Jenis-Jenis Penelitian

Jenis-Jenis Penelitian

Suatu kebenaran objektif bisa ditemukan atau dicari dengan menggunakan metode penelitian ilmiah. Penelitian berasal dari bahasa Inggris yaitu research yang berasal dari kata re yang artinya kembali dan to search nan berarti mencari. Dengan demikian research atau riset memiliki pengertian mencari kembali.



Gambaran Jenis Penelitian

Secara generik jenis-jenis penelitian berdasarkan jenisnya ialah sebagai berikut. Pertama, Penelitian Dasar atau Penelitian Murni, ialah penelitian nan bertujuan menemukan suatu generalisasi atau berusaha menemukan teori nan berlaku secara umum. Misalkan Einsten membuat teori relativitas.

Kedua, Penelitian Terapan ialah penelitian nan mengarahkan buat kepentingan praktis di bidang kehidupan sehari-hari. Contohnya penelitian terhadap tumbuhan buat dijadikan obat tradisional.

Dilihat dari bidang nan hendak diteliti, penelitian dibagi menjadi dua, yaitu Penelitian Alam nan memiliki objek nan riil nan dikenal dengan fakta dan pmbuktian dari kenyataan. Yang berikutnya ialah Penelitian Sosial dengan objek penelitiannya ialah manusia dan fenomena, gejala nan terjadi di lingkungannya.

Untuk melakukan penelitian dibutuhkan loka agar penelitian dapat berjalan. Penelitian menurut loka dilaksanakannya ialah sebagai berikut.

Penelitian Lapangan, ialah penelitian nan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan nan sebenarnya. Misalnya penelitian penduduk kampung Naga, penelitian kehidupan pedagang kaki lima, penelitian pecandu narkotika dan lain sebagainya.

Pada intinya, penelitian lapangan merupakan metode nan secara spesifik dan realistis mengenai apa nan terjadi di dalam masyarakat. Dengan adanya peristiwa atau kenyataan aktual baik di bidang budaya atau sosial politik mendorong buat mengekspresikan diri dalam bidang pengetahuan.

Proses-proses nan terjadi di masyarakat tak berdiri dengan sendirinya, ia berkaitan dengan bidang nan lainnya, misalkan penelitian mengenai serikat motor, gaya hayati rambut berwarna, macam-macam kelompok beragama dan lain-lain. Pada umumnya penelitian lapangan bertujuan buat memecahkan masalah-masalah praktis nan terjadi di dalam masyarakat.

Penelitian Laboratorium, ialah penelitian nan dilakukan dalam loka nan secara spesifik digunakan buat melakukan penelitian ilmiah dan kerja ilmiah. Laboratorium identik dengan loka buat melakukan penelitian fisika, kimia, kedokteran (yang berhubungan dengan zat-zat kimia dan sebagainya).

Namun pada penelitian ilmiah, penelitian laboratorium bisa dipakai buat penelitian sosial nan biasanya digunakan dengan cara pengumpulan data, mengadakan analisis, tes, serta memberikan interpretasi terhadap sejumlah data dan meramalkannya dengan mobilitas atau gejala sosial nan sedang terjadi di masyarakat.

Penelitian laboratorium objek nan diteliti umumnya dapat mengenai masalah-masalah nan bersifat teoretis atau praktis nan dikerjakaan oleh satu tim ahli.

Penelitian Kepustakaan, ialah penelitian nan bertujuan buat mengumpulkan data-data dan segala informasi dengan donasi dari macam-macam materi nan terdapat di dalam ruang kepustakaan.

Misalkan berupa literatur, buku-buku, majalah, naskah-naskah kuno, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen, dan lain sebagainya. Data nan diperoleh dari kepustakaan bisa dijadikan pondasi dasar dan alat primer bagi praktik penelitian di tengah lapangan.



Jenis-Jenis Penelitian

1. Penelitian Historis

Berbicara mengenai jenis-jenis penelitian, rasanya kurang lengkap jika tak mengupas penelitian historis, penelitian nan menggunakan metode historis. “Historis” artinya berhubungan dengan sejarah. Sejarah ialah studi tentang masa lalu dengan menggunakan kerangka gambaran dan penjelasan.

Seperti ilmu-ilmu sosial nan lain, sejarah merupakan studi realitas nan menggunakan berbagai termin generalisasi buat memaparkan, menafsirkan, dan menjelaskan data. Dengan metode historis, seorang ilmuwan sosial mencoba menjawab masalah-masalah nan dihadapi.

Ahli komunikasi, misalnya, ingin mengetahui interaksi antara media barud engan tumbuhnya perangkat-perangkat sosial nan baru. Untuk menjawab pertanyaan itu, ia harus menggunakan sistematika penelitian nan cermat dan bukan sekadar mengumpulkan catatan-catatan saja.



2. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tak mencari atau menjelaskan hubungan, tak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa peneliti memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian historis dan eksperimental.

Memang belum ada kesepakatan tentang pengertian metode deskriptif. Di sini, “deskriptif” diartikan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Pengertian ini sama dengan analisis deskriptif dalam statistik, sebagai versus dari analisis inferensial.

Pada hakikatnya metode dalam penelitian deskriptif mengumpulkan data secara univariat. Ciri data diperoleh dengan ukuran-ukuran kesamaan pusat atau ukuran sebaran.



3. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional sebenarnya kelanjutan dari metode deskriptif. Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusunnya secara sistematis, faktual dan cermat. Metode deskriptif tak menjelaskan interaksi di antara variabel, tak menguji hipotesis atau melakukan prediksi.

Survai majalah Tempo menghimpun keterangan tentang responden nan meliputi usia, pendidikan, status sosial ekonomi, terpaan radio, dan sebagainya. Jumlah responden buat setiap klasifikasi variabel dihitung frekuensinya.

Kita mulai memasuki metode korelasional bila kita mencoba meneliti interaksi di antara variabel-variabel. Misalnya, kita ingin mengetahui interaksi antara usia dengan ruang nan minimatinya; apakah pembaca nan lebih tua cenderung menyenangi tajuk rencara, apakah responden nan lebih muda cenderung menyukai pokok dan tokoh.



4. Penelitian Eksperimental

Penelitian eksperimental bertujuan buat meneliti interaksi sebab-akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol nan tak mengalami manipulasi.

Manipulasi berarti mengubah secara sistematis sifat-sifat atau nilai-nilai variabel bebas. Setelah dimanipulasikan, variabel bebas itu biasanya disebut garapan. Untuk meneliti imbas adegan kekerasan dalam televisi pada sifat militan anak, kita bisa memperlihatkan dua macam acara televisi.

Kepada satu kelompok dipertunjukkan acara nan penuh adegan kekerasan, seperti membunuh, memukul, merusak, dan sebagainya. Kepada kelompok lain kita sajikan acara ringan, seperti rekreasi atau komedi. Kelompok pertama disebut kelompok eksperimental, nan kedua kelompok kontrol. Adegan kekerasan kita sebut garapan, karena kelompok eksperimen kita garap dengan variabel nan kita manipulasikan.

Katakanlah, militan anak diukur dengan mengamati tingkah laku mereka setelah menonton televisi tersebut dalam periode tertentu. Terbukti, misalnya, bahwa anak nan terbuka atau exposed pada adegan kekerasan lebih militan dari kelompok anak nan lain.



5. Penelitian Fenomenologi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian fenomenologi. Tradisi fenomenologi menurut Creswell ialah berupaya menjelaskan makna pengalaman hayati sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala, termasuk di dalamnya konsip diri atau etos (Creswell, 1998: 51).

Moleong menjelaskan bahwa fenomenologi tak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang nan sedang diteliti oleh mereka. Inkuiri fenomenologi memulai dengan diam.

Diam merupakan tindakan buat menagkap pengertian sesuatu nan sedang diteliti. Mereka berusaha buat masuk ke dalam global konseptual para subjek nan ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian nan dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari (Moleong, 200: 9).

Littlejohn menyebutkan “phenomenology makes actual lived experience the basic data of reality” (Littlejohn, 1996: 204), jadi fenomenologi menjadikan mengalaman hayati nan sesungguhnya sebagai data dasar dari realitas.

Dengan mengutip pendapat Richard E. Palmer, Littejohn lebih jauh menjelaskan fenomenologi berarti membiarkan segala sesuatu menjadi konkret sebagaimana aslinya, tanpa memaksakan kategori-kategori peneliti terhadapnya.

Seorang ilmuwan nan “objektif” menghipotesiskan sebuah struktur eksklusif dan kemudian memeriksa apakah struktur tersebut memang ada; seorang fenomenolog tak pernah membuat hipotesis, tetapi menyelidiki dengan akurat pengalaman langsung nan sesungguhnya buat melihat bagaimana tampaknya.



6. Penelitian Etnografi Komunikasi

Etnografi komunikasi merupakan pengembangan dari etnografi dan liguistik. Menurut Margaret Mead dan Seville-Troike (dalam Kuswarno, 2008: 32) etnografi merupakan inti dari antropologi.

Spradley, menyatakan bahwa kajian lapangan khas etnografi ialah tonggak antropologi budaya. Oleh sebab itu mempelajari etnografi berarti belajar jantungnya antropologi, khususnya antropologi sosial (Basrowi dan Sudikin, 2002: 75-76).

Etnografi sebenarnya juga memanfaatkan beberapa teknik pengumpulan data, meskipun teknik utamanya ialah pengamatan berperan serta ( participant observation ). Istilah etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan graphy (menguraikan).

Etnografi nan akarnya antropologi pada dasarnya ialah kegiatan peneliti buat memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui kenyataan teramati kehidupan sehari-hari.

Jadi etnografi lazimnya bertujuan menguraikan suatu budaya secara menyeluruh, yakni semua aspek budaya, baik nan bersifat material seperti artefak budaya (alat-alat, pakaian, bangunan, dan sebagainya) dan nan bersifat abstrak, seperti pengalaman, kepercayaan, norma, dan sistem nilai kelompok nan diteliti. Uraian tebal ( thick description ) merupakan karakteristik primer etnografi (dalam Mulyana, 2006: 161).

Etnografi komunikasi ( ethnography of communication ) merupakan pengembangan dari Etnografi berbicara ( Ethnography of speaking ), nan dikemukakan oleh Dell Hymes pada tahun 1962 (dalam Ibrahim, 1994: v).

Pengkajian etnografi komunikasi ditujukan pada kajian peranan bahasa dalam konduite komunikasi suatu masyarakat, yaitu mengenai cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat.