Memandang Proses Perubahan

Memandang Proses Perubahan

Manajemen perubahan merupakan sebuah sistem nan harus diketahui dan dimiliki oleh setiap perusahaan, khususnya bagi mereka nan ingin maju. Karena tanpa memiliki manajemen ini, sebuah organisasi atau perusahaan hanya akan dapat berjalan di loka tanpa pernah dapat berpikir buat hal nan bersifat baru dan maju. Tanpa adanya perubahan, satu perusahaan tidak akan dapat berkembang dan bertahan dalam gempuran dan agresi perubahan nan dilancarkan oleh perusahaan terutama perusahaan baru nan biasanya mempunyai taktik pemasaran nan sangat ekstrim.



Pengertian Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan sendiri diartikan sebagai sebuah sikap buat menata dan mensikapi berbagai perubahan nan terjadi di sekitar lingkungan kita. Dengan demikian, kita dapat mengambil posisi secara tepat dalam menyikapi perubahan tersebut. Baik buat menjadi pelopor perubahan, pengikut perubahan atau juga tak bersikap apa-apa atas perubahan nan terjadi di sekitar kita sehingga tergilas oleh perubahan itu sendiri.

LBPP LIA Palembang, sebuah kursus bahasa Inggris nan cukup besar di Kota Pempek, menyikapi persaingan nan semakin tajam di arena pertempuran kursus bahasa Inggris dengan cara mengubah cara pandang karyawan dan juga merenovasi gedungnya. Biaya nan dikeluarkan buat merenovasi gedung tersebut tak murah tetapi perubahan nan didapatkan cukup menambah estetika dan kenyamanan gedung sehingga para siswa dan guru merasa seakan memasuki sebuah loka nan teduh dan mententramkan.

Perubahan sikap juga diharapkan akan lebih cepat terjadi. Keprofesionalan guru ditingkatkan dengan berbagai pelatihan dan hadiah bagi guru-guru nan meraih prestasi nasional. Sudah barang tentu, semua upay adari pihak manajemen itu ialah salah satu langkah membawa kemajuan dan pengembangan forum kursus ini ke depannya. Inilah salah satu hal nan dimaksudkan dengan langkah menuju perubahan nan lebih baik baik dari dalam maupun dari luar.

Hal ini terkait dengan adanya fenomena bahwa kehidupan merupakan sebuah arus nan selalu berubah. Bagi mereka nan dapat bersikap bijak atas perubahan tersebut, maka mereka akan dapat tetap berhasil dalam sistem nan sedang berjalan. Sementara, bagi mereka nan tak dapat mengambil sikap secara tepat atas perubahan nan terjadi, maka mereka akan hancur ditelan perubahan nan terjadi tersebut.

Manusia itu mudah merasa bosan. Kebosanan itu membuat manusia ingin melakukan banyak hal baru nan tentunya berbeda dengan hal-hal nan pernah dilakukannya. Kalau manusia tidak memiliki jiwa ingin berubah, maka manusia itu akan tergilas oleh global nan tidak bersahabat dengan orang-orang nan tak bahagia denagn perubahan.

Meski demikian, kondisi ini bukan berarti mengharuskan kita buat selalu mengikuti perubahan. Ada beberapa posisi nan mengharuskan kita buat tetap kukuh pada pendirian dan tak mengikuti sebuah perubahan, terutama manakala perubahan nan terjadi justru membawa pada kehancuran. Salah satu contohnya ialah terkait dengan prinsip agama. Karena pada dasarnya prinsip dalam agama ialah absolut dan tak dapat berubah meski sampai akhir dunia.

Sikap Terhadap Perubahan

Terkait adanya kondisi nan menuntut kita memahami sebuah manajemen perubahan, ada empat sikap nan dapat dipilih terhadap kondisi ini. Empat sikap nan terkait dengan perubahan tersebut di antaranya adalah:

Menjadi motor penggerak terhadap perubahan

Di sini, kita memiliki posisi di garda terdepan terhadap proses perubahan nan terjadi. Kita dituntut memiliki pengetahuan tentang konsep dan alasan perlunya sebuah perubahan harus dilakukan. Dengan demikian, kita dapat mempengaruhi serta meyakinkan pihak lain bahwa kondisi nan ada pada saat ini perlu diubah. Untuk berada pada posisi ini, diperlukan lebih dari sekadar kecerdasan, namun juga keberanian. Sebab, buat menjadi pelopor perubahan biasanya akan berhadapan dengan sebuah tantangan dari pihak nan sudah nyaman dengan kondisi nan ada, sehingga enggan terhadap perubahan.

Menjadi pewarna pada satu lingkungan membutuhkan mental nan kuat nan tidak akan mudah tergoyahkan. Sikap ini juga harus didasarkan pada satu keyakinan bahwa perubahan itu akan berdampak baik tak hanya pada diri sendiri tetapi juga pada orang lain dan demi kepentingan bersama. Seorang perempuan nan baru menikah dengan laki-laki nan belum paripurna sholatnya, tentunya tak bisa menuntut sang suami langsung berubah dan mau menjadi muslim nan sangat taat seperti impiannya. Perlahan tapi pasti, dengan gaya merengek manja sang istri minta diimami oleh suaminya.

Setelah 4 bulan mengimami istrinya, suami menjadi ketagihan buat mengimami istrinya. Hingga ia pun akhirnya mengimami sholat sunat seperti Dhuha. Perlahan tapi niscaya sang istri mengajak suaminya tak terlalu banyak menonton televisi dengan menceritakan banyak hal nan menarik. Sang suami mungkin merasa malu sebab sang istrilah nan selalu memberikan pelajaran berharga buat hidupnya, tanpa diketahui istrinya, sang suami mempunyai hobi baru, yaitu, membaca. Dari bacaannya sang suami bertutur tentang banyak hal nan mungkin belum diketahui oleh istrinya. Hal ini demi mendapatkan diskusi nan menarik di antara mereka.

Saling menyimak bacaan kitab kudus pun sudah mulai mereka lakukan. Inilah kekuatan perubahan nan berlandaskan kebaikan bersama dan didasarkan dari keikhlasan hati dalam merendahkan hati kepada sesuatu nan lebih baik.

Mendiamkan perubahan

Posisi ini merupakan posisi nan paling banyak dipilih oleh mereka nan ingin mengambil posisi kondusif terhadap kondisi nan ada. Mereka tak berada di posisi sebagai pelopor perubahan, namun juga tak menolak atas perubahan nan terjadi. Biasanya, orang-orang seperti ini tergolong sebagai kaum oportunis. Dimana ketika perubahan itu akan membawa laba bagi mereka, maka perubahan itu akan mereka dukung. Sebaliknya jika mereka melihat perubahan itu tak membawa laba serta proses perubahan tersebut cenderung gagal, mereka memilih posisi kondusif dengan diam pada posisi nan ada pada saat ini.

Pada posisi ini sebenarnya, manusia menjadi seperti tak mempunyai pegangan hidup. Akan sangat menyedihkan ketika mereka seharusnta dapat melakukan sesuatu nan lebih baik tetapi sebab arah menuju kebaikan itu dianggap tak memberikan kenyamanan, mereka mundur teratur.

Melawan perubahan

Posisi ini biasanya dilakukan oleh pihak nan sudah merasa nyaman dan memiliki laba atas sebuah kondisi nan ada. Sehingga, mereka akan berusaha menolak semua usaha nan bertujuan buat menggantikan posisi nan sudah ada sebelumnya. Biasanya, penolakan ini dilakukan sebab pertimbangan materi dan kedudukan.

Hal nan berbau keduniaan memang terkadang menjadi kekang terhadap hati nan tidak biasa menuju arah kebaikan dengan berjuang sekuat tenaga. Mereka lebih memilih zona nyaman hingga wafat walaupun sebenarnya zona nyaman itu bukan zona nan baik sebagai arah menuju akhir nan baik juga.

Berubah sebab perubahan

Posisi diambil oleh mereka nan melihat bahwa perubahan nan terjadi membawa sebuah perbaikan. Sehingga mereka merasa perlu buat mengikuti perubahan nan terjadi tersebut secara rasional, dan bukan atas dasar keinginan buat mendapatkan keuntungan. Namun lebih pada pencerahan bahwa perubahan tersebut memang perlu dilakukan serta membawa ke arah kebaikan.

Hal ini biasanya dilakukan oleh orang-orang nan terdesak. Mereka harus berubah atau mereka akan mati. Tetapi banyak bukti bahawa perubahan nan terpaksa diawalnya ini malah menjadi jalan nan ditempuh dengan bahagia hati sebab menemukan rasa nyaman dalam perubahan tersebut. Tidak menjadi masalah perubahan nan terpaksa dilakukan demi kebaikan. Misalnya, seorang anak nan dikirim ke sekolah berasrama sebab anak itu dianggap sangat sulit dikendalikan.

Pada mulanya sangat sulit baginya buat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ia bahkan mungkin akan melakukan keonaran. Tetapi lambat laun, ia malah menikmati kehidupan barunya itu dan bahkan menjadi salah satu siswa teladan nan dianggap sebagai bintang dalam perubahan. Hal ini banyak terjadi.



Memandang Proses Perubahan

Jangan diremehkan proses menuju perubahan nan telah dilakukan. Semua bentuk aral-rintang dalam setiap perubahan ialah satu batu lompatan nan akan membuat perubahan itu menjadi sesuatu nan sangat disyukuri. Berubah itu tak mudah. Rasulullah sendiri mempunyai manajemen perubahan nan dimulai dari penyebaran agama Islam kepada kalangan terdekat dengan cara damai. Lalu mulia sedikit demi sedikit menyebarkan ajaran agama Islam itu ke khalayak ramai.

Semua metode buat membuat umatnya berubah telah menjadi inspirasi nan tidak ada keringnya. Ketika perubahan itu menuntut pengorbanan nan sangat berat termasuk berpisah dengan orang-orang nan dikasihi, semua itu dianggap sebagai upaya menegakkan kebenaran dan keyakinan bahwa perubahan akan membawa kebaikan kepada semua orang.