Terjadinya Pengangguran

Terjadinya Pengangguran

Pengangguran ialah salah satu dari pelbagai masalah akut negeri ini. Sebut saja Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) nan mendarah daging, serta kemiskinan nan merajalela. Disadari atau tidak, masalah pengangguran secara tak langsung akan berdampak pada salah satu problem di atas.

Jika penganguran tidak segera diatasi, maka angka kemiskinan akan semakin membengkak. Namun, jika pengangguran pertumbuhannya cenderung menukik, maka taraf kemiskinan pun akan semakin menurun.



Pengangguran - Faktor Penyebab Pengangguran
  1. Terjadi ketimpangan nan besar antara jumlah kesempatan kerja dengan jumlah angkatan lapangan kerja. Margin tersebut sangat curam. Artinya, jumlah orang nan ingin bekerja jauh lebih banyak daripada jumlah lapangan kerja. Imbasnya tentu tidak berimbang. Maka akan banyak ditemui pengangguran.
  2. Sebab kedua ialah adanya struktur lapangan kerja nan tak sinkron atau berimbang. Struktur ini tak berimbang antar posisi lapangan kerja nan ada. Dengan demikian, maka pelamar nan ingin mencoba peruntungan lowongan pekerjaan kerap kecewa jika posisi tersebut tak sinkron dengan dirinya. Imbasnya, akhirnya mereka hanya menjadi pengangguran.
  3. Penyebab pengangguran nan ketiga ialah adanya ketidakseimbangan antara jenis lapangan kerja buat tenaga terdidik dengan calon pekerja nan tak atau belum terdidik. Sederhananya, banyak lowongan pekerjaan nan memberikan syarat minimal S-1. Padahal calon pekerja hanya memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas. Maka banyak dari mereka nan akhirnya gagal melamar pada posisi tersebut.
  4. Faktor terakhir penyebab terjadi pengangguran ialah tak seimbangnya penyedia lapangan kerja antar daerah. Bukan menjadi misteri generik jika kota-kota besar ialah huma fertile bagi lapangan pekerjaan. Namun bilamana tiap daerah memiliki kesempatan kerja nan seimbang, mungkin angka pengangguran bisa ditekan.


Jenis dan Macam Pengangguran

Setidaknya ada tiga macam jenis pengangguran nan ada dalam istilah ketenagakerjaan. Jenis pengangguran tersebut antara lain sebagai berikut:

  1. Pertama ialah pengangguran terselubung. Pengangguran jenis ini ialah tipikal pekerja nan kurang bekerja secara maksimal sebab alasan tertentu.
  2. Kedua ialah pengangguran nan setengah menganggur. Pengangguran jenis ini umumnya tak bekerja secara maksimal sebab minimnya lapangan pekerjaan. Ia bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
  3. Dan nan terakhir ialah pengangguran terbuka. Pengangguran jenis ini ialah tipe pengangguran nan sebenarnya. Ia murni tak bekerja. Ia belum mendapat pekerjaan meskipun telah beberapa kali mencoba mendapatkan pekerjaan.


Terjadinya Pengangguran

Lantas apa nan menyebabkan seorang pekerja kemudian menjadi seorang pengangguran? Setidaknya ada enam penyebab seseorang menjadi pengangguran. Sebab ini biasanya murni bukan sebab kemauan pekerja tersebut, melainkan situasi dan kondisi lapangan kerja nan naik turun. Berikut ke enam penyebab pengangguran:

Cycle Unemploy ment atau kerap disebut dengan pengangguran konjungtural. Pengangguran ini terjadi dampak aktivitas perekonomian nan fluktuatif atau naik turun.

Penganguran nan muncul dampak situasi perubahan ekonomi jangka panjang disebut dengan pengangguran struktural.

Seringkali pengangguran muncul dampak ketidakseriusan antara pekerja dengan pemberi kerja. Pengangguran ini dikenal dengan pengangguran sukarela atau pengangguran friksional.

Orang nan memiliki bisnis tanaman dan buah, cenderung mengalami pengangguran tipe ini. Mereka akan menganggur ketika pergantian musim. Misalkan saja dari musim tanam ke musim panen. Pengangguran jenis ini disebut pengangguran musiman.

Ingat revolusi industri di Inggris? Akibatnya muncullah pengangguran industri. Dimana pengangguran terjadi dampak pergantian tenaga dari manual (manusia) ke otomatis (mesin).

Kurangnya kegiatan perekonomian dampak resesi maka menimbulkan pengangguran siklus. Pengangguran terjadi dampak kurangnya minat dan demands masyarakat.



Dampak Pengangguran

Secara langsung pengangguran akan berimbas pada pertumbuhan kemiskinan. Namun, mari kita coba perhatikan akibat pengangguran secara personal terlebih dahulu. Pengangguran akan menimbulkan budaya negatif pada perekonomian suatu bangsa dan masyarakat. Akibat pengangguran antara lain:

  1. Dengan statusnya sebagai seorang pengangguran, maka masyarakat tak bisa memaksimalkan pendapatan potensialnya. Sebab pemasukan konkret mereka akan jauh lebih rendah daripada pemasukan potensial. Misalkan saja ada seorang pemuda nan bergelar S-1 Akuntansi. Dampak ia sering gagal di pelbagai lowongan nan ia lamar, daripada menganggur, ia memilih menjadi kasir di supermarket. Dengan demikian seharusnya pemuda tersebut memeroleh pemasukan potensial jabatan Akuntan. Namun, ia mendapatkan pemasukan konkret sebagai seorang kasir.
  2. Dengan banyaknya pengangguran maka akan mengurangi pendapatan negara (nasional) dari sektor pajak. Pengangguran akan menimbulkan penurunan perekonomian di masyarakat. Dengan perekonomian nan cenderung menurun, maka jumlah pajak nan dibayarkan akan menurun pula. Imbasnya, pembangunan nan akan dirasakan masyarakat juga tak maksimal. Sebab jika penerimaan dari sektor pajak rendah, maka alokasi dana buat pembangunan juga rendah.
  3. Akibat pengangguran nan lain akan menimbulkan daya beli masyarakat menurun. Dengan demikian maka permintaan akan berkurang. Berkurangnya permintaan akan menurunkan proses produksi. Imbasnya investor tak akan tertarik buat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi. Sebab permintaan masyarakat turun drastis. Pendek kata dampak pengangguran maka pertumbuhan ekonomi tidak akan bisa terpacu.


Mengatasi Pengangguran

Setidaknya ada beberapa langkah nan bisa ditempuh dalam mengatasi angka pengangguran nan cenderung meningkat. Cara-cara tersebut antara lain sebagai berikut:

  1. Untuk pengangguran struktural langkah nan harus dilakukan ialah dengan meningkatkan kapital serta tenaga kerja. Selain itu migrasi penumpukan tenaga kerja dari daerah nan memiliki kelebihan tenaga kerja ke wilayah nan kekurangan tenaga kerja. Melakukan pelatihan tenaga kerja serta gerakan industri padat karya juga merupakan kebijakan tepat guna dalam memberantas pengangguran.
  2. Pengangguran friksional bisa dikurangi dengan memberikan ekspansi kesempatan kerja nan seluas-luasnya. Membuka lapangan kerja baru nan bersifat padat karya juga bisa dilakukan. Home industri perlu digalakkan buat mencegah terjadinya pengangguran nan tersistem. Transmigrasi bisa ditempuh buat memeratakan populasi agar tenaga kerja tak tersentral. Pemerintah bisa turut andil dengan membuka proyek-proyek nan mereka galakkan ke masyarakat.
  3. Pengangguran musiman bisa dikurangi dengan cara memberikan pelatihan kepada masyarakat akan keahlian kerja lainnya sembari menunggu pergantian dari musim panen ke tanam. Informasi nan mereka serap harus bisa diterima secara cepat. Khususnya mengenai lowongan kerja agar ketika mereka ‘menganggur’ mereka bisa segera beralih ke pekerjaan nan lain.
  4. Pengangguran siklus bisa diberantas dengan menggiring masyarakat buat memiliki minat terhadap permintaan barang serta jasa. Minat ini nantinya akan berujung pada peningkatan daya beli masyarakat. Dengan meningkatnya minat, maka produksi akan bertambah. Bertambahnya produksi akan memacu pertumbuhan ekonomi. Ekonomi nan berkembang akan memantik investor buat masuk.


Duduk Bersama dalam Mengatasi Pengangguran

Ketimpangan ekonomi dalam pendistribusian pendapatan antara kelompok berpendapatan tinggi dengan rendah akan memicu terjadinya kesenjangan ekonomi. Semakin naiknya angka pengangguran di tanah air akan memaksa bangsa ini sukar siuman sejak pingsannya perekonomian Indonesia. Perlu donasi dan pencerahan berbagai pihak dalam mengatasi pengangguran. Tak hanya pemerintah, sektor partikelir pun wajib dituntut buat ikut ambil turut serta dalam pemberantasan pengangguran. Jika mereka bisa bersinergi dengan baik, bukan tidak mungkin problematika pengangguran ini bisa segera diatasi.