Siklus Hayati Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Aedes Aegypti

Siklus Hayati Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Aedes Aegypti

Demam berdarah tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Begitu pula dengan nyamuk penyebab demam berdarah , yaitu si nyamuk Aedes Aegypti. Namun, dibalik ketenaran penyakit nan satu ini, benarkah kita sudah mengenal si Aedes Aegypti dengan baik? Jika ya, mengapa juga penyakit ini masih saja merajalela?

Nah, supaya kita dapat ‘putus hubungan’ dengan penyakit demam berdarah, mengenal segala tektek bengek si nyamuk penyebab demam berdarah biang keladi ini ialah hal nan primer dilakukan.



Klasifikasi Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Aedes Aegypti

Nyamuk penyebab demam berdarah Aedes Aegypti ialah hewan nan termasuk ke dalam golongan insekta (serangga) dari ordo diptera (bersayap sepasang). Nyamuk ini merupakan salah satu hewan nan paling mematikan di dunia.

Bagaimana tidak, gigitan satu ekor nyamuk Aedes Aegypti ini di kulit manusia dapat mengakibatkan kematian. Penyakit nan disebabkannya disebut sebagai demam berdarah.

Aedes Aegypti nan menggigit kulit manusia ialah nyamuk Aedes Aegypti betina. Adapun nyamuk Aedes Aegypti jantan tidaklah menghisap darah tetapi memakan nektar (sari bunga).

Hal nan membuat nyamuk betina ini membutuhkan darah ialah sebab dia membutuhkan banyak protein sebagai nutrisi bagi telur dan calon anak-anaknya. Meskipun nyamuk betina ini memakan darah, ketika mereka tak akan dan tak sedang bertelur, nyamuk betina juga memakan nektar.



Siklus Hayati Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Aedes Aegypti

Semua nyamuk mengalami siklus hayati nan disebut sebagai metamorfosis. Metamorfosisnya ialah metamorfosis paripurna (4 tahap). Metamorfosis itu sendiri merupakan proses perubahan bentuk tubuh makhluk hayati selama masa hidupnya.

Nyamuk betina bertelur di permukaan air. Kemudian, telur berubah bentuk menjadi larva. Dalam satu hingga dua minggu, larva kemudian akan berubah menjadi pupa (kepompong). Saat fase pupa, nyamuk tak makan, tetapi tetap aktif berenang di atas permukaan air. Dalam beberapa hari, pupa akan membuka dan keluarlah nyamuk dewasa.

Nyamuk betina dewasa dapat hayati selama 2 hingga 2 bulan, sedangkan nyamuk jantan dewasa hanya berumur seminggu saja.



Adaptasi dan Pertahanan Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Aedes Aegypti

Nyamuk jantan menggunakan antena sebagai alat indra. Indra ini juga digunakan dalam mendeteksi pasangannya dengan cara mendengung. Dengungan ini dapat terjadi sebanyak 250 kali dalam 1 detik.

Nyamuk betina mencari darah dengan cara mendeteksi karbondioksida dan oktenol nan dihasilkan saat makhluk hayati sasaran bernapas dan berkeringat (termasuk manusia). Ketika nyamuk betina mendeteksi karbondioksida, mereka akan terbang ke atas sampai dia menemukan sumbernya.

Darah nan diisapnya bukanlah buat energi tubuhnya melainkan buat kebutuhan perkembangan anak-anaknya.



Persebaran dan Penularan Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk Aedes Aegypti tersebar di berbagai Negara. Dari mulai Negara-negara tropis hingga Negara-negara subtropis. Seperti Asia Tenggara, Afrika, Amerika, Mediterania, hingga Pasifik.

Tempat nan paling banyak menyebarkan nyamuk ini biasanya ialah loka nan mempunyai sistem air nan jelek (air nan tak mengalir). Di loka inilah biasanya nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

Kemampuan terbang nyamuk Aedes Aegypti dapat mencapai jeda nan sangat jauh dari sarangnya (sekitar 121 km). Itu sebabnya, walaupun kita menjaga lingkungan sekitar agar higienis dari sarang nyamuk, kita masih dapat tergigit oleh nyamuk Aedes Aegypti dari sarangnya nan sangat jauh sekali.

Peneliti juga sukses memperoleh informasi lain bahwa nyamuk penyebab demam berdarah ini akan aktif sampai malam dan bahagia hayati di air nan kotor. Maka dari itu digalangkanlah 3M salah satunya menguras dan menutup loka penampungan air agar air tak kotor dan dihinggapi atau didiami oleh nyamuk penyebab demam berdarah ini.

Peneliti tersebut mengungkapkan bagaiman hasil penelitian itu terbukti kebenarannya. Sekitar tahun 2006 tim peneliti membuat atau meniru dari genangan air kotor nan sebenarnya di laboratorium mereka menggunakan air sabun nan dicampur dengan kaporit dan kotoran ayam hingga menyerupai polutan air alam.

Lalu diletakkanlah jentik-jentik nyamuk nan masih berupa telur dan ternyata jentik nyamuknya bisa tumbuh hingga dewasa. Walau demikian sebenarnya mereka belum mencoba nya di lam, namun mungkin akan sama juga jika terjadi di alam.

Nyamuk penyebab demam berdarah aedes aegypti bukan hanya dapat menggigit pada siang hari namun mesih juga dapat menggigit manusia sampai dengan pukul 9 malam. Namun pada saat itu nyamuk tak gencar melakukan aktifitasnya, puncak aktifitasnya itu antara jam 08.00 sampai 09.00 pagi dan juga pada pukul 16.00 sampai dengan 17.00 saat itulah nyamuk penyebab demam berdarah ini sedang aktif-aktifnya.

Lantas bagaimana cara pembunuhan nyamuk tersebut apakah dengan melakukan fogging atau pengasapan nyamuk itu akan hilang? Jawabannya ialah fogging itu dapat membunuh nyamuk namun nyamuk nan sudah dewasa sedangkan jentik-jentik atau telur nyamuknya tak mempan terkena pengasapan tersebut.

Nyamuk akan bertelur di dalam permukaan air sehingga jika bak mandi dalam rumah Anda tak dikuras selama kurang lebih seminggu akan terlihat plak berwarna hitam dan nyatanya itu ialah telur-telur dari nyamuk dewasa, memang tak tampak jika dengan mata telanjang kalau melihatnya dengan kaca pembesar baru terlihat bercak hitam itu sebenarnya ialah telur nyamuk.

Lalu telur tersebut akan berubah menjadi larva saat sudah memasuki hari ke dua atau ketiganya. Kemudian jika telur itu kering sehingga tak dapat menetas mereka tetap dapat bertahan tak wafat selama berbulan-bulan lamanya. Dan mereka akan dapat menetas jika bersentuhan atau terkena air dan akan bermetamorfosis hingga menjadi dewasa.

Penularan dari nyamuk penyebab demam berdarah ini terjadi jika si nyamuk menggigit orang nan sudah terserang penyakit demam berdarah nyamuk itu akan membawa virus dari orang nan sakit lalu virus tersebut akan mengalami masa inkubasi dalam tubuh nyamuk selama sekitar 8 sampai 10 hari. Lalu jika kemudian si nyamuk nan telah membawa virus itu menggigit orang nan sehat maka virus akan tertularkan kepada orang sehat itu.



Ciri-Ciri Penyakit Demam Berdarah dan Mencegah Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti

Gejala penyakit demam berdarah akan timbul ketika sudah melewati masa inkubasi selama tiga sampai lima hari sejak terserang virusnya. Inilah gejala-gejala tersebut:

Demam tinggi secara mendadak selama 2-7 hari panas badannya 38oC sampai 40oC.

Mengalami perasaan menggigil, nyeri saat menggerakan bola mata, nyeri kepala dan nyeri punggung pada awalnya.

Saat diperiksa dengan uji torniquet akan terlihat bintik-binti merah di kulit.

Lalu terjadi pembesaran hati.

Tekanan darah akan menurun sampai mengakibatkan syok.

Trombosit akan turun dibawah 100.000/mm3 sementara hemetokrit akan meningkat menjadi diatas 20%.

Tingkat selanjutnya terjadi mimisan atau keluar darah dari hidung dan gusi.

Buang air besarnya akan berupa lendir bercampur dengan darah.

Demam akan mengakibatkan pegal juga sakit pada sendi.

Pencegahan gigitan nyamuk Aedes Aegypti agar tak sampai menjadi demam berdarah sudah sangat kita kenal. Pemerintah kita sudah sejak lama memasyarakatkan program pencegahan demam berdarah ini. Usaha nan dilakukan berupa program 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.

Menguras, berarti rajin membersihkan tempat-tempat penampungan air agar dapat dicegah dari pembentukan sarang nyamuk penyebab demam berdarah. Menutup, berarti menutup semua loka penampungan air agar nyamuk tak dapat bersarang. Adapun mengubur ialah mengubur/ menimbun semua barang nan berpotensi menjadi sarang nyamuk di dalam tanah.

Maka dari itu marilah kita sama-sama mewujudkan masyarakat nan sehat. Biasakanlah buat hayati bersih, melakukan 3 M sebagai pencegahan demam berdarah. Dan jika Anda mengalami gejala-gejala seperti telah disebutkan tadi jangan ditunda-tunda langsung saja periksakan ke puskesmas atau pusat pelayanan kesehatan nan lain. Jagalah, cintai dan rawat diri Anda dari ancaman berbagai macam penyakit.