Pengertian Media - Pilihan Ada di Tangan Anda

Pengertian Media - Pilihan Ada di Tangan Anda

Pengertian media sama dengan perantara. Namun belakangan pengertian media ini bergeser sinkron dengan kontaknya dengan berbagai hal nan berhubungan dengan masyarakat. Pengertian media sekarang sama dengan publikasi. Media sendiri ada majemuk macamnya. Media televisi, media cetak dan media suara atau disebut juga radio. Namun nan lebih popular ialah media cetak dan media televisi. Yuk kenalan dengan kedua media tersebut.

  1. Media televisi

Untuk media nan satu ini, Anda semua niscaya mengenalnya. Kata media televise sendiri sudah sangat akrab dimasyarakat. Saking akrabnya seolah pengertian media ini sudah manunggal dengan budaya dan kehidupan di masyarakat. Media televisi artinya mediator buat televisi. Itu kalau mau dibahasakan secara harfiahnya. Namun dalam artian nan dipahami publik, media televisi ialah sekumpulan orang nan mengelola warta ataupun segala sesuatu nan berhubungan dengan publik dengan mediator televisi.

Sekarang televisi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Tidak ada satupun orang nan tak mengenal televisi. Walaupun ada suku primitive di Indonesia nan tak menggunakan televisi, mereka pun mengerti sebab biasanya niscaya ada televisi nan diletakkan sebagai wahana publik.

Bicara tentang televisi tak akan pernah habis-habis. Bahkan sekarang televisi sudah semakin bertambah stasiunnya. Artinya awak media televisi juga bertambah. Mereka semua melayani konsumsi publik. Namun mereka bukan pekerja PNS nan selalu kita anggap melayani masyarakat.

Orang-orang tersebut bekerja menentukan dan separuhnya bertaruh apa-apa saja nan kelak akan disukai masyarakat. Jadi, bukan masyarakat nan kemudian menentukan acara. Namun medialah nan menyajikan tontonan dengan tuntunan halus agar masyarakat menyukainya.

Bayangkan, saat ini sudah ada 11 acara di televisi. Kalau mereka mengudara semua serentak dari jam 4 pagi sampai jam 2 dini hari, berarti mereka mengudara sebanyak 22 jam dalam sehari. Kalau 22 jam setiap satu stasiun televisi, berarti dengan adanya 11 stasiun dikali 22 ada sekitar 242 jam. Bila setiap acara kita rata-ratakan, masing-masing program menghabiskan waktu 2 jam. 242 dikotomi menjadi 121. Jadi selama satu hari kita dapat memiliki pilihan sebanyak 121 program.

Namun, sayangnya, diantara ke 121 program tak sampai separuhnya nan bermutu. Sisanya kebanyakan tak mendidik. Pola Siaran di media televisi memang seringkali tergantung bagaimana stasiun televisi itu memilihkan acara buat kita, atau membuatkan acara buat masyarakat. Jadinya, masyarakat menerima apapun acaranya. Kemudian akhirnya memilih apa nan hendak ditonton. Kalau kebetulan nan ingin ditonton tak ada, ya, jadilah televisi Anda dimatikan.

  1. Media cetak

Setelah pengertian media televisi dibahas, giliran membahas pengertian media nan satu ini, media cetak. Kalau disatukan dengan kata media dalam artian sebenarnya, terasa aneh barangkali ketika mendengar kata media cetak. Arti harfiahnya berarti mediator cetak. Namun kalau pengertian media ini ditambah seperti mediator buat memberitakan sesuatu lewat nan dicetak, ini lebih masuk akal dan sesuai.

Anda niscaya kenalkan dengan media cetak alias koran, majalah, tabloid atau apapun nan gunanya dicetak dan dipublikasikan secara rame-rame. Namun harus diingat, media cetak bukan buku. Mengapa? Karena media isinya warta nan dibuat secara keroyokan. Buku sendiri dibuat secara ekslusif jadi tak masuk dalam pengertian media cetak.

Berbeda dengan televisi nan memiliki banyak program dengan durasi nan lama dan mengandalakan visual dan audio. Media cetak hanya spesifik buat media visual. Anda menggunakan penglihatan buat membaca atau melihat gambar nan disajikan di koran, di tabloid ataupun majalah.

Kalau media cetak dapat memiliki bentuk fisiknya dan dapat menyimpannya, lain persoalan tentunya dengan media televisi nan memanfatkan fungsi digital. Kemajuan sekarang ternyata sudah merambah pada media digital lain nan dikenal sebagai media internet. Untuk media nan satu ini menggabungkan fungsi media nan sudah ada terlebih dahulu.



Media Cetak dan Televisi Penggerak Kemajuan Bangsa

Setelah memahami pengertian media nan berbentuk cetak dan televisi, kita akan flashback ke masa lalu, ketika global belum memiliki dua kemajuan tersebut. Terlihat peradaban berjalan secara lambat. Manusia tak memiliki akses informasi publik.

Walau mereka menggunakan akses informasi publik, tapi nan tercipta ialah akses publik berupa warta dari mulut ke mulut nan terkadang sumbernya tak jelas. Sungguh hebat seorang perawi Hadis mampu menyusuri para narasumber satu persatu buat dapat mengumpulkan hadis hadis nan sekiranya shoheh.

Sekarang Anda tak perlu menyusuri satu persatu sumbernya. Media nan mengambil satu sumber, niscaya akan menyertakan sumbernya sehingga tak membingungkan dan tak memutuskan mata rantai berita.
Dengan adanya akses publik, mudah sekali buat mendapat berita, bahkan dari berbagai pelosok belahan dunia.

Akses publik berupa media di masyarakat Amerika dulu dapat mengungkap skandal mengerikan tentang tindakan semena-mena penguasa terhadap para penambang. Juga tentang tak diperlakukannya pekerja tambang wanita dengan layak. Semua sukses diekspos ke media sehingga menimbulkan reaksi nan ujungnya niscaya berbuntut perubahan.

Beberapa skandal pun dapat diangkat media. Media dapat dengan gampang menggoyang kekuasaan seseorang. Media memang dapat memiliki sisi malaikat dan menolong rakyat jelata nan tertindas, namun dapat menjadi iblis ketika berpihak pada penguasa nan jahat. Ibarat sebuah belati bermata dua, bagaimana seseorang saja nan akan menggunakan media sebagai senjatanya. Baik buat buat kebaikan ataupun kejahatan.

Sayangnya, media besar di Indonesia malah dikuasai oleh para politikus nan jelas-jelas cuma akan menggunakan media sebagai alat mereka buat memperlancar bisnis atau buat naik ke pusat pemerintahan. Ini mengerikan, sebab media akan mengarahkan opini publik ke arah nan diinginkan pihak penguasa. Contohnya ialah seperti nan pernah terjadi ketika Indonesia masih di perintah Suharto.

di banyak negara-negara dengan pemimpin diktator, pemerintah memang memegang akses ke ranah publik dengan menguasai media. Memang, tak semua media sungguh-sungguh milik para politikus. Ada juga media nan mencoba berdiri diantara rakyat dan politikus. Mereka berharap dapat menjadi penyambung lidah rakyat dalam menyampaikan aspirasi.

Pernah juga media nan terlalu berani melawan pemerintah di bredel. Akses nya dikunci dan dimatikan kreatifitasnya. Bahkan nan terparah dipenjarakan fisiknya. terkadang hal itu sukses membunuh keberanian para awak media, tapi dapat juga malah membangkitkan pemberontakan.



Pengertian Media - Pilihan Ada di Tangan Anda

Mungkin memang dominasi atas ranah publik dimiliki oleh media, sehingga pengertian media nan sesungguhnya jadi rancu. Namun, dalam menentukan akan dominan ke mana ialah diri kita sendiri. Kitalah nan memilih apakah akan membiarkan terbawa arus warta publik, atau memilih buat bebas.

Media hanya alat, bukan segalanya, juga bukan pusat informasi nan selalu harus anda percayai. Jalur informasi ada banyak. Salah satunya memang warta di media, terutama warta nan mengungkap kekinian, seperti warta nan terjadi pada hari itu. Warta tersebut ialah fakta nan sungguh terjadi hari itu. Namun warta nan sungguh-sungguh kabur ialah warta politik dan korupsi. Adanya dominasi atas akses media milik para politikus semakin mempersulit jalannya kebenaran.

Tapi, bukan berarti kita harus disetir media. Sesungguhnya nan tengah dipuaskan oleh media ialah kita, rakyat ini. Bagaimanapun kemudian media itu melenceng disebabkan sebab kita juga.