Gol Latif - Steven Gerrard (FA cup Final 2006, Liverpool vs West Ham)

Gol Latif - Steven Gerrard (FA cup Final 2006, Liverpool vs West Ham)

Dalam sepak bola, banyak terjadi gol latif nan membuat kita terperanjat dan berdecak kagum. Bahkan tidak sporadis gol latif itu membuat komentator pun keheranan dan terkejut. Berikut rangkuman beberapa gol latif nan tidak dapat dilupakan oleh para penggemar sepak bola.



Gol Latif Zinedine Zidane (Final perserikatan Champions 2002, Real Madrid vs Bayer Leverkusen)

Zidane memang telah banyak membuat gol indah sepanjang kariernya. Tapi gol latif pada final Perserikatan Champions 2002 ialah gol nan paling berkesan bagi Zidane dan para fans Real Madrid. Pada saat itu, kedudukan 1-1 buat kedua tim. Pada menit ke 45, Roberto Carlos mengirim umpan pada Zidane nan berdiri bebas di kotak Penalti.
Umpan lambung tersebut lantas ditendang oleh Zidane dengan kaki kirinya. Bola pun meluncur deras ke gawang Hans Jorgg Butt. Gol latif ini pun menjadi gol nan mengantar Real Madrid kampiun Perserikatan Champions kesembilan kalinya.

Fantastic, Fantastic, Fantastic ,” tutur komentator saat itu. Saking istimewanya gol latif ini, beberapa pengamat sepak bola bahkan menyebut gol Zidane merupakan salah satu gol terbaik nan pernah terjadi di Perserikatan Champions.



Gol Latif Lionel Messi (Copa Del Rey Spanyol 2007, Barcelona vs Getafe)

Siapa nan tak segan ketika melawan Lionel Messi di lapangan hijau? Bahkan saat ini, Messi merupakan pemain terbaik dalam global sepak bola. Digadang-gadang sebagai titisan Diego Armando Maradonna, Messi ialah representasi dari sepak bola modern Amerika Latin nan mengedepankan kecepatan, teknik membawa bola, dan permainan cantik.

Gol latif nan Messi untuk di Copa Del Rey 2007 pada saat melawan Getafe ini seakan membenarkan dirinya sebagai pemain terbaik global pada saat ini. Gol latif ini dibuat oleh Messi dengan membawa bola dari tengah lapangan. Messi berlari dengan cepat dan melewati lima pemain Getafe nan mencoba menghentikannya. Ia akhirnya sukses membuat gol indah. Ini merupakan gol nan spektakuler dari bocah nan kala itu berusia 19 tahun. Gol latif Messi ini membawa timnya memenangkan pertandingan dengan skor 5-2.



Gol Latif - Steven Gerrard (FA cup Final 2006, Liverpool vs West Ham)

Steven Gerrad adalah icon bagi Liverpool saat ini. Selain sebab ia ialah seorang loyalis bagi klub nan dijuluki “The Reds” tersebut, Gerrard merupakan sosok kapten nan dikenal pandai dalam memotivasi teman-temannya di lapangan.

Beberapa kali timnya berada dalam kondisi nan tertinggal, namun Steven Gerrard selalu dapat menjadi inspirator buat membalikkan keadaan lewat gol indahnya. Final Perserikatan Champions 2005 salah satu contohnya. Pada saat itu, Gerrard menjadi inspirator bagi Liverpool nan kala itu tertinggal tiga gol buat membalikkan keadaan memenangkan pertandingan lewat adu penalti.

Belum habis memori para Liverpudliand terhadap kejadian di Istanbul tersebut. Pada Final FA cup nan berlangsung di Wembley, Gerrard kembali menjadi penyelamat timnya dengan mencetak gol indah.

Saat itu, Liverpool dalam keadaan tertinggal 2-3 dan pertandingan memasuki babak extra time . Gerrard melakukan tembakan dari luar kotak penalti memanfaatkan bola muntah. Tendangan dari jeda 35 yard tersebut tak dapat diantisipasi oleh kiper West Ham. Liverpool menyamakan kedudukan dan akhirnya setelah melalui adu penalti, Liverpool memenangkan trophy piala FA.

Karena gol latif nan dibuat Gerrad ini sangat fantastis, MartinTyler, komentator pertandingan tersbut sampai berujar “ magnificent, quality, class everything in that goal ”. Tyler pun berkata bahwa ini ialah gol penyama kedudukan paling latif nan pernah ia lihat.



Gol Latif - Diego Armando Maradonna (Piala Global 1986, Argentina vs England)

Tidak dapat dipungkiri, Maradonna merupakan salah satu pemain sepak bola terbaik sepanjang masa. Bahkan di Argentina, ada sebuah sekte nan menasbihkan Maradonna sebagai tuhannya. Selama kariernya, Maradonnna banyak mencetak gol indah nan membuat dirinya terkenal lintas dekade. Dan gol Maradona di Piala Global 1986 ketika melawan Inggris lah nan paling luar biasa.

Pada saat itu, Maradonna membawa bola dari tengah lapangan dan melewati lebih dari lima pemain inggris. Hebatnya, Maradonna hanya membutuhkan waktu 11 detik buat membawa bola dari pinggir lapangan hingga memasukan bola ke gawang Peter Shilton, salah satu kiper terbaik nan dimiliki oleh Inggris.

Pada partai tersebut, Maradonna menjadi man of the match . Ia mencetak dua gol dan membawa Argentina menang 2-1. Pada 2002, FIFA menggelar sebuah Award buat sepak bola dan Gol Maradonna ini terpilih menjadi “Goal of the Century”.

Proses Gol Latif Maradonna ini hampir sama dengan gol Messi ke gawang Getafe pada 2007. Hal inilah nan membuat banyak pengamat sepak bola berkata bahwa Lionel Messi merupakan titisan dari Diego Armando Maradonna.



Gol Latif - Rivaldo ( La Perserikatan Spanyol 2001, Barcelona vs Valencia)

Tak ada nan meragukan bahwa Brasil penuh dengan bakat nan hebat dalam sepak bola. Selain itu, banyak gol latif muncul dari para pemain timnas Samba, salah satunya ialah Rivaldo Fetor Boba Fereirra. Dia ialah seorang gelandang nan permainannya menjadi cikal bakal second striker pada sepak bola modern saat ini.

Gol latif nan dibuat Rivaldo pada saat melawan Valencia cenderung akrobatik. Dia melakukan tendangan dengan salto ke belakang. Hebatnya, tendangan salto ini dilakukan di luar kotak Penalti. Rivaldo menahan bola dengan dadanya, lalu melakukan bicyle kick tanpa melihat posisi kiper. Meskipun dilakukan secara akrobatik, namun buat melakukan tendangan ini diperlukan perhitungan nan matang. Bukan spekulasi, sebab terlihat Rivaldo dijaga oleh seorang pemain Valencia di belakangnya.

Gol latif ini juga menjadi penyelamat Barcelona dari hasil seri sekaligus memberi jatah tiket Perserikatan Champions pada Barcelona di musim selanjutnya. Pada pertandingan tersebut, Rivaldo menjadi man of the match karena mencetak hat-trick . Gol ini juga mendapat nominasi dari FIFA sebagai “ one of greatest goal ever combined by importance and skill ”.



Gol Latif - Mauro Bressan (UEFA Champions League 1999, Fiorentina vs Barcelona)

Mungkin dalam daftar ini, nama Mauro Bressanlah nan paling tak terkenal. Bahkan jika dilihat secara statitsik, ia tertinggal jauh dengan para pencetak gol latif dalam daftar ini. Selama karier profesionalnya, ia mencetak tak lebih dari 30 gol. Ini sangat sedikit jumlahnya dibandingkan dengan Rivaldo nan pernah mencetak 30 gol dalam satu musim.

Selain itu, Mauro tak pernah mengangkat trophy apa pun dalam karier sepak bolanya. Pemain tengah itali ini bahkan namanya tenggelam di antara bintang-bintang Itali seperti Baggio, Di Canio, Albertini, Zolla, dll.
Namun pada saat Fiorentina melawan Barcelona di tahun 1999, Mauro melakukan hal luar biasa. Ia melakukan tendangan akrobatik dari jeda 25 yard, (lebih jauh daripada Rivaldo). Tendangan salto ini menembus gawang Barcelona dan membuat Fiorentina bisa menahan imbang Barcelona.

UEFA memasukkan gol latif tersebut ke dalam “T he Greatest goal in the champions league ”. Gol Mauro ini berada di peringkat dua. Hanya kalah oleh gol Zinedine Zidane. Secara teknik, gol ini memang lebih baik dari Zidane, tapi sebab selama kariernya Zidane bermain lebih baik dari Mauro, jadi Zidane lah nan menempati posisi pertama.



Gol Latif - Roberto Carlos ( La Perserikatan Spanyol, 1998 Real Madrid vd Tenerife)

Satu lagi pemain Brasil masuk ke dalam daftar, dia ialah pemain sepak bola nan mewariskan permainan fullback modern pada saat ini. Pemain belakang nan mempunyai tipikal menyerang. Dalam daftar ini, dia ialah satu-satunya pemain bertahan nan mencetak gol indah.

Roberto Carlos memang terkenal sering mencetak gol latif lewat tendangan bebas. Salah satunya nan paling terkenal ialah tendangan bebasnya ke gawang Perancis pada saat pertandingan persahabatan. Jika Beckham hanya memiliki tendangan pisang, Roberto Carlos memiliki tendangan pisang nan keras. Pastinya, ini akan menjadi hal nan ditakuti oleh kiper manapun.

Tapi, gol latif Roberto Carlos ini lebih spektakuler dari golnya pada saat versus Perancis. Pada saat melawan Tenerife, Roberto Carlos menendang bola dari sudut kiri dekat tiang corner dan bola itu sukses masuk.
Ajaibnya, gol latif Roberto Carlos ini tak dilakukan pada saat free kick , melainkan pada saat open play . Bahkan ini merupakan satu-satunya gol nan dicetak dari sudut sesempit ini.

Ini ialah gol nan hampir tak mungkin dilakukan sebab dibutuhkan tendangan nan seksama buat melakukan tendangan melengkung dari sudut kiri gawang. Bahkan menurut Khalid Khan, seorang kolumnis sepak bola, gol latif ini merupakan gol terbaik sepanjang masa.

Sepak boladan segala perhelatannya tak akan berhenti sampai di sini saja. Besar kemungkinan akan terjadi kembali rentetan gol latif di masa nan akan datang. Semoga saja nantinya ada orang Indonesia nan mencatatkan dirinya dalam gol latif sepanjang masa.