Tips Cara Membasmi Tikus Sawah

Tips Cara Membasmi Tikus Sawah

Tikus sawah memang menjadi musuh primer bagi para petani. Binatang ini merupakan salah satu hama, nan dapat menyebabkan panen padi menjadi gagal. Berbagai langkah cara membasmi tikus sawah ini, telah dilakukan oleh para petani ataupun pemerintah. Baik nan dilakukan secara fisik mekanik, kultur teknis, atapun secara kimia.



Hama Tikus Sawah

Pengendalian tikus sebagai hama secara kimiawi, sebenarnya merupakan langkah nan paling biasa dilakukan. Hal itu sebab hasilnya bisa segera terlihat, selain mudah dilakukan pada areal sawah nan luas. Sayangnya penggunaan kimia nan dilakukan secara terus-menerus, dapat saja menimbulkan masalah baru bagi lingkungan.

Dalam mengurangi bahaya negatif dari bahan kimiawi, perlu dicari langkah-langkah pengendalian lainnya. Sebagai contoh menggunaan bahan nan selama ini dikenal tak disukai tikus.

Langkah itu merupakan satu cara alternatif dalam pengendalian tikus sawah nan lebih aman. Pasalnya bahan alami itu tak meracuni, namun memanfaatkan penciuman tikus nan lebih peka.

Dengan pemanfaatan bahan nan tak disenangi tikus, setidaknya bisa memengaruhi daya tahan tikus dalam aktivitasnya. Tikus sawah setiap tahunnya dapat merusak lebih dari 17 %, dari total jumlah wilayah padi. Hal ini terjadi lebih dikarenakan terlambatnya pengendalian nan dilakukan petani , serta monitoring nan lemah.

Petani juga mengalami ketidaktahuan informasi mengenai dinamika atau perkembangan populasi tikus sawah, sehingga berdampak pada lemahnya monitoring.Hal tersebut nan akhirnya bisa mengakibatkan meningkatnya tikus di sawah.

Selain itu, nan tak kalah penting, yakni masih adanya pemikiran mistis nan menghinggap dibenak para petani. Semisal pada lingkungan masyarakat di Jawa. Apabila para petani melihat tikus, maka tak boleh mengatakan tikus, tetapi dengan sebutan den bagus. Dengan keadaan ini, sebenarnya dapat menjadi penghambat dalam usaha penanggulangan hama tikus sawah ini.

Banyak pihak nan akhirnya menyarankan agar dilakukan PHTT atau Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Cara PHTT ini diterapkan berdasarkan pemahaman ekologi terhadap tikus sawah. Namun, langkah ini harus dilakukan secara intensif serta kontinyu. Hal itu dimaksudkan agar taktik teknologi nan dilakukannya dapat sinkron ataupun tepat waktu.

Kegiatan pengendalian ini juga diproyeksikan sebelum fase tanam. Tujuannya agar dapat menurunkan kuantitas tikus seminimal mungkin, sebelum kelak terjadi perkembangan tikus nan lebih cepat. Aplikasi terhadap pengendalian ini dapat dilakukan oleh para petani secara berkelompok, serta terkoordinasi.

Sebenarnya tikus nan telah tertangkap ataupun terbunuh, hanyalah sebuah indikasi turunnya populasi . Namun, hal nan lebih diwaspadai, yakni populasi tikus nan masih hidup.

Pasalnya tikus nan masih hayati itu akan terus berkembang pesat, selama datangnya musim tanam padi. Para petani juga harus memonitoring aktivitas nan dilakukan tikus sebab hal tersebut sangatlah krusial buat diketahui sejak dini.

Cara monitoring aktivitas tikus semisal dengan mengamati lubang aktif, jalur jalan tikus, jejak tikus, kerusakan padi , ataupun kotoran nan dihasilkan tikus. Satu hal lagi nan tak kalah krusial ialah mengetahui kemungkinan terjadinya perpindahan tikus, nan dapat saja dilakukan secara tiba-tiba.



Tips Cara Membasmi Tikus Sawah

Berikut ini akan diberikan beberapa tips, cara membasmi tikus sawah nan dapat dilakukan oleh para petani perorangan ataupun secara berkelompok.



1. Coba dengan cara tanam dan panen serempak.

Dalam satu area sawah, diusahakan agar selisih waktu tanam padi ataupun panen tak melebihi 2 minggu. Hal itu dilakukan buat membatasi ketersediaan padi generatif sebagai pakan, sehingga kemungkinan terjadinya perkembangbiakan tikus dapat diminimalisir.



2. Cobalah dengan cara sanitasi habitat.

Langkah ini dapat dilakukan selama musim tanam padi. Caranya ialah dengan membersihkan semak-semak pada sarang primer tikus. Dapat saja di sekitar jalan sawah, tanggul irigasi, batas perkampungan, parit, pematang sawah, ataupun saluran irigasi . Agar lebih paripurna boleh dilakukan pemugaran ukuran pematang sawah, agar tak dimanfaat loka bersarang tikus.



3. Cobalah dengan razia massal.

Langkah ini dilaksanakan secara serentak, pada ketika awal tanam nan melibatkan petani dalam skala besar. Dalam kegiatan ini petani dapat menggunakan berbagai cara buat menangkap ataupun membunuh tikus. Semisal memanfaatkan anjing, ekskavasi sarang dengan cangkul, pemukulan dengan kayu, penjeratan ataupun dengan pengoboran di malam hari.



4. Cobalah dengan pengemposan atau fumigasi.

Cara fumigasi bisa memperoleh hasil efektif, apabila sukses membunuh seluruh tikus nan menghuni di dalam sarangnya. Diawali dengan menutup lubang tikus menggunakan lumpur, namun setelah fumigasi dilakukan sarang tikus tak perlu dibongkar.



5. Cobalah dengan TBS (Trap Barrier System).

Trap Barrier System ini dapat diimplementasikan pada daerah endemik tikus, di mana saat pola tanam serempak. Dengan menggunakan TBS berukuran sekitar 20 x 20 m, diyakini dapat mengamankan padi dari agresi tikus pada sawah sekitar 15 ha.



6. Cobalah dengan (LTBS) Linier Trap Barrier System.

Linier Trap Barrier System merupakan bentangan pagar nan terbuat dari plastik atau terpal, dengan tinggi sekitar 50 cm. Lantas ditegakkan dengan donasi bambu.

Di setiap jeda sekitar 1 m, dapat dilengkapi dengan perangkap. LTBS ini dapat dipasang pada daerah loka habitat tikus sawah atau dapat juga ketika terjadi perpindahan tikus.



7. Coba dengan memanfaatkan musuh alami.

Langkah ini memang dapat dikatakan sebagai cara paling mudah, namun dapat menjaga ekuilibrium ekosistem . Cara ini dapat dilakukan dengan membiarkan ular sawah buat hidup.

Tujuannya agar ular sawah dapat berperan sebagai predator, sehingga bisa menekan populasi tikus di sawah. Selain ular, petani juga dapat memanfaatkan pemangsa tikus lainnya. Semisal anjing, burung hantu, kucing, ataupun burung elang.



8. Coba dengan cara rodentisida.

Langkah ini biasanya hanyalah digunakan, apabila jumlah tikus sawah sangat tinggi. Namun, pemakaian rodentisida haruslah sinkron dengan takaran nan telah dianjurkan. Petani dapat menaruh umpan di loka primer tikus. Semisal jalan sawah, tanggul irigasi, pematang besar, bahkan di perkampungan.



9. Cara-cara tradisonal lainnya.

Selain langkah-langkah di atas, biasanya setiap daerah memiliki cara masing-masing nan telah turun-temurun dalam mengatasi tikus sawah. Semisal dengan cara penggenangan pada sarang tikus, bunyi-bunyian, penjaringan, ataupun dengan pemerangkapan.

Cara-cara di atas memang bukan langkah satu-satunya, masih ada cara-cara lain nan dapat dilakukan para petani. Yang tak kalah krusial dalam memerangi tikus sawah ialah mempertahankan mutu unsur hara, dengan seminimal mungkin mengurangi pemakaian zat kimia.

Berikut ini akan dipaparkan contoh konkrit dalam menghadapi tikus sawah, nan lebih alami dilakukan oleh sebagian petani di Jawa Tengah dan Sulawesi. Pada sebagian petani di Demak, cara menghadapi tikus sawah dengan mengembangkan penangkaran burung hantu.

Di sana bahkan masyarakat memiliki paguyupan, nan telah membuat kandang penangkaran dengan luas sekitar 7 x 12 meter. Di dalam kandang tersebut kita dapat melihat proses penetasan, hingga pembelajaran burung Hantu membunuh tikus.

Cara ini rupanya dapat membawa akibat positif bagi para petani. Hasil panen padi perhektar nan semula hanya 3 ton, dapat naik menjadi 6 ton. Tidak hanya itu, panen jagung nan semula hanya 6 ton perhektar dapat menjadi 9 ton.

Jika di Demak membudidayakan penangkaran Burung Hantu, maka lain halnya bagi petani di Sulawesi. Bermodalkan sejumlah dana, petani berinisiatif membentengi sawah nan dimiliki dengan pagar nan cukup licin.

Hal itu bertujuan agar tikus tak bisa melewati pagar, melainkan melewati lorong nan ujungnya telah dipasangi perangkat. Cara ini terbukti efektif sebab setiap malam niscaya ada tikus nan terjebak.

Cara membasmi tikus sawah memang memiliki berbagai alternatif. Semoga alternatif cara-cara di atas, dapat menambah khasanah pengetahuan masyarakat luas pada umumnya mengenai membasmi tikus sawah.