Hamburger Modern

Hamburger Modern

Siapa nan tidak familiar dengan hamburger atau nan lebih familiar dengan sebutan burger? Jenis makanan asal luar negeri ini berupa roti berbentuk bundar nan diiris. Sementara roti nan terbelah tersebut menghimpit beberapa bahan nan biasanya daging, sayur-sayuran berupa salada, tomat, keju, atau bawang bombay. Burger tak akan lebih nikmat tanpa saus mayones, saus tomal, sambal, atau mustard.



Sejarah Hamburger

Banyak nan mengira kata "hamburger" ini berasal dari kata ham yang berarti jenis daging, ditambah kata 'burger'. Padahal, nan sebenarnya ialah jenis makanan tersebut pertama kali lahir di Hamburg, Jerman. Orang-orang Jerman ini bermigrasi ke Amerika dan menyebarkan pembuatan burger.

Mulai dikenallah hamburger sebagai salah satu jenis makanan nan paling diminati warga Amerika. Suatu kebetulan sebab isi hamburger ialah ham atau daging asap. Tidak heran, kecenderungan bunyi itu membuat banyak orang nan salah kaprah membahas asal muasal nama hamburger. Sebab, kecocokan kata ham itu amat jadi hanya sebuah kebetulan belaka.

Awalnya, hamburger memang tak mengandung ham. Namun beberapa restoran menambahkan irisan ham pada burger mereka buat menambah citarasa. Begitulah nama hamburger mulai dikenal masyarakat dunia.
Menyoal masalah asal hamburger, ternyata kita akan menemukan informasi jika sejarah hamburger ini terdiri dari lima versi. Versi-versi apakah itu? Mari kita simak.



1. Versi Bangsa Tartar

Makanan ini ialah makanan khas dari bangsa Tartar di Asia Tengah, yaitu makanan berupa daging cincang nan disantap mentah-mentah alias tak diolah atau digoreng terlebih dulu. Daging cincang itu diberi perasan jeruk dan siap disantap.

Hal ini berlangsung sebab bangsa Tartar ialah bangsa nan nomaden atau sering berpindah-pindah tempat. Mereka selalu menggunakan kuda sebagai alat transportasi. Suatu hari, mereka bertualang dengan makanan homogen daging nan mereka bawa. Namun sesampainya di sebuah tempat, daging itu menjadi keras dan tidak layak konsumsi.

Akhirnya, mereka menemukan ide buat menaruh daging itu di bawah sadel kuda selama perjalanan jauh berlangsung. Daging pun masih dalam keadaan hangat dan tak dingin. Daging tersebut pin dimakan tanpa dimasak. Sekali lagi, hanya diberi perasaan jeruk nipis.

Selanjutnya, makanan itu terkenal sampai ke pelosok Eropa, loka Kota Hamburg berada. Di sanalah masyarakat Hamburg memodifikasi jenis makanan tersebut. Karena mengaku sebagai bangsa nan lebih sopan dan beradab, mereka menolak memakan daging nan tidak dimasak atau diolah terlebih dahulu. Oleh sebab itu, daging khas bangsa Tartar itu pun dimasak sebelum disantap. Caranya dengan digoreng atau dibakar. Dari sinilah daging burger berasal.



2. Versi Dua Bersaudara dari Ohio

Adalah kawasan Hamburg di New York, nama kawasan ini sengaja diberi nama seperti Kota Hamburg nan ada di Jerman. Para warga Hamburg New York ini mengaku kalau makanan itu ditemukan oleh dua bersaudara dari Ohio. Mereka ialah Frank dan Charles Menches.

Menurut para leluhur, keduanya ialah penjaja makanan di pinggir jalan nan menjual sandwich. Suatu hari, mereka kehabisan sosis dan menggantinya dengan daging sapi cincang. Penggunaan bahan pengganti ini ternyata disukai oleh konsumen. Di sinilah hamburger mulai dikenal.



3. Versi Charlie Nagreen

Charlie Nagreen dianggap sebagai penemu hamburger . Paling tidak, pengakuan ini berasal dari komunitas Sejarah Seymour di Winconsin. Charlie Nagreen identik dipanggil Hamburger Charlie. Dia berjualan sandwich dengan tambahan bakso saat usianya 15 tahun. Dia beroperasi di daerah Seymour Fair pada tahun 1885.

Saat itu, usahanya tak meraih laba besar sebab buat menikmati makanan buatannya, seseorang harus berdiam diri di tempat. Kemudian, Charlie pun mendapatkan ide buat meletakkan baksonya pada dua bilah roti. Hal ini mendapat sambutan hangat konsumen.

Charlie pun memberi nama hamburger pada temuannya itu. Ini sebab hidangan hamburg steak sedang populer saat itu. Kemudian, dia mengepakkan bisnisnya lebih luas dan kembali tiap tahun ke Seymour Fair sebelum dia mati pada 1951.



4. Versi Louis Lassen

Menurut Kongres Perpustakaan Amerika dan Pemerintahan Connecticut, pertama kali hamburger ini dijual pada tahun 1895 oleh Louis Lassen. Louis menjual makanannya di rumah makan Louise's Lunch, tepatnya di New Haven, Connecticut. Media New York mengemukakan bahwa makanan tersebut awalnya tak diberi nama. Sampai kemudian, pelaut dari Hamburg singgah di restoran itu dan menamai makanan tersebut dengan nama hamburger.



5. Versi Fletcher Davis

Menurut sejarawan dari Texas, Frank X. Tolbert, inovasi hamburger pertama kali dilakukan oleh Fltecher Davis dari Athens, Texas. Frank percaya bahwa Davis mulai menjual hamburger di kios nan ada di Athens sejak akhir tahun 18880-an. Makanan Davis itu pun diperkenalkan sampai St. Louis Fair pada 1904. Begitulah sampai kita mengenal jenis makanan tersebut.



Hamburger Modern

Burger saat ini dapat kita dapati dalam kemasan nan jauh lebih bersih, nikmat, dan mengundang selera. Konon, masyarakat Indonesia akan merasa dirinya prestisius atau bergengsi jika memakan makanan luar negeri semacam ini.

Burger di tanah air lebih sering kita temukan di restoran cepat saji seperti di McDonalds, A&W, atau Wendy's. Hamburger mendapatkan banyak penggemar sebab cara pembuatan nan praktis dan mudah. Ini membuat konsumen tidak perlu lama menunggu menu nan mereka pesan.

Kepopuleran burger semakin membahana manakala pemilik restoran gencar menayangkan produk mereka melalui iklan televisi maupun media cetak. Tidak heran, peminat burger makin lama makin banyak.

Variasi pun dilakukan sinkron selera konsumen dan citarasa sendiri. Jika selama ini burger identik dengan daging sapi, daging sapi tersebut dapat diganti dengan daging babi, cumi-cumi, ikan, udang, lobster, bahkan ayam. Di Jepang, Cina, dan Taiwan, bahkan ada nan disebut Rice Burger. Burger ini berasal dari nasi sebagai pengganti roti.

Ada juga burger vegetarian nan ditujukan buat orang-orang nan tak mengonsumsi daging atau vegetarian. Kalau selama ini hamburger identik dengan daging nan 'terapit' di antara dua bongkahan roti, maka konsumen vegetarian mendapatkan burger khusus.

Burger vegan atau tanpa daging ini terbuat dari sayuran nan dipadukan dengan kacang tanah, jamur, protein kedelai, produk susu, gluten dari tepung, atau kombinasi dari semua bahan tanpa daging. Burger jenis ini dijual di banyak supermarket di Amerika Perkumpulan dan Kanada.

Burger vegetarian muncul sejak 2005 dan tersedia di loka makan Burger King dan beberapa subways. Begitu juga terdapat di restoran fast food yang lain seperti Red Hobin, Chilis, Denny's, Johny Rockets, Ruby Tuesday's, dan Hard Rock Café.

Di Indonesia, bahan tempe bahkan dapat dijadikan pengganti daging dalam sebuah hamburger. Bahkan dikenal istilah burger batok atau burger nan dimasak dengan cara dikukus dengan batok kepala. Soal rasa, tidak perlu ditanya. Pastilah amat menggoyang lidah dan bikin ketagihan.

Itulah, informasi singkat tentang makanan nonasli Indonesia. Ada baiknya buat membatasi mengonsumsi makanan cepat saji. Alangkah lebih baik tetap memakan makanan orisinil Indonesia protesis sendiri sebab bebas dari bahan pengawet. Jadi, sebaiknya tak perlu menikmati hamburger secara berlebih atau dijadikan menu tetap. Cukup menjadikan makanan tersebut sebagai 'jajanan' saja.