Faktor nan Mempengaruhi Hubungan Sosoal

Faktor nan Mempengaruhi Hubungan Sosoal

Manusia ialah makhluk sosial. Dalam hidupnya manusia membutuhkan kasih sayang, perhatian, pengawasan, kepuasan, dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan kebutuhan tersebut manusia membutuhkan interaksi, yaitu suatu proses sosial melalui bentuk-bentuk hubungan sosial.

Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut buat bisa bekerjasama dengan orang lain, baik buat kepentingan pribadi atau orang lain, buat terciptanya kehidupan nan kondusif dan damai. Berikut ini beberapa pendapat para pakar mengenai manusia ialah makhluk sosial.

Dr. Johannes Garang menyebutkan bahwa nan disebut sebagai makhluk sosial ialah makhluk nan hidupnya berkelompok dan makhluk tersebut tak bisa hayati secara individu atau sendiri.

Selain itu, Aristoteles menyebutkan bahwa makhluk sosial disebut juga sebagai zoon politicon. Maksudnya manusia itu dikodratkan buat hayati secara bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang lain.

Dari pendapat para pakar tersebut, bisa ditarik simpulan bahwa manusia sebagai makhluk sosial sebab dalam kehidupannya manusia tak bisa terlepas dari hubungan dengan orang lain dan manusia bukan makhluk nan individu atau menyendiri.

Interaksi sosial nan dilakukan oleh manusia banyak ragamnya. Tergantung kebutuhan manusia itu sendiri, apakah membutuhkan hubungan dengan invidu lagi atau dengan kelompok lain.



Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial

Adapun bentuk-bentuk hubungan sosialberupa interaksi timbal balik antara individu dengan individu lainnya, antara kelompok dengan kelompok, dan antara individu dengan kelompok nan terdapat dalam masyarakatnya. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk hubungan sosial.



1. Hubungan Antara Individu dengan Individu

Tingkah laku atau tindakan seseorang akan mendapatkan respon, reaksi, atau tanggapan dari apa nan diterimanya. Bentuk hubungan terhadap individu dapat berupa senyuman, saling menegur, berbincang, marah, mencium dan sebagainya.

Respon nan didapat dapat bermacam-macam tergantung stimulus, seperti apa nan diberikan. Contohnya, ketika Beti jatuh cinta, ia akan melakukan hubungan nan hangat ketika berjumpa dengan pasangannya. Senyuman, seikat bunga, dan sebagainya akan ia ungkapkan. Beti akan mendapatkan respon nan sama, pasangannya pun akan lebih memperhatikan Beti. Respon dapat aktif maupun pasif.

Dari contoh bentuk-bentuk hubungan sosial tersebut, kita dapat menarik simpulan bahwa manusia merupakan makhluk sosial sebab membutuhkan hubungan dengan individu lainnya. Apabila tak ada hubungan antara kedua individu tersebut, Beti, seperti contoh tersebut, tak berinteraksi dengan pasangannya, maka Beti tak akan mendapatkan respon apa-apa dari pasangannya.

Itulah pentingnya hubungan dengan orang lain, yaitu buat mengeluarkan ide nan berbentuk tindakan nan ada di dalam pikiran kita, sehingga terjadilah interaksi.



2. Hubungan Antara Kelompok dengan Kelompok

Interaksi kelompok dengan kelompok ialah hubungan individu dalam suatu kelompok sebagai satu kesatuan dan bagian dari dirinya dengan kepentingan kelompok lain. Contohnya, perwakilan delegasi sebuah negara menghadiri rendezvous dengan delegasi negara-negara lain dalam rangka mencari solusi mengenai isu lingkungan hidup.

Dalam hal ini delegasi datang bukan sebagai dirinya sendiri, namun mewakili negaranya. Dari contoh bentuk-bentuk hubungan sosial tersebut, bisa kita lihat bahwa manusia ialah makhluk sosial nan membutuhkan hubungan antara kelompok.



3. Hubungan Individu dengan Kelompok

Interaksi individu dengan kelompok ialah hubungan individu sebagai individu dengan kepentingan kelompok, misalnya dosen nan sedang memberi kuliah di dalam kelas.

Dosen sebagai seorang individu berinteraksi dengan mahasiswanya, nan merupakan sebuah kelompok. Dari contoh bentuk-bentuk hubungan sosial tersebut, kita dapat melihat bahwa manusia ialah makhluk sosial nan membutuhkan hubungan antara individu dengan kelompok lainnya.



Faktor nan Mempengaruhi Hubungan Sosoal

Bentuk-bentuk hubungan sosial tersebut, membuktikan bahwa manusia ialah makhluk sosial. Tidak akan terjadi hubungan apabila salah satu keduanya tak ada nan memulai buat berinteraksi. Hubungan sosial biasanya didasari atas berbagai faktor. Berikut beberapa faktor nan mempengaruhi hubungan sosial.



1. Imitasi

Proses imitasi ialah proses peniruan. Individu pertama kali melakukan imitasi pada waktu masih kecil, di dalam lingkungan keluarga. Anak biasanya akan meniru tindakan orang tua, seperti cara bicara, cara makan, cara berpakaian, dan sebagainya. Berikutnya, proses imitasi di lingkungan luar.

Proses imitasi dapat sebab beberapa kemungkinan. Semakin kompleks suatu masyarakat dan tingginya interaksi, maka akan mengakibatkan dorongan proses imitasi pada masyarakat.

Proses imitasi bisa terjadi sebab rasa tertarik, kagum kepada seseorang, sehingga individu tersebut melakukan peniruan. Imitasi dapat mengarah pada hal-hal nan bersifat negatif dan positif. Agar tak terjadi akibat dan imbas negatif, maka perlu ditanamkan kebiasaan dan anggaran di masyarakat.

Bentuk-bentuk hubungan sosial tersebut bisa dilihat dari manusia sejak lahir, dimulai dari lingkungan nan paling kecil, yaitu keluarga. Semakin bertambah usianya maka bentuk-bentuk interaksinya semakin luas dan lingkungannya pun semakin luas.



2. Identifikasi

Proses identifikasi sama dengan proses pada imitasi. Namun, pada proses identifikasi ini bukan hanya peniruan fisik dan kelakuan, tapi dapat sampai proses kejiwaan. Bagaimana seseorang sudah menganggap dirinya sama seperti nan diidolakan.

Contohnya seorang individu mengidolakan seorang penyanyi. Ia melakukan proses imitasi sampai dengan pengidentifikasian dirinya sama dengan sang artis. Seorang anak nan dekat dengan salah satu orang tuanya, suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan nan diidolakannya.

Bentuk-bentuk hubungan sosial tersebut biasanya dilakukan manusia semenjak masih kecil juga, sama dengan proses imitasi. Keduanya saling berkaitan.



3. Sugesti

Sugesti ialah rangsangan atau stimulus nan diberikan oleh seseorang, sehingga individu nan diberi sugesti menurut dan mengikuti apa nan dikehendaki. Bentuk sugesti dapat berupa saran, pendapat, atau pertanyaan.

Contohnya, sugesti dapat dari individu ke individu, individu ke kelompok, dan kelompok ke kelompok lainnya. Sugesti dapat juga sebab dipengaruhi oleh iklan-iklan di televisi, majalah, dan sebagainya. Sugesti cenderung bersifat irasional.

Bentuk-bentuk hubungan sosial tersebut membuktikan bahwa manusia sebagai makhluk sosial sebab sifat alamiah manusia itu sendiri. Manusia membutuhkan sugesti dalam hidupnya.



4. Motivasi

Motivasi hampir mirip dengan sugesti. Namun, motivasi lebih cenderung positif, saran, atau stimulus nan diberikan dan dilakukan secara kritis, rasional, dan penuh dengan tanggung jawab.

Bentuk-bentuk hubungan sosial tersebut sama dengan sugesti. Manusia dapat berinteraksi dengan orang lain sebab ada motivasi buat melakukan interaksi.



5. Simpati

Simpati ialah proses kejiwaan, di mana seorang individu merasa tertarik dengan seseorang atau sekelompok orang sebab sikap, penampilan, perbuatan, dan wibawanya. Perasaan simpati seorang pria kepada wanita tak akan menutup kemungkinan benih-benih cinta bersemi.

Bentuk-bentuk hubungan sosial tersebut dilakukan sebab manusia memang membutuhkan simpati dari orang lain, baik dari individu atau dari kelompok lainnya.



6. Empati

Empati mirip dengan simpati. Akan tetapi, bukan hanya perasaan kejiwaannya saja, ikut merasakan dibarengi dengan respon tubuh. Misalnya, jika orang tua mitra meninggal dunia, maka duka nan mendalam ikut dirasakan, sama-sama merasa kehilangan.

Bentuk-bentuk hubungan sosial seperti itulah nan dibutuhkan oleh manusia sebab manusia merupakan makhluk sosial nan memerlukan hubungan dengan orang lain. Jadi, apabila tak ada interaksi, maka tak akan terjadi timbal balik atau respon, sehingga tak akan terjadi interaksi.