Macam-macam Kebudayaan - Nilai Budaya Barat

Macam-macam Kebudayaan - Nilai Budaya Barat

Kebudayaan ialah hal nan luas. Kebudayaan lahir dari masyarakat dan bukti dari sebuah peradaban manusia. Macam-macam kebudayaan yang tercipta di muka bumi ini tak lain ialah sebab hasil pemikiran dari banyak manusia, banyak ide dan banyak keinginan.



Macam-macam Kebudayaan - Karya Sastra sebagai Bagian dari Kebudayaan

Macam-macam kebudayaan tersebut pada akhirnya melahirkan banyak produk kebudayaan. Produk kebudayaan tersebut seringkali erat dikaitkan dengan sebuah karya sastra. Sama seperti kebudayaan itu sendiri, karya sastra bersumber dari kehidupan nan bertata nilai.

Pada gilirannya macam-macam kebudayaan tersebut memberi sumbangan bagi terbentuknya tata nilai. Oleh sebab itu, karya sastra tak semata-mata dibuat buat media hiburan saja. Akan tetapi, dengan penuh pencerahan pengarangnya ingin menyampaikan nilai-nilai nan agung nan dibutuhkan manusia pada umumnya. Sastra juga dapat menjadi sebuah cerminan suatu budaya nan dimiliki oeh masyarakat.

Kaitan antara sastra dan budaya sangat erat. Sastra ialah bagian dari kebudayaan, dan pada sisi lain sastra menjadi wahana buat membentuk nilai-nilai budaya masyarakat. Secara singkat, karya-karya sastra ialah hasil dari macam-macam kebudayaan.

Pepper (1958: 7) mengatakan bahwa nilai ialah segala sesuatu tentang nan baik dan buruk. Adapun nilai-nilai ialah perasaan-perasaan tentang apa nan diinginkan ataupun nan tak diinginkan atau tentang apa nan boleh atau tak boleh. Nilai sering dipengaruhi oleh keyakinan atau kepercayaan. Dan keyakinan serta kepercayaan berperan dalam terciptanya macam-macam kebudayaan.

Ada beberapa strata nilai (Sulaeman, 1998) nan berpengaruh terhadap terciptanya macam-macam kebudayaan, yaitu sebagai berikut.

  1. Perasaan (sentimen). Perasaan dipakai sebagai suatu landasan bagi orang-orang buat membuat keputusan dan sebagai sumber baku tingkah laku.

  2. Norma-norma moral, merupakan baku tingkah laku nan berfungsi sebagai kerangka patokan dalam berinteraksi.

  3. Keakuan (kedirian), berperan dalam membentuk kepribadian melalui proses pengalaman sosial.

Seperti halnya nilai moral, nilai-nilai budaya pun memuat konsep-konsep tentang segala sesuatu nan dipandang baik dan berharga di dalam kehidupan. Karena macam-macama kebudayaan dibatasi oleh suku bangsa dan bangsa. Artinya, sesuatu nan dianggap baik oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa eksklusif belum tentu dipandang baik oleh nan lain. Karena nilai rasa dan moral nan berbeda.

Menurut Koentjoroningrat, unsur-unsur budaya terdiri atas:

  1. Sistem religi dan upacara keagamaan,
  2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan,
  3. Sistem pengetahuan,
  4. Bahasa,
  5. Kesenian,
  6. Ssistem mata pencaharian hidup,
  7. Sistem teknologi dan peralatan.

Dalam lingkup lebih luas, dikenal adanya nilai-nilai budaya Timur dan nilai-nilai budaya Barat. Macam-macam kebudayaan tersebut kemudian dibedakan menjadi budaya timur dan budaya barat.

Macam-macam Kebudayaan - Nilai Budaya Timur

Macam-macam kebudayaan pertama ialah berbicara tentang nilai budaya Timur nan pada intinya banyak bersumber dari agama. Inti kepribadian manusia Timur terletak pada hatinya. Dengan hatinya mereka menyatukan akal budi, intuisi, intelegensi, dan perasaan.

Pemikiran Timur lebih menekankan unsur terdalam dari jiwa. Macam-macam kebudayaan nan memiliki nilai Timur lebih menekankan disiplin mengendalikan diri, sederhana, tak mementingkan dunia. Sesuatu nan baik menurut budaya Timur tak terdapat hanya dalam global benda (materialisme), tak dengan memanipulasi alam (eksploitasi), atau mengubah masyarakat dan mencari kesenangan dirinya (hedonisme).

Sesuatu nan baik menurut budaya Timur ialah sesuatu nan diperoleh melalui pencarian zat nan satu, di dalam diri kita atau di luarnya. Jalan buat memperoleh hikmah keselamatan dan kebebasan diri dari penderitaan global tak terletak pada akal budi, tetapi melalui meditasi, beribadah, atau tirakat.

Sikap orang Timur terhadap alam ialah menyatu dengan alam, tak mengeksploitasi alam, bahkan menginginkan harmoni dengan alam. Sebab, alam merupakan bagian nan tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Indonesia sebagai bagian dari wilayah nan menganut kebudayaan Timur, harus mementingkan kerohanian, perasaan, gotong-royong, dan menjaga keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Itulah sebabnya, macam-macam kebudayaan nan dimiliki Indonesia memiliki kriteria nan sama dengan nilai-nilai budaya timur.

Permasalahan nan kemudian muncul ialah pengaruh budaya Barat nan mulai mengena. Unsur Budaya Barat hendaknya diserap secara selektif dan hati-hati. Kemajuan Barat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi patut kita tiru. Adapun bentuk budaya Barat berupa sikap gaya hayati mewah, individualisme, dan jauh dari kehidupan agama tak patut buat dicontoh.



Macam-macam Kebudayaan - Nilai Budaya Barat

Macam-macam kebudayaan nan dimiliki oleh budaya Barat cenderung merupakan sisi kebalikan dari nilai-nilai budaya Timur. Budaya Barat lebih menekankan global objektif dibandingkan perasaan sehingga hasil pola pemikirannya membuahkan sains dan teknologi. Nilai budaya Barat lebih ditekankan pada akan pikiran. Barat hanya meyakini sesuatu nan masuk akal saja, sehingga ritual keagamaan dipandang sebagai sesuatu nan tak masuk akal (irasional).

Kehidupan Barat lebih terpikat pada kemajuan material dan hidup. Barat hayati dalam global teknis dan ilmiah sehingga mereka menganggap pikiran nilai-nilai hayati nan meminta kepekaan hati sebagai sesuatu nan tak bermutu. Nilai-nilai seperti itu sebagian besar memang tampak pada macam-macam kebudayaan Barat.

Menurut To Thi Anh (1975), ada tiga nilai krusial nan mendasari semua nilai di Barat, yakni prestise manusia, kebebasan, dan teknologi.



1. Macam-macam Kebudayaan - Nilai-nilai Budaya Barat dan Prestise Manusia

Barat menganggap bahwa manusia ialah ukuran buat segalanya. Maksudnya, manusia mempunyai kemampuan buat menyempurnakan hidupnya sendiri berdasarkan akal, intelektual, dan pengalaman. Di Barat kepuasan diperoleh melalui usaha-usaha atau perhatian terhadap benda, kenikmatan, dan keselarasan di dunia. Usaha-usaha itu dengan sendirinya bisa menimbulkan kondisi kehidupan nan penuh dengan persaingan dan terkadang menimbulkan kekacauan. Macam-macam kebudayaan khas Barat pun seringkali bersentuhan dengan hal-hal seperti itu.



2. Macam-macam Kebudayaan - Nilai-nilai Budaya Barat dan Kebebasan

Semua orang Timur menganggap bahwa Barat itu negara kebebasan. Segala sesuatunya serba mungkin terjadi. Spontanitas lebih dihargai dan individu bebas dari tekanan dan campur tangan orang lain. Akhirnya, kebebasan itu diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan sosial, politik, macam-macam kebudayaan, dan ekonomi.

Namun, kebebasan ini ternyata menyebabkan orang menjadi tak bebas lagi. Sebagai dampak dari kebebasan itu pulalah, nilai-nilai generik dan nilai-nilai bersama semakin pudar. Tidak ada lagi rasa kebersamaan dan gotong royong. Nilai nan tumbuh fertile ialah nilai-nilai kepentingan diri sendiri, kepentingan kelompok kecil, atau kelas masyarakat tertentu. Macam-macam kebudayan tersebut kehilangan nilai rasa nan indah, menurut budaya Timur.



3. Macam-macam Kebudayaan - Nilai-nilai Budaya Barat dan Teknologi

Harus diakui bahwa teknologi Barat membuat kagum dan iri bangsa Timur. Tidak sedikit negara Timur nan menjadi korban “penjajahan” teknologi Barat sebab rasa kagum ini. Hasil teknologi Barat melebihi kebutuhan manusia bahkan mengganggu kepentingan manusia sebab terlalu cepat sampai ke depan. Teknologi nan mereka ciptakan ialah salah satu dari macam-macam teknologi nan ada di global Barat.

Di Barat tak sedikit manusia nan dikuasai perubahan teknologi. Perubahan itu menyebabkan mereka kehilangan arah, hilang kepercayaan terhadap diri sendiri, kehilangan nilai-nilai hayati dan keimanan. Akhirnya, timbul kecemasan, tak acuh tidak acuh, dan terganggu kesehatan fisik dan jiwanya. Macam-macam kebudayaan nan sifatnya tradisional pun perlahan mulai terkikis.

Nilai-nilai budaya tersebut bisa tergambar dalam sebuah novel atau teks prosa lainnya. Tentu saja ini dipengaruhi oleh latar belakang dan sikap hayati pengarang. Jika pengarangnya mempunyai prinsip hayati dalam budaya Timur, sudah bisa dipastikan nilai-nilai nan muncul dalam karyanya ialah nilai-nilai budaya Timur.

Bahwa kontradiksi antara cara pandang budaya Timur dan budaya Barat akan terus terjadi. Macam-macam kebudayaan tersebut mau tak mau memang saling bersinggungan. Dan satu hal nan harus dipahami adalah, global latif sebab terciptanya berbagai perbedaan, begitupun dengan kebudayaan. Jadi, berbeda dalam berbudaya itu sejatinya ialah wajar.