakteri, residu makanan nan tak tercerna, limbah, oarasit, dan banyak lagi. Dalam sehari, tubuh manusia mengalami pergantian bakteri pengolah tinja hingga 100 miliar bakteri.

Kandungan air dalam tinja memengaruhi taraf kekerasan kotoran. Makanan nan berserat memudahkan manusia melalui proses buang air besar. Beberapa abad silam, orang Eropa ialah bangsa nan sangat jorok. Mereka tak hanya membuang sampah sembarangan, bahkan mereka pun buang air di sembarang tempat. Sehingga bukan pemandangan aneh jika tinja bertebaran di jalan.

Kala itu, kaum perempuan biasa memakai gaun panjang nan menyapu lantai. Hal ini menjadi masalah baru sebab mereka kesulitan menghindari tinja di sepanjang jalan. Inilah nan menjadi pencetus munculnya sepatu hak tinggi di Prancis. Begitu juga dengan majunya industri parfum demi menghalau bau tinja nan sangat mengganggu.

Jika melihat sungai Thames masa kini, kita tentu akan merasa kagum. Sungai ini mempunyai bendungan nan diberi nama Thames Barrier nan berguna buat mencegah air bahari memasuki sungai Thames dan menutup kala banjir. Namun, apa nan terjadi pada tahun 1858? Kala itu sungai Thames dipenuhi limbah manusia, limbah kimia, bangkai binatang, bahkan mayat manusia. Hal ini sudah terjadi selama bertahun-tahun.

Hingga kota London bahkan pernah dijuluki “The Great Stink” atau kota nan berbau busuk. London kala itu ialah kota nan kotor, padat, serta dengan taraf kesehatan nan sangat buruk. Di musim panas tahun 1858, masyarakat kota London diganggu oleh bau busuk nan sangat menyengat. Bau itu bahkan tercium dari jeda 100 kilometer.

Pemerintah setempat berupaya mengendalikan bau dengan menaburkan berton-ton kapur ke dalam sungai buat mengurangi bau busuk. Tirai-tirai di gedung parlemen pun direndam dengan air kapur buat menyaring bau busuk nan masuk. Namun sebab kondisinya sudah terlalu parah, akhirnya para anggota parlemen pun keluar dari gedung tersebut. Kondisi sungai Thames baru normal setelah musim panas berakhir dan air hujan mengalir deras.

Tempat pembuangan tinja nan sinkron dengan baku kesehatan akhirnya mendorong orang buat menciptakan toilet flush. Perusahaan pertama nan memproduksi toilet ini mempunyai cara unik buat menguji efisiensi toilet nan mereka hasilnya. Caranya dengan membuat sendiri tinja tiruan nan terbuat dari campuran nasi, tepung, serbuk gergaji, serta mentega. Sepertinya, pembuatan loka pembuangan tinja tersebut dikarenakan sudah ada pemahaman nan baik tentang pengertian sampah dan pentingnya penanggulangannya.

Adakah nan pernah memikirkan bagaimana para astronot buang air di luar angkasa? Mereka disediakan toilet spesifik nan memiliki penyedot udara agar tinja dapat masuk ke dalam kloset. Penyedot dibutuhkan sebab tak adanya gravitasi di ruang angkasa.

Apakah tinja selalu menjadi sampah nan menjijikkan? Sebenarnya tinja dapat dipakai buat mendapatkan informasi tentang kondisi seseorang. Banyak penyakit nan dapat dideteksi dari kotorannya.

Di negara-negara maju bahkan sudah didirikan loka pengolahan limbah nan akan mengubah tinja menjadi kompos. Masyarakat India di pedesaan bahkan menggunakan tinja sapi sebagai bahan bakar. Bangsa Tibet biasa memanfaatkan tinja domba sebagai pengganti kayu bakar. Hewan-hewan banyak memanfaatkan tinja dalam kehidupannya. Kelinci biasa memakan tinjanya kembali sebab sistem pencernaan nan dimilikinya tak baik. Begitu juga dengan koala. Induk koala biasa memberikan tinja nan belum dicerna paripurna kepada anaknya buat membantu sistem pencernaannya.

Hal nan senada juga dilakukan oleh anak gajah. Juga ada kumbang scarab nan paling banyak makan tinja hewan lain. Hewan-hewan anthropoda biasa memanfaatkan tinja buat membuat sarang. Sarang tersebut dibentuk sedemikian rupa di dinding tembok. Satu jenis burung di Afrika pun menggunakan tinja hewan lain dan lumpur tanah buat membangun sarang.

Dari beberapa informasi di atas, diketahui bahwa adakalanya sampah pun dapat bermanfaat meski tidak sporadis harus melalui pengolahan tertentu. Dengan demikian pengertian sampah tak lagi merujuk pada benda nan tidak lagi berguna sama sekali.